5

335 19 1
                                    

Author POV

Louis menarik tangan Louise untuk kembali menunduk. Percuma saja, kedua orang suruhan itu terlanjur melihat Louis dan Louise.

"Lou, lari!" Ucap Louise.

Louis dan Louise kembali berlarian seperti penjahat yang dikejar polisi. Bedanya, mereka bahkan tidak tau apa sebab mereka dikejar.

Jalan yang mereka lewati semakin menanjak. Bebatuan berukuran kecil maupun sedang terlihat sangat menantang untuk dilewati. Louis dan Louise melompati batang pohon yang roboh. Ranting-ranting kayu yang tersebar ditanah membuat suara 'krek' terdengar saat mereka menginjaknya. Daun-daun kering yang mereka injak juga ikut terdengar diantara hembusan nafas mereka yang sangat tak beraturan. Keringat yang tadinya mulai kering kembali bercucuran dengan derasnya. Rintangan mereka semakin bertambah berat. Alur yang mereka lewati menanjak. Membuat mereka harus menambah kekuatan yang semakin sedikit dalam tubuh mereka. Louis sesekali melihat kebelakang. Kedua orang itu masih mengejar. Louis menyingkirkan daun berukuran besar yang menghalangi jalan mereka. Goresan terlihat jelas di lengan Louis dan Louise. Luka yang diakibatkan karena tergores ranting-ranting pohon. Louis dan Louisa melompati atau lebih tepatnya memaksa untuk melompati semak-semak yang berukuran tidak kecil dan berakhir mendarat dengan lutut mencium tanah. Louis dan Louise merasakan kasarnya kerikil-kerikil, tajamnya ranting-ranting dan juga daun-daun yang kering. Louis dan Louise kembali berlari meskipun mereka merasakan sakit. Lutut yang tadinya masih bersih, sekarang sudah terdapat memar dan luka-luka kecil. Tangan Louis masih menarik tangan Louise.

"Lou, apa.. mereka masih.. dibelakang?" Ucap Louisa. Louis melihat ke belakang.

"Ya.. asta..ga.. kita salah apa sih!". Mendengar ucapan Louis membuat Louise otomatis berhenti.

'Kalau aku dan Louis tak salah apa-apa, untuk apa kami takut. Bodoh!" Batin Louise. Louis menarik tangan Louise untuk lanjut berlari, namun Louise malah menarik tangan Louis untuk diam.

"Kau ini kenapa???!! Mereka semakin dekat!" Geram Louis.

"Lou, kita tak salahkan? Untuk apa kita takut?" Ucap Louise. Louis melebarkan bola matanya. Dia tak berpikiran seperti itu. Kenapa dia bodoh?!

"Oh, kau benar. Tapi.. mereka mungkin akan membunuh kita. Itu terlihat jelas dari bagaimana mereka sangat ingin menangkap kita dan juga tatapan orang besar tadi" ucap Louis.

Tanpa mereka sadari dua orang yang mengejar mereka semakin mendekat dan bersiap menangkap mereka. Louis dan Louise saling memandang satu sama lain.

Hap. Dua orang itu menangkap Louis dan Louise. Louis dan Louise memberontak. Percuma saja, badan mereka terlalu kecil ditambah tenaga yang sudah terkuras. Dua orang itu menggeret paksa Louis dan Louise.

"Hey, hey, hey calm down mate.. bisakah kau menjelaskan kenapa kita ditangkap?" Ucap Louise yang sudah mulai menyerah.

"Diam" ucap salah satu dari mereka yang ternyata memiliki tato di lengannya.

"Hey, kami bahkan tidak tau kenapa kami ditangkap! Erghh, badanmu bau" ucap Louis. Louise terkekeh mendengarnya.

"Haha, kau benar Lou, mereka sangat bau"

"Diam!"

"Hey, maafkan temanku. Dia tidak bisa diam" balas Louis.

"Hei, kau juga banyak bicara! Dasar pantat besar!" Ucap Louise.

"Pantatku tak sebesar pantat dua orang ini" balas Louis.

"Kau benar Louis!" Balas Louise.

"DIAM!" ucap mereka berempat serempak. Louis dan Louise tertawa terbahak-bahak.

Louise POV

Katakan kami aneh. Kami ditangkap dan malah tertawa seperti ini. Tapi, hey. Aku saja tidak tau kenapa ditangkap. Tidak tau salahku apa. Begitupun dengan Louis. Jadi kukira, tak perlu takut. Dan meledek orang-orang ini sepertinya menyenangkan. Haha.

Sepertinya, dua orang ini sudah hafal betul jalan dihutan ini. Buktinya mereka bisa membawaku dan Louis kembali ke gua itu. Di depan gua, sudah berdiri laki-laki gempal yang mungkin merupakan bos mereka.

"Bos, ini mereka". Kata mereka berdua lalu mendorongku dan Louis mendekat ke arah bos mereka. Cih. Dikira aku dan Louis barang atau apa!

"Hai! Mr. Big! Kami salah apa? Kurasa aku dan temanku ini tak punya salah!" Ucap Louis dengan nada lembut namun aku dapat mendengar jelas nada sarkastiknya.

"Mr. Big? Aku punya nama!" Ucapnya kesal.

"Ehem. Nama? Aku tak peduli. Apa salah kami?" Ucap Louis.

"Kau merusak penelitianku!" Ucap Mr. Big.

"Kami bahkan tidak melakukan apa-apa!" Ucapku membela.

"Ya, aku tahu. Hanya saja aku mencurigai kalian. Bawa masuk mereka!" Ucap Mr. Big.

Aku dan Louis lagi-lagi diseret paksa. Aku ingin sekali menendang perutnya. Louis berhenti untuk sesaat. Entah untuk apa aku tak tau, tapi sepertinya dia barusaja memenangkan perlawanan. Louis mengangkat kakinya. Lalu melayangkan kakinya tepat di perut Mr. Big. Haha. Aku tertawa terbahak-bahak melihatnya. Setelah itu, Louis dipaksa masuk. Huftt.. setidaknya dia sudah mewakiliku.

"Haha!! Louis!! Kau keren!" Ucapku. Kami masih diseret masuk ke dalam. Semakin lama, cahaya semakin berkurang. Aku mendengar beberapa suara seperti mesin-mesin yang sedang bekerja.
Kami berhenti di sebuah tempat yang tak kuketahui. Disini redup. Aku hanya mendengar suara pintu terbuka. Aku didorong. Orang itu melepaskan tangannya dariku. Aku juga mendengar suara Louis mengerang kesakitan. Astga! Louis diapakan? Aku tidak akan terima jika sahabatku disakiti. Sesaat kemudian, aku mendengar pintu tertutup, lebih tepatnya seperti gerbang yang ditutup dan digembok. Aku melihat kesekitar. Berharap bisa melihat Louis di ruangan yang gelap ini.

"Lou?" Panggilku.

"Ya, aku disini. Tak perlu takut!" Ucapnya lalu menggenggam tanganku. Hufftt.. kukira dia ditempatkan ditempat yang berbeda.

"Hey, Lou! Kau kenapa?" Ucapku.

"Aku tidak kenapa-napa. Tadi hanya aku jatuh. Dan shit. Ini gelap!" Ucap Louis.

Ruangan ini perlahan terlihat terang. Huh.. akhirnya.. meskipun tak begitu, tapi setidaknya aku bisa melihat Louis disini.

"Hey, Lou?! Apa yang akan kita lakukan?" Ucapku berbisik. Louis mengendikkan bahunya.

"Entahlah. Aku akan mencari cara untuk keluar darisini" ucap Louis. Entah kenapa sifat menyebalkannya hilang untuk saat ini. Mungkin hanya untuk saat ini.

"Kau tau? Aku sangat puas bisa menendang perut orang itu!" Ucap Louis dengan bangganya.

"Ya, kau sudah mewakiliku" ucapku lalu terkekeh. Louis menunjuk ke arah pintu yang modelnya seperti sel di penjara.

"Aku mungkin muat keluar darisana!" Ucapnya.

"Kau bodoh? Mereka akan melihat kita!" Ucapku. Louis memandangku sejenak, sebelum mengalihkan pandangannya ke arah pintu itu.

"Aku tak bilang kita" ucapnya. Sialan. Dia mulai menyebalkan. Baiklah. Lihat ini!

"Ya terserah, tapi kurasa kau takkan muat melihat bagaimana ukuran pantatmu!" Ucapku. Louis memandangku dengan tatapan tajam.

"Berhentilah membicarakan pantat. Itu menjijikkan!" Ucap Louis. Haha.. aku menang!

"Yayaya" ucapku sambil memutar bola mataku.

Aku mendengar suara tawa.

"Ya, secepatnya. Akan kukirimkan kalau sudah" ucap seseorang. Louis mengernyitkan dahi bingung. Dia mengangkat alisnya seakan bertanya 'ada apa?'. Aku tak menjawabnya.

"Jangan lupakan barangnya!"

"Ya, aku tahu. Dan kau juga harus melihat yang satu ini"

"Apa?"

"Ada penyusup"

-----

Heyyy!! Ff ini sepi.. tapi makasih yaa buat yang udah vomment. Jangan lupa vomment juga..

See yaa..

Crazy AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang