Cukup berdiam diri di apartemen sembari menatap keindahan malam kota Sydney sudah membuatnya senantiasa mengembangkan senyuman, apalagi malam ini langit terlihat begitu cerah meskipun udara terasa dingin hingga menusuk tulang. Haechan merasa cukup karena bersama dengan orang terkasih yang sedang memeluk tubuhnya dari belakang.
“Tidak bosan?”
Haechan semakin mengembangkan senyumannya mendengar suara pria yang telah memikat hatinya “Tidak. Bersama mu, tidak membuat ku bosan sama sekali Darren” ucapnya dengan menikmati sensasi yang di lakukan oleh kekasihnya, menghirup aroma tubuhnya dalam-dalam di ceruk leher. Geli tapi ia menyukainya.
“Bohong” sahut Darren dengan manjanya, sembari mengecupi permukaan leher lelaki yang lebih kecil.
“Apa aku pernah berbohong?” Haechan bersuara lembut menyuarakan protesnya, sembari membalik tubuhnya untuk menghadap sang kekasih.
Cup
Darren tersenyum setelah mencuri satu kecupan pada bibir milik Haechan, lalu kedua tangannya melingkar di pinggang ramping sang kekasih “ I love you .. “ seiring menyatukan dahi mereka.
“Hm? Tumben?” Haechan bersuara heran, meskipun begitu bibirnya menyunggingkan senyum serta hatinya berbunga kala mendengar pernyataan cinta Darren. Biasanya lelaki ini jarang atau bahkan tidak pernah mengatakan hal-hal romantis atau sekedar ‘I love you’
“Because, I love you .. “ ucap Darren lagi sebagai jawaban atas keheranan Haechan disertai senyuman hangat.
Mendengarnya membuat Haechan tidak tahan tertawa pelan “I love you more, Darren .. Always .. “ ucapnya dengan gemas, akan tetapi begitu tulus meskipun hanya sekedar ucapan.
Entah bagaimana awalnya dan entah siapa yang mulai duluan, kini keduanya sudah saling berpagutan. Pelan dan tentu hati-hati, karena bagi keduanya momen seperti ini harus dinikmati bukan untuk di buru.
Haechan sadar saat tubuhnya sudah berada di ranjang dan berada di bawah tubuh lebih besar Darren. Disaat dirinya sudah terlalu larut dengan suasana panas yang tercipta, kekasihnya itu justru menghentikan pertukaran saliva yang mereka lakukan. Haechan menatap kekasihnya tidak mengerti dengan dada naik turun kehabisan nafas.
Darren tersenyum, tangannya merapikan anak rambut basah milik Haechan yang menutupi dahi. Dan perlakuan lembut lelaki tersebut membuat Haechan tak kuasa untuk menenggelamkan dirinya kedalam pelukan lelakinya.
“Hey, will you marry me?”
Haechan terkejut, sesaat setelah memeluk tubuh Darren ia justru mendengar kalimat yang tidak pernah ia sangka sebelumnya, “Sorry??” ia bersuara ragu. Mungkin dirinya salah dengar.
“I love you, and I want to marry with you?” ulang Darren dengan senyum yang senantiasa mengembang.
Haechan tau saat ini Darren tidak mungkin bercanda dengan ucapannya, tapi ia terlalu terkejut mendengar kalimat itu dari mulut seorang Darren. Kekasihnya yang kaku dan dingin ini melamarnya?
“Bagaimana? Apa aku di tolak?” Darren bersuara dengan suara sedihnya, dengan mata menatap lelaki di bawahnya. Haechan terlihat lucu saat ini menurut Darren.
“Yes, No no Darren, I mean Marry me please” sahut Haechan cepat dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca. Ia gugup setengah mati.
Darren tidak bisa menahan senyumannya, “Are you happy?” tanyanya sembari menggenggam tangan Haechan dan mengecupinya.
Haechan mengangguk antusias, ia tidak mampu bersuara karena jika ia bicara maka ia takut akan menangis saat itu juga.
“Looks .. “ Darren menunjukkan sebuah kalung yang telah melingkar di leher jenjang milik Haechan, kalung berliontin salah satu makhluk mitologi. Darren memberi Haechan kalung berliontin peri, dengan harapan kalung tersebut adalah jimat keberuntungan kekasihnya. Susah payah ia memasangnya agar Haechan tidak sadar, itu tujuannya ketika mereka berciuman tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMICOLON || Markhyuck ||
FanfictionSeri 2 dari Book ONESHOT Setelah tertangkapnya kelompok kejahatan yang diketuai oleh Mark, Haechan menganggap jika semuanya telah berakhir. Ya, bagi Haechan kejadian tersebut adalah akhir dari semua. Akan tetapi bagi Mark tidak ada akhir untuk merek...