01. Drrrrrr

734 38 0
                                    

"TAESAN! Jangan berisik! Kasurnya rusak salahmu loh ya." Tidak tahu sudah berapa kali kakak Taesan berteriak dan meneriakkan kalimat yang sama.

Taesan tidak berhenti dan tetap menggulung-gulung dirinya di kasurnya, berteriak di bantalnya, dan menghentak-hentakkan kakinya di lantai kamarnya. Tentu itu membuat suara yang cukup keras. Itulah mengapa kakak Taesan tetap berteriak seperti itu ke Taesan. Takut kamar Taesan roboh.

Taesan masih menghentakkan kakinya dan berteriak tanpa suara. Sudah tidak kuat lagi suara yang dibuat oleh Taesan, kakaknya naik ke atas dan langsung membuka pintu kamar Taesan. "Lo bisa diem gak? Gue lagi ada meeting, dari bawah kedengeran suara kaki lo." Seru kakak Taesan.

Taesan tentu saja menciut melihat kakaknya marah seperti monster. Taesan mengangguk pelan, ia meraih handphone miliknya dan duduk di kasurnya sembari melihat kakaknya yang pelan-pelan keluar dari kamarnya. Taesan langsung menghubungi teman-temannya, dan menceritakan sesuatu yang membuat dia sangat bahagia.

"Hei hei, tau gak" Taesan tersenyum sembari menunggu jawaban dari teman-temannya.

"Kenapa? Cewe itu lagi?" ucap Sungho yang sudah familiar sekali dengan cara bicara Taesan. Jika Taesan mengawali kata dengan 'tau gak' pasti dia akan bercerita tentang seseorang yang ia suka.

Taesan terkekeh, mukanya kembali memerah setelah mengingat kejadian yang mungkin tidak akan dia lupakan. "Iya, hehehe" kekeh Taesan.

Teman-temannya bersorak-sorai dari handphone mereka sendiri. Sangat heboh tetapi untung saja Taesan memakai earphone jadi tidak mengganggu kakaknya.

"Kenapa si cewe itu?" tanya Jaehyun.

"Dia tadi senyum ke gue, waktu di perpustakaan. Dia duduk agak jauh sih sama gue tapi kan satu ruangan jadi gue masih bisa lihat dia, gue ngeliatin dia, terus tiba-tiba dia juga ngeliat gue terus senyum ke gue, malu banget! Tapi seneng banget!"

"Calm down bro! Lo cepet banget ngomongnya kaya ngerap" Woonhak menenangkan Taesan yang terdengar sangat heboh. Sementara Leehan dan Riwoo hanya tertawa sembari meneruskan mengatakan 'cie, cie.'

"Udah tau namanya?" tanya Sungho. Tiba-tiba hening menyelimuti mereka berenam. Mungkin hanya suara lagu yang di mainkan Jaehyun. Sungho yang peka pun langsung terkesiap dan tertawa seperti menertawakan Taesan.

"Eh? Jangan-jangan.. Belum kenal ya?! Hahaha!" Woonhak pun memahami apa arti tertawa Sungho.

Taesan yang kesal pun mendengus lucu. Teman-temannya menertawakan dia karena ia belum tau nama orang yang ditaksir.

•••

22 Mei, Hari dimana Taesan bertemu dengan pujaan hatinya. Pagi itu berjalan seperti hari-hari biasa. Bangun pagi, mandi, sarapan dengan kakak dan bunda, mempersiapkan buku, dan pergi sekolah.

Tidak ada yang aneh, mungkin hanya aneh karena pagi ini mendung. Pagi yang gelap tetapi tidak untuk hati lelaki satu ini, Taesan. Ia sedang berjalan sembari menulis sesuatu di ponselnya, dia sedang menulis lagu. Itu juga termasuk hobi Taesan. Taesan sudah belajar menulis lagu dari kelas dua SMP.

Tidak lama, akhirnya Taesan sampai di sekolah. Menyapa teman-temannya dan duduk di bangkunya. Dan di saat Taesan duduk, bel masuk pun bunyi. Sangat tepat waktu.

Taesan pun memasukkan handphonenya di tas dan melakukan kegiatan pagi yang biasa sekolah lakukan. Setelah melakukan kegiatan tersebut, Bapak Guru masuk ke kelas dan pelajaran pun dimulai seperti biasa.

Istirahat akhirnya tiba. Banyak siswa-siswi berlalu-lalang di depan kelas. Tidak tahu ke kamar mandi, kantin, atau yang lainnya. Taesan sedaritadi memang hanya di kelas, bosan ke kantin. Di sana sangat banyak orang, biasanya juga makanannya akan habis dalam sekejap.

Taesan melanjutkan urusan lagunya sebelum pergi ke perpustakaan sekolah. Suara samar-samar siswa-siswi yang sedang berbicara terdengar oleh Taesan,

"Lo tau anak baru kelas sebelah gak? Cantiknya minta ampun! Siapa ya namanya, naksir berat waktu ngeliatnya." Ucap lebay salah satu siswa.

'Anak baru?' pikir Taesan. Tetapi Taesan tidak peduli, ngapain ngurusin anak baru? Secantik apa sih emang? Biasanya ya kalo orang-orang ngomong itu, ekspetasinya sama ekspetasi kita itu beda jauh. Jadi ya Taesan biasa-biasa saja.

Beberapa menit, tidak terlalu lama dan tidak terlalu cepat, akhirnya Taesan masuk ke perpustakaan juga. Seperti biasa, perpustakaan sekolah sepi, tidak banyak anak-anak yang pergi ke perpustakaan. Mungkin hanya dua sampai empat siswa-siswi.

Tetapi hari ini hanya Taesan yang masuk perpustakaan, alhasil perpustakaan sepi sekali.

Taesan memilih buku yang memang kemarin-kemarin sudah dia baca. Buku itu cukup tebal, berwarna seperti galaksi, agak lebar. Judulnya 6 DOORS. Menceritakan kisah 'si pemeran utama' untuk mendapatkan cinta sejatinya. Mungkin terdengar sangat biasa tetapi cerita ini dikemas dengan sangat bagus, jadi pembacanya tidak bosan mengulang untuk membaca.

Beberapa menit setelah keheningan menyelimuti perpustakaan akhirnya ada siswi yang ikut masuk ke perpustakaan, sendirian. Taesan cukup terkesima saat melihat siswi tersebut.

Yang lebih mengejutkan lagi, siswi tersebut mencari buku di belakang Taesan duduk. Ini sangat tidak baik bagi hati dan jantung Taesan, mereka akan meledak.

Ternyata mereka tidak salah. Dia sangat indah.

BOY(S) NEXT DOOR  [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang