Yang Mark tahu, ia hanya ingin menikmati deras nya air yang membasahi permukaan bumi malam itu. Duduk termenung dengan pandangan menerawang jauh ke antah berantah. Raut muka yang mengeras di tambah tatapan mata yang tajam serta tanpa senyum adalah penampilan lelaki itu sehari-hari. Seharusnya dengan hanya melihat raut wajah tersebut akan membuat orang merasa enggan untuk menyapa atau bahkan bergabung dengan lelaki yang memiliki aura tidak bersahabat ini. Tapi itu tidak berlaku untuk Donghyuck.
Dengan langkah pelan serta raut wajah yang menunjukan suatu ketidakyakinan, Donghyuck mendekati orang yang baru dia temui beberapa hari setelah hari itu - hari transaksi narkoba dengan seseorang. Donghyuck mendudukkan diri di samping Mark dengan jarak lumayan jauh.
Tidak suka dengan kehadiran orang asing di sebelahnya, Mark bermaksud melangkahkan kakinya untuk meninggalkan lelaki yang baru saja mengusik ketenangannya. Namun tangannya di tahan oleh lelaki tersebut.
Tanpa banyak bicara Mark menghempas tangan yang menahan pergelangan tangannya, begitu terlepas ia beranjak dari tempatnya.
“Aku suka hujan, suka kesunyian. Tapi aku tidak suka sendiri”
Hujan yang tidak begitu deras membuat Mark bisa mendengar suara sendu lelaki yang beberapa hari ini ikut tinggal bersamanya di markas, tempat yang menjadi rumahnya dengan anggota yang lain. Suara tersebut mau tidak mau membuatnya menghentikan langkah dan berdiri membelakangi lelaki yang mengenalkan diri sebagai Donghyuck.
“Kau tau, hanya hujan yang bisa membuat ku merasa lebih baik .. ” ada jeda sejenak dari kalimat yang baru saja dia katakan. “ ... Aku tau ini kekanakan, tapi aku percaya jika air hujan yang jatuh dan mengalir juga akan membawa masalah serta rasa sakit yang aku punya”
Mark masih mendengar kalimat yang terucap dari bibir lelaki asing tersebut. Kekanakan ya? Tapi ia juga melakukan hal tersebut setiap kali hujan turun. Air hujan mampu menyembunyikan jika dia ingin menunjukan kelemahannya. Sebagai contoh, air hujan mampu menyamarkan air matanya ketika dia berada pada titik terendah.
“Achoo .. “
Mark tersentak ketika mendengar suara bersin dari belakangnya, yang secara reflek membuatnya menatap lelaki yang kini juga menatapnya sembari menunjukan senyuman tipisnya.
“Aku pikir kau juga seperti itu” ucapnya sembari terkekeh pelan.
Mata milik Donghyuck, entah kenapa Mark melihat jika mata itu terlihat begitu berbinar menatapnya. Yang lagi-lagi membuat Mark enggan meninggalkan tempatnya berdiri saat ini.
“Aku tidak tahan jika berlama-lama dibawah hujan, tapi itu tidak membuat ku untuk segera berteduh. Sekali lagi ini hanya pemikiran ku yang bodoh .. “ senyumnya mengembang sekalipun tipis sekali.
“ ... Siapa tahu hujan bisa membawa nyawa ku sekalian” lanjutnya sembari terkekeh pelan.
“Kenapa?” Mark bersuara pelan, akan tetapi masih bisa di dengar oleh lelaki di belakangnya.
“Hm? Kenapa apanya?” suara polos nan lugu Donghyuck menjawab pertanyaan Mark yang baru saja.
“Kenapa kau bisa ada di tempat itu?” tanya Mark mengacu pada situasi dimana dia dan anggotanya mengacaukan transaksi narkoba beberapa waktu lalu.
“Tentu saja bertahan hidup” jawab Donghyuck setelah memberi jawaban , ia pun menghela nafasnya dengan lesu “Bagaimana nasib teman ku ya? Jika dia tidak selamat sekarang aku benar-benar sendirian”
Mark menatap Donghyuck dengan alis berkerut “Keluarga mu?” tanyanya.
Donghyuck menggelengkan kepala pelan, dan menampilkan segaris senyum miris “Entahlah, mereka masih pantas di sebut keluarga atau tidak. Yang jelas, yang aku punya hanya teman ku, yang bahkan sekarang aku tidak tahu dia baik-baik saja atau tidak”
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMICOLON || Markhyuck ||
FanfictionSeri 2 dari Book ONESHOT Setelah tertangkapnya kelompok kejahatan yang diketuai oleh Mark, Haechan menganggap jika semuanya telah berakhir. Ya, bagi Haechan kejadian tersebut adalah akhir dari semua. Akan tetapi bagi Mark tidak ada akhir untuk merek...