Chapter 25

1.5K 122 20
                                    


Haechan tidak melihat keberadaan Mark disampingnya ketika ia membuka mata, tanpa ingin mengetahui keberadaan lelaki tersebut Haechan segera pergi menuju kamar mandi untuk membuat tubuhnya menjadi lebih segar.

Bahkan saat dirinya selesai mandi pun Mark juga tidak kembali ke kamar, sekali lagi Haechan mengabaikan hal itu dan melakukan aktifitasnya seperti biasa meskipun aktifitas yang dia lakukan hanya membaca buku. Entahlah Haechan merasa aneh saja ketika tidak ada Mark disekitarnya. Tidak, Haechan tidak sedang mengkhawatirkan lelaki brengsek tersebut, dia hanya merasa aneh saja. Karena selama ini Mark selalu berada di sekitarnya, dan akan pergi tapi hanya sebentar lalu kembali ke kamar, kecualikan ketika lelaki itu sedang mendapat tugas.

“Haechan makanlah dulu” suara Taeyong sempat mengejutkan Haechan, namun lelaki itu mengangguk tipis untuk menanggapi lelaki yang baru saja datang.

Taeyong meletakan makanan di meja dekat Haechan yang sedang membaca buku. Hendak melangkah pergi akan tetapi suara Haechan menginterupsi nya.

“Mark kemana?”

Mendengar suara Haechan serta sikap yang acuh tak acuh ketika berbicara membuat Taeyong tersenyum tipis.

“Mark ada” jawabnya dengan senyuman penuh makna.

Haechan yang hendak menyuapkan nasi pun mengurungkan niatnya, menatap Taeyong tidak mengerti, “Kemana? Tidak ada tanda-tanda keberadaannya” tanyanya ingin tahu.

“Kembali ke kamarnya. Bukankah ini tempat teraman mu? Jadi Mark membiarkan mu menempatinya”

Haechan menyuapkan makanan ke mulutnya sebelum kembali bertanya, dan setelah makanannya tertelan barulah ia bersuara “Maksudnya?, bukan kah ini kamar Mark?”

Taeyong tersenyum kembali “Bukan. Ini kamar ku. Semenjak kematian ibunya, Mark tidak lagi menempati kamarnya sendiri”

Taeyong menunduk sejenak, tersenyum sendu meskipun Haechan tidak bisa melihatnya “Terlalu banyak kenangan buruk di kamarnya” ungkap Taeyong dan suaranya pun kini terdengar sendu.

Haechan sempat terdiam selama beberapa saat, namun segera bersikap sebiasa mungkin “Oh, ya sudah. Kau bisa pergi” kata Haechan kembali melanjutkan kegiatan makannya yang sempat tertunda.

Taeyong pun mengangguk mengerti, ia melangkahkan kakinya untuk pergi meninggalkan kamar bekas miliknya. Tanpa dia tahu jika Haechan mendadak kehilangan nafsu makannya, ia memakan makanannya dengan malas serta pandangannya yang menerawang jauh.

Setelah mengetahui jika Mark tidak akan sekamar lagi dengannya, harusnya ia merasa senang bukan? Tapi kenapa rasanya mendadak kosong setelah Taeyong memberi tahu hal tersebut padanya?

Haechan menggelengkan kepalanya setelah menyadari perasaan aneh tersebut. Ia menampik apa yang baru saja dia rasakan dan mencoba untuk menikmati hari pertamanya tanpa lelaki itu di kamar ini.

.

.


Sore hari setelah menghabiskan waktunya di kamar, Haechan memutuskan untuk mengelilingi Mansion ini lagi setelah merasa bosan membaca buku. Namun sebelum niatannya terlaksana ia justru melihat Taeyong yang sedang memasak sembari bersenandung kecil.

Di tempatnya berdiri Haechan hanya diam mematung sembari mengamati pergerakan lelaki tersebut. Hingga dia di buat terkejut dengan suara Taeyong yang memanggil namanya dengan senyuman yang tersemat di bibir.

“Haechan, kenapa diam saja?” sapa Taeyong.

Haechan pun dengan ragu melangkahkan kakinya untuk mendekati posisi Taeyong berada, yang mana lelaki tersebut sedang sibuk mengaduk sayuran yang sedang ia buat.

SEMICOLON || Markhyuck ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang