Sinar matahari pagi menusuk mata serta kulit Jaehyun dan Doggo. Pagi itu bersinar dengan cerah, beda seperti hari-hari kemarin. Tidak mendung, tidak terlalu dingin juga tidak terlalu panas.
"Doggo, mau nemenin aku main sepak bola gak?" tanyanya kepada anjing kecilnya. Doggo hanya diam tentu, tetapi Jaehyun tahu jika Doggo mengiyakan ajakannya, jadi Jaehyun langsung menuntut Doggo untuk pergi ke lapangan sepak bola.
Di tengah-tengah jalan ada seorang perempuan mendatangi Jaehyun dan anjingnya. Perempuan itu indah, matanya tersenyum, kulitnya seputih salju, rambut panjangnya terurai.
"Anjingnya lucu, siapa namanya?" Perempuan tersebut menanyakan sembari mengelus rambut Doggo. Jaehyun masih terkesima melihat paras perempuan ini.
"O.. Oh itu, Doggo." Jaehyun tergagap. "Lucu namanya! Omong-omong mau kemana sama Doggo?" Tanya perempuan itu, ia masih sibuk mengelus-elus kepala Bambi dengan mengeluarkan mata lucunya. Jaehyun juga masih sibuk melihat perempuan cantik ini.
"Ke lapangan bola, yang di sana. Mau ikut?"
Akhirnya perempuan itu ikut dengan Jaehyun. Katanya sih karena dia ngga tau mau kemana kalau jalan-jalan di komplek ini, jadi ya ikut Jaehyun aja. Sembari menemani Doggo dan melihat Jaehyun bermain sepak bola. Sesekali juga perempuan itu ikut bermain bersama Jaehyun.
"Eh, kita belum kenalin nama loh! Hahaha, kenalin ya aku Jaehyun. Kamu?"
"Em, di rumah aku sering di panggil Ji sih, panggil Ji aja deh, biar sama" jawab Ji.
Sudah beberapa jam mereka berbincang-bincang layaknya teman yang sudah dekat lama. Tidak sadar sudah hampir siang, Jaehyun memutuskan untuk pulang, takutnya dimarahin Ibu, begitu juga dengan Ji. Mereka berjalan bersama menuju rumah masing-masing, sembari menikmati cahaya matahari yang panas karena siang hari.
Jaehyun memperhatikan, Ji sepertinya kepanasan. Dia hanya memakai celana pendek dan baju lengan pendek, pasti panas sekali. Ji juga tidak memakai topi. Jaehyun melepas topinya lalu menaruh topi tersebut ke atas kepala Ji. "Buat apa?"
"Yaelah, pake nanya, ya buat kepalamu itu, kalo panas kasian nanti bisa pusing, pinjem aja dulu topiku" ucap Jaehyun dengan senyuman manisnya.
•••
Malam hari, di hari yang sama. BONEDO kembali berkumpul di rumah Woonhak. Tak tahu apa spesialnya rumah Woonhak tetapi rumah itu sangat nyaman untuk di pakai nongkrong.
Kegiatan yang mereka lakukan mungkin hanya bermain handphone, bermain game online bersama. Sama seperti apa yang mereka lakukan biasanya.
"Bro" Sungho, Riwoo, Taesan, Leehan dan Woonhak langsung menoleh menghadap Jaehyun yang akhirnya mengucapkan kata-kata setelah berdiam dari tadi.
"Akhirnya lo ngomong! Kenapa kenapa? Tumben banget diem mulu." Taesan menepuk punggung Jaehyun.
"Lagi bingung," Jaehyun menghembuskan nafas panjang,
"gue tadi ketemu cewe, cuantik pol. Dan gue pengen punya nomernya, gimana ya cara nanya ke dia? Biar smooth gitu." Jaehyun berucap sembari menatap langit langit rumah Woonhak yang sederhana.
Sungho dan Woonhak bertatapan mata bersama. Leehan menunjukkan mata bingungnya. Taesan menatap Jaehyun dengan tatapan aneh. Riwoo hanya tertawa canggung. Bingung. Semua bingung.
Jaehyun yang biasanya mahir mendekati perempuan, ternyata bisa bingung juga saat mendekati perempuan.
"Emang lo ketemunya gimana?" tanya Sungho, memutus keheningan.
"Uh, dia yang nyamperin gua duluan. Di jalan! Tadi pagi, waktu gue mau ajak Doggo jalan-jalan. Tiba-tiba muncul dia di sebelah gue, sambil nanya siapa nama Doggo, ya gue jawab lah! Gue lucky banget gak sih? Ketemu cewe cantik di komplek." Jaehyun mengeluarkan mata yang berbinar sembari menatap langit-langit rumah Woonhak.
"Ya.. Tinggal tanya aja? Kan dia yang nyamperin lo duluan, jadi ya gapapa aja kan? Alasannya, lo mau jadi temennya dia atau yang lain gitu, tapi jangan langsung nembak, nanti jadi gak jelas." Taesan menjawab sembari memainkan handphonenya kembali.
Jaehyun berpikir kembali, itu juga masuk akal, jika dia ingat dia akan memakai tips dari Taesan itu.
•••
Sudah beberapa hari setelah kejadian tersebut. Jaehyun dan Ji masih saja belum berbagi nomor handphone meskipun hampir setiap pagi mereka bertemu untuk alasan yang sama, jalan-jalan.
Jaehyun masih bingung. Takut dikira mendekati- padahal sih iya. Tetapi sebagai pria sejati, harus smooth jika ingin meminta nomor handphone seseorang yang di suka.
Dan sekarang, Jaehyun dan Ji sedang berjalan bersama-sama. Tentu saja dengan Doggo juga, sepertinya Ji mau jalan bersama Jaehyun jika ada Doggo di samping Jaehyun. Mulai sekarang Jaehyun harus berhati-hati, karena bisa saja Ji hanya suka dengan Doggo, bukan dengan pemiliknya.
"Jae, boleh minta nomor gak?"
Boom.
Seperti ada sesuatu yang menusuk hati Jaehyun- ini menandakan bahwa Jaehyun terkejut bin kaget karena tidak mengira Ji akan meminta nomor handphonenya. Apakah Ji suka denganku? pikir Jaehyun.
"Eh, iya, eh, delapan dua" Dan di lanjut dengan nomor lainnya.
Jangan harapkan kalian bisa mendapatkan nomor Jaehyun, karena nomor Jaehyun di sebarkan hanya untuk Ji. Sepertinya tips dari Taesan tidak berguna untuk Jaehyun saat ini. Jaehyun juga sia-sia memikirkan apa yang harus di obrolkan saat dia meminta nomor Ji.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOY(S) NEXT DOOR [√]
FanfictionJadi, bagaimana cerita mereka? Bagaimana mereka memperjuangkan cintanya? Bagaimana mereka tahu bahwa yang mereka sukai itu.. started : 12.06.23 end : 20.08.23