Mark membawa tubuh basah Donghyuck yang pingsan dengan cara menggendongnya secara bridal. Apa yang bisa di harapkan dari seseorang yang tidak mempunyai belas kasih? Begitu memasuki markas, Mark membanting tubuh tidak berdaya Donghyuck ke sofa kosong dimana kelompoknya berada.
Tentu saja perbuatan Mark membuat ke 5 orang yang berada di ruangan tersebut bertanya-tanya.
“Dia kenapa bisa tidak sadar seperti ini?” tanya Chenle yang mewakili apa yang menjadi pertanyaan anggota kelompoknya yang lain.
“Kalian urus dia?” Mark berlalu meninggalkan tempatnya berdiri tanpa menjawab pertanyaan anggota termudanya.
“Di lihat dari keadaanya, sepertinya dia baru saja melakukan hal bodoh” sahut Jeno seakan-akan menjawab pertanyaan Chenle yang baru saja. Bagaimana Jeno tidak berkata demikian, penampilan yang di lihat Jeno adalah tubuh yang basah. Terlebih dia ingat lelaki ini mempunyai luka tembak yang masih baru.
“Dia masih hidupkan?” anggota termuda lainnya ikut bertanya melihat keadaan Donghyuck saat ini yang memang terlihat pucat.
“Jika di biarkan begitu saja, lama kelamaan mungkin dia akan menghembuskan nafas terakhirnya di sini” Renjun menjawab dengan asal pertanyaan Jisung yang baru saja. Meskipun begitu, diantara yang lainnya dia lah yang pertama mengangkat kakinya untuk melihat keadaan lelaki bernama Donghyuck ini.
“Bagaimana?” Jaemin bertanya setelah melihat Renjun memeriksa keadaan Donghyuck.
“Aish benar-benar merepotkan” keluh Renjun sembari melipat kain lengannya sebatas siku. Dia melihat lengan Donghyuck yang di balut perban terdapat darah yang merembas.
“Jeno bantu aku membawanya” pintanya pada lelaki yang memiliki otot lebih besar dari pada dirinya.
Meskipun di sertai dengusan kesal, Jeno tetap saja mengangkat tubuh tidak berdaya lelaki yang telah pingsan beberapa waktu lalu ini. Jaemin mengikuti keduanya dari belakang. Meskipun ketiga orang itu tidak memahami ilmu kedokteran, tapi mereka memahami cara bertahan hidup di dunia yang liar ini. Yang mana liarnya, bisa melebihi hewan paling buas yang pernah ada.
.
.
“Oh kalian masih merawatnya, kupikir kalian sudah membuangnya”
Kata Mark yang baru saja mendapati Jaemin membasuh tubuh Donghyuck yang masih memejamkan mata dengan air hangat. Mark melanjutkan langkahnya menuju dapur setelah menyapa Jaemin dengan pernyataannya. Mengambil air lalu meminumnya dengan mata masih tertuju pada Jaemin.
“Kau bilang agar mengurusnya” jawab lelaki yang masih membersihkan tubuh orang baru di tempat mereka ini.
“Mengurus, bukan berarti merawat. Bukankah kau lebih familiar dengan kata membunuh dari pada merawat orang yang merepotkan” Mark bicara sembari mendekati tempat Jaemin berada yaitu sudut ruangan yang menjadi tempat tidur Donghyuck sementara.
Sempat tertegun atas jawaban yang di berikan ketuanya, namun pada akhirnya Jaemin hanya menghela nafas dengan pelan. Benar juga yang di katakan ketuanya ini, kenapa dia mau repot-repot merawat orang asing.
“Sudah terlanjur” jawab Jaemin pada akhirnya. Mark tidak bisa untuk tidak tertawa pelan dengan jawaban anggotanya ini, Jaemin memang terlihat tidak peduli tapi setidaknya lelaki ini masih mempunyai belas kasih, tidak seperti dirinya.
“Bagaimana? Sudah ada perubahan?” tanya Renjun yang baru saja datang entah dari mana.
Jaemin menggelengkan kepala, “Sekarang dia demam?” katanya dengan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMICOLON || Markhyuck ||
FanficSeri 2 dari Book ONESHOT Setelah tertangkapnya kelompok kejahatan yang diketuai oleh Mark, Haechan menganggap jika semuanya telah berakhir. Ya, bagi Haechan kejadian tersebut adalah akhir dari semua. Akan tetapi bagi Mark tidak ada akhir untuk merek...