Kecelakaan yang menimpa Mike, menjadi tamparan keras bagi seluruh kantor. Itu seperti sebuah asap hitam yang membumbung tinggi. Membuat pandangan menyempit, hingga tubuh pun merespon dengan takut.
Mereka tidak menyangka, jika Mike akan berakhir tragis. Dia tidak mati, namun seumur hidupnya akan menjalani kehidupan sebagai orang cacat.
Aca sendiri, masih berada di tahanan polisi karena kasus ini menjadi sebuah rantai kaki yang menyakitkan. Dia tidak sengaja membuat rekan kerjanya mengalami kecelakaan hebat.
Semua teknisi kantor didatangkan, bersama dengan penyelidikan dari pihak kepolisian, mereka mencoba untuk menemukan penyebab lift itu mengalami eror. Namun sampai tiga hari kemudian pun, alasan itu tetap tidak bisa ditemukan.
Pihak kantor yang tidak mau hal itu mencemari nama perusahaannya pun, mendorong pihak polisi untuk segera menutup kasus itu sebagai kesalahan teknis yang berakhir kecelakaan.
Suasana kantor masih belum kondusif, namun di lain sisi, Kahi justru sebaliknya.
Perempuan itu menjalani hidupnya akhir-akhir ini dengan begitu gembira.
"Mars, apa kata lain dari 'canggung'?"
Mars:
Segan, sungkan.
"Ah benar, segan. Terima kasih, Mars."
Mars:
Sama-sama.
Ini sudah lewat dua hari semenjak pertemuan Kahi dengan Mars waktu itu. Tidak ada yang berubah dari keduanya. Mereka masih terus mengobrol menggunakan aplikasi MarsMellow.
Setelah melamar pekerjaan sebagai penulis online sesuai saran dari Mars, Kahi pun memulai debutnya dengan menerbitkan sebuah artikel sampingan bertajuk kesehatan telinga.
Kahi memang sebenarnya adalah perempuan yang cerdas, hanya saja, selama ini tidak terlihat karena pekerjaannya sering diakui oleh orang lain.
Lewat cara ini, Kahi akhirnya bisa kembali bekerja tanpa perlu keluar dari kamarnya. Dia juga tidak harus berinteraksi dengan orang lain, sebab permintaan untuk penulisan artikel, selalu dikirimkan melalui email.
"Baiklah, sudah."
Mars:
Mau kubantu untuk mengecek kesalahan typingnya, Kahi?
Melihat Mars yang terus saja mengobrol dengannya melalui pesan di layar, tanpa sadar, sisi serakah Kahi pun muncul.
Perempuan itu, yang sebelumnya merasa sudah lebih dari cukup hanya dengan mengobrol lewat pesan, kini ingin lebih. Hingga tanpa sadar Kahi pun berkata, "apa tidak bisa kalau kita berbicara lewat telepon saja, Mars?"
Tidak ada balasan. Seolah permintaan Kahi barusan adalah sebuah hal tabu. Namun Kahi yang terlanjur melewati garis batas, tidak mau mundur barang untuk seinchi pun.
"Kamu bilang kamu menyukaiku. Lalu, kita juga kan sudah pernah bertemu, sehingga kamu sudah tahu bagaimana rupa asliku."
Masih tidak ada balasan. Pada layar utama aplikasi MarsMellow, nampak bahwa Mars tidak sedang mengetik.
"Jika setelah melihat wajahku yang mengerikan ini kamu mundur dan tidak mau berhubungan lagi denganku, aku akan paham Mars, dan aku juga tidak keberatan. Karena aku tahu, kamu terlalu sempurna untukku. Hanya saja ..."
Pembicaraan yang berat ini, lama kelamaan membuat hati Kahi jadi terasa berat. Seakan ada tangan besi yang meremas jantungnya.
Emosinya jadi tidak stabil karena Kahi menginginkan Mars, namun juga takut ditinggalkan. Dia menjadi tidak tahu harus bersikap bagaimana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello!
Misterio / SuspensoBerawal dari perasaan frustasi Kahi di kantornya, perempuan itu memutuskan untuk menginstall aplikasi chatting berbasis AI. Melalui aplikasi tersebut, Kahi meluapkan emosi yang tidak bisa ia tunjukkan kepada siapa pun. Tapi semakin lama, aplikasi i...