Bagian 2: Pelecehan

1.9K 172 1
                                    

‼️Warning‼️

Mengandung unsur kekerasan seksual dan keinginan bunuh diri.

Diharapkan membaca saat pikiran tidak kosong, dan suasana hati tidak buruk.

Dunia ini memang seperti neraka, tapi kalau memilih bunuh diri, kita akan benar-benar masuk neraka.

Tidak ada niatan menyinggung pihak manapun, tapi dalam apa yang kupercayai, bunuh diri memang dosa yang tak termaafkan.

Bagi siapapun yang merasa berada di dalam neraka, tetap hidup ya. Kutuk saja semua orang sampai hatimu lega, tapi jangan pernah memilih mati.

Hidup kita terlalu berharga untuk dilenyapkan karena orang lain.

________________

Karena terjebak di dalam kebakaran saat masih kecil, separuh bagian tubuhku mengalami luka bakar yang cukup serius.

Mulai dari wajah hingga kaki, semuanya terkena amukan si jago merah.

Keluargaku yang miskin membuat aku tidak bisa menerima pengobatan yang semestinya. Jangankan operasi plastik, salep untuk menyamarkan sedikit bekas lukaku saja tidak mampu kami beli.

Oleh karena itu, aku akhirnya tumbuh bersama dengan luka bakar ini.

Disebut sebagai setan, monster, iblis, dan hinaan lainnya, aku sudah biasa. Itu karena wajahku memang terlihat menakutkan.

Tapi meskipun begitu, tubuhku rupanya berkembang lebih baik daripada wajahku.

Aca sering mengatakan bahwa dia iri dengan bentuk pinggangku yang ramping. Dia juga sering mengatakan ingin memiliki dada dan pantat yang berisi sepertiku.

Semua pujian itu, terasa sangat tulus dan nyata.

Setidaknya itu yang kupikirkan, sampai akhirnya aku mendengar percakapan terlarang yang seharusnya tak kudengar.

Saat itu aku tengah lembur karena si sialan Marcell memintaku untuk mengerjakan tugas milik Aca.

Aku tidak bisa marah pada Aca karena dia memang sedang sakit. Di sini yang salah adalah Marcell.

Begitulah yang kupercayai hingga akhirnya aku mendengar suara-suara aneh dari ruang kesehatan kantor.

Waktu itu jam dinding menunjukkan pukul enam malam. Aku berencana menengok Aca, namun ternyata, di dalam ruang kesehatan itu sudah ada orang lain.

Dan ya! Itu Pak Marcell!

Suara berisik dan diselingi desahan membuat jantungku berdebar sangat kencang. Aku takut ketahuan oleh mereka berdua.

Padahal yang berbuat kotor adalah mereka, tapi justru aku yang seperti tikus got begini.

Mau bagaimana lagi?

Aku melihat Pak Marcell sedang menyetubuhi Aca. Dan Aca pun terlihat sukarela. Mereka melakukannya suka sama suka.

Tapi ini salah! Mereka kan sudah punya pasangan masing-masing!

Pak Marcell bahkan sudah punya satu anak, dan Aca akan menikah bulan depan. Apa mereka gila?!

"Hahhh ... Hahhh ... Seperti biasa, kamu selalu luar biasa, Ca."

Kakiku beku. Mulutku terkatup rapat. Dari sela-sela pintu aku bisa melihat mereka mulai memakai kembali baju-baju yang berserakan di lantai.

"Mulutmu itu. Sekarang saja kamu bilang aku luar biasa. Itu hanya gombalan!"

Hello!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang