Masih ingatkan dengan Leehan yang sangat menyukai semua jenis ikan? Sekarang, Leehan sedang menjadi karyawan tidak tetap di toko akuarium Woonhak. Ia menggantikan Ayah Woonhak saat Ayah Woonhak sedang ada sesuatu yang harus meninggalkan toko. Toko akan di jaga oleh Leehan.
Pasti kalian bertanya mengapa tidak Woonhak? Woonhak terlalu malas untuk bertemu jenis-jenis ikan di akuarium, lebih baik tidur-tiduran di kamar sembari mengobrol dengan Gwen lewat ponsel.
Akhirnya waktu Leehan menunggu toko akuarium Woonhak telah selesai, Ayah Woonhak sudah kembali dari urusannya. Leehan tentunya di kasi uang, meskipun nominalnya agak sedikit, ia tetap bersyukur telah mendapat uang.
Di perjalanan pulang— daerah rumah Woonhak, ia bertemu dengan Gwen yang sedang bermain ponsel sembari berjalan. "Kalau lagi jalan jangan sambil main handphone, nanti dicopet sama orang." Ucap Leehan yang berada di belakang Gwen secara tiba-tiba.
Suara Leehan cukup mengagetkan Gwen. Gwen hampir saja melempar ponselnya, untung saja tidak. Kalau iya, matilah dia di tangan Ayahnya.
Gwen membalikkan badannya untung melihat seseorang yang ada di belakangnya. Ia memukul lengan Leehan dengan pelan.
"Aku kaget!" Ucapnya sedikit gemas dengan Leehan yang sedaritadi menatapnya dengan senyuman manis.
"Maaf." Ujar Leehan sembari berjalan ke samping Gwen. "Mau kemana?" Tanyanya membuka topik di antara mereka berdua. Gwen menggelengkan kepalanya,
"Gatau, ngga ada tujuan, enaknya kemana ya?"
Ini adalah kesempatan, pikir Leehan. Kesempatan berjalan-jalan dan mengobrol berdua bersama Gwen, kapan lagi yakan? Dengan cepat, Leehan memikirkan toko baru yang ada di dekat komplek mereka, toko permen.
"Toko permen yuk? Yang baru itu." Gwen berpikir sebentar lalu mengangguk dengan bersemangat, "Yuk!"
•••
Gwen dan Leehan sudah sedikit dekat karena kejadian beberapa bulan lalu (chap.13). Mereka banyak bercerita saat menunggu hujan reda. Dari membicarakan nama, pendidikan, hobi, kesukaan, dan banyak lagi. Mereka juga berganti nomor ponsel dan saling mengikuti sosial media yang mereka miliki.
Sesampainya di toko baru tersebut, Gwen langsung masuk ke dalam toko itu. Terlalu bersemangat, Leehan hanya terkekeh melihat kelakuan Gwen yang gemas itu, ia mengikuti Gwen.
"Aduh, bingung banget mau yang mana, menurutmu enak yang mana Han?" Ucapnya dengan tatapan fokus ke permen-permen yang ada di depannya.
"Yang bentuknya love itu kayanya enak." Leehan menunjuk permen yang ada di sebelah kiri Gwen. Gwen pun melihat permen yang di tunjuk oleh Leehan dan mereka berakhir membeli empat jenis permen.
Dua pilihan Leehan dan dua lagi pilihan Gwen. Mereka memakan permen-permen tersebut di depan toko baru ini.
"Gwen."
"Leehan."
Kebetulan macam apa ini? Mereka serentak memanggil nama lawan mereka. Leehan hanya terkekeh saat mendengarnya, "Kamu dulu aja." Ucap Leehan.
"Um, kamu itu kerja di tempatnya Woonhak dapet gaji kah?" Mendengar pertanyaan random Gwen, Leehan lagi-lagi tersenyum lembut dan mengangguk pelan.
"Meskipun nominalnya terbilang sedikit, tapi menurutku udah cukup." Leehan menyuapkan satu permen ke mulutnya. Sensasi kenyal-kenyal itu candu baginya, ia memejamkan matanya untuk menikmati.
"Emang berapa?" Tanya Gwen sekali lagi sembari memakan beberapa permen pilihannya.
"20 doang, kecil tapi ngga kecil, paham ngga? Hehehe." Gwen terkekeh mendengar jawaban Leehan, ia menganggukkan kepalanya, "Oke, paham kok haha. Sekarang kamu, mau ngomong apa?"
"Kamu suka berenang ngga?" Tanya Leehan dengan menatap mata Gwen. Gwen yang tak biasa menatap mata seseorang saat berbicara pun mengalihkan sorot matanya.
Matanya melirik ke seluruh arah kecuali ke mata Leehan, tak tahu mengapa ia tak bisa menatap mata Leehan. Menurutnya, mata Leehan terlihat sangat dalam dan tulus, aneh memang tetapi menurut Gwen seperti itu.
"Suka kok, kenapa?" Sekarang ia menatap permennya yang berwarna ungu, tanpa menunggu lama ia memakan permen tersebut.
"Ayo berenang bareng? Ada kolam murah di sini." Masih dengan posisi mengunyah, Leehan tersenyum sampai matanya tak terlihat.
"Eh?"
"Eh, tenang aja, bukan kolam ikan kok, hehe. Kolam manusia." Jelas Leehan yang sepertinya takut Gwen mengira kolam murah tersebut adalah kolam ikan sembari membuat gerakan tangan berenang dengan kecil.
"Boleh." Hati Leehan seperti tersayat, bukan tersayat sedih tapi tersayat senang. Ia senang dengan jawaban Gwen dan ekspresi yang di keluarkan oleh Gwen.
Gwen tersenyum dengan pipinya yang membesar akibat permen yang ia kunyah belum menjadi kecil, itu sangat menggemaskan membuat perut Leehan serasa berkupu-kupu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOY(S) NEXT DOOR [√]
FanfictionJadi, bagaimana cerita mereka? Bagaimana mereka memperjuangkan cintanya? Bagaimana mereka tahu bahwa yang mereka sukai itu.. started : 12.06.23 end : 20.08.23