"Nyari apa sih lo?"Dua alis Ela mengeriting. Jarinya yang sedang menari di atas kibor laptop terhenti melihat Miyu tengah mencari sesuatu di bawah kolong meja.
"Ganci gue," sahut Miyu sambil terus memindai setiap inci lantai di bawah mejanya dan meja Ela.
Ela mendebas, bola matanya berputar. "Ganci buluk lo itu?"
Miyu tak terima gantungan kunci kesayangannya disebut buluk hingga refleks dia mendongak. Dan sialnya, kepalanya malah kepentok meja.
"Aduh," pekiknya, lantas memegangi kepalanya yang terbentur.
"Astaga, Miyu." Ela tertawa. "Cari ganci buluk aja sampe jedotin pala ke meja."
Miyu mengerutkan bibir, matanya mendelik ke sahabatnya itu. "Ganci gue nggak buluk, ya!" katanya seraya keluar dari kolong meja.
"Memang nggak sih, tapi udah busuk. Udah waktunya dimuseumkan ke tong sampah." Tanpa rasa bersalah Ela tertawa lagi.
Sambil memegangi kepalanya yang sedikit nyeri, dia meninggalkan Ela.
"Gue mau nyari ke pabrik."
Paling sebal kalau Ela sudah mengejek ganci kesayangannya. Ganci pemberian Aaraz 20 tahun lalu itu mendadak hilang.
Itu baru Miyu sadari ketika dia pulang ke apartemen. Alhasil, semalam wanita itu kurang tidur memikirkan dan mengira-ngira di mana benda itu terjatuh.
"Astaga, Mi. Masa sampe nyari ke sana-sana?"
Miyu mengabaikan. Namanya juga usaha. Kemarin kan dia sempat ke pabrik, kali saja jatuh di sana.
Miyu kembali menyusuri lantai dengan kepala menunduk. Teman-temannya mulai iseng mengganggu pencariannya.
"Nyari receh, Mi? Percuma, nggak bakal nemu, tapi kalau nyari hatiku, di sini tempatnya." Bowo, orang perencanaan cengar-cengir melihat Miyu menyapu lantai dengan mata.
"Lo tuh, Wo, yang receh mah," celetuk lainnya. Membuat Bowo mengerucutkan bibir.
"Namanya juga usaha. Cari apa sih, Miyu Cantik?" tanya Bowo sok care.
"Gantungan kunci Angry Bird. Lo ada lihat nggak?"
Ketika Bowo menggeleng dengan muka bingung, Miyu pun melewati pria itu begitu saja.
Pria yang sebetulnya ganteng itu pun langsung melesat ke kantor marketing, menemui Ela. "Sepenting apa sih gantungan kunci?" tanya Bowo begitu sampai di depan Ela.
Ela yang sedang fokus bekerja terkejut melihat kedatangan manusia satu itu yang tiba-tiba.
"Lo datang permisi kek, jadi jantung gue aman," ujar wanita itu menggeram pelan.
Bowo meringis lebar. "Sori, deh. Itu kok Miyu nyari gantungan kunci sampe segitunya. Kan bisa beli lagi."
"Setau gue itu ganci pemberian teman masa kecilnya dulu. Jadi, nggak bisa dibeli lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Twenty Years (TERBIT E-book)
General FictionSetelah 20 tahun berpisah Miyura Nanda dipertemukan lagi dengan Aaraz Radhitya, teman masa kecil sekaligus cinta monyetnya yang tiba-tiba saja menghilang. Pertemuan itu mengejutkan Miyu lantaran Aaraz adalah manajer baru di tempatnya bekerja sekara...