5. Fobia Gelap dan Alergi Kacang

865 118 35
                                    

Terima kasih buat yang udah berkunjung di cerita ini dan memberi dukungannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terima kasih buat yang udah berkunjung di cerita ini dan memberi dukungannya. 😘

-

-

-



Aaraz tidak mengerti kenapa dirinya berada di sini. Apalagi bersama dengan Carol yang jika di dekatnya persis perangko nempel di kertas amplop. Tidak lepas-lepas.

Kalau bukan karena seharian memikirkan Miyu dan Salman yang akan pergi kencan, malas sekali dia ke sini bersama Carol. Satu-satunya alasan dia bisa jalan dengan wanita itu karena perintah nenek. Dan sekarang keajaiban dunia nambah satu lantaran dia mengajak Carol jalan tanpa paksaan dari Nenek.

"Aku seneng banget deh, akhirnya kamu ajak aku nonton juga. Biasanya kalau aku ajakin selalu saja nolak," ujar Carol, lengannya terus saja melingkari lengan Aaraz. Seandainya tidak ingat etika, sudah Aaraz sentak lengan itu.

Aaraz tidak merespons, dia sibuk memperhatikan jam tangan. Sudah lebih dari sepuluh menit Salman dan Miyu belum nampak batang hidungnya.

"Yuk, kita beli tiket dulu. Nanti keburu filmnya dimulai."

"Tunggu sebentar." Aaraz memanjangkan leher, mencari keberadaan mereka.

"Kamu lagi nyari siapa?" tanya Carol heran, melihat wajah gelisah calon tunangannya itu.

"Salman."

"Jadi kita nggak cuma berdua?" Ada nada tak suka dari cari bicara Carol.

"Ya nggaklah."

Ogah banget gue berdua sama lo di bioskopm

"I-ih, nggak asik banget. Aku kan pengin mesra-mesraan sama kamu," rengek wanita berambut panjang bergelombang itu seraya menggoyang-goyangkan lengan Aaraz.

"Carol, bisa diam nggak?" sentak Aaraz sedikit kesal. Membuat wanita pilihan neneknya itu seketika manyun.

Orang yang Aaraz tunggu akhirnya muncul juga. Dia sontak mengalihkan pandang dan pura-pura sibuk melihat-lihat poster film yang sedang tayang. Hingga ....

"Loh, Pak Aaraz di sini juga?"

Itu suara sapaan Miyu. Aaraz diam-diam tersenyum lantaran aktingnya berhasil. Dia menoleh dan pura-pura kaget melihat Miyu bersama Salman.

"Kalian nonton di sini?" tanya Aaraz dengan tangan yang tenggelam ke balik saku celana.

"Kan gue bilang kalau kami bakal nonton malam ini. Lo aja yang sok nggak mau diajak double date. Dan sekarang?" sahut Salman sambil melirik Carol yang malam ini tampil luar biasa seksi. "Malam, Carol," sapa pria keturunan Turki itu pada wanita yang sekarang mengenakan mini dress dengan potongan sabrina.

Twenty Years (TERBIT E-book) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang