Chapter 2

4.1K 120 1
                                    

Kini Jojo berlari kecil menuju ruang rapat menyusul teman-temannya yang sudah lebih dulu pergi, sampai diambang pintu Jojo membuka pintu.

Ternyata belum ada terlalu banyak orang disana hanya anggotanya dan beberapa anak PMR yang duduk di sisi kiri meja yang melingkar.

"Yang lain pada kemana?" Tanya Jojo pada Putri yang duduk dimeja paling ujung.

"Ngga tau, kamar mandi dulu kali" Putri mengangkat bahunya "yang sudah datang tolong isi daftar hadirnya" lanjutnya sembari memberikan buku absen.

"Tulis nama sama ekskulnya jangan lupa" tambah Jojo kemudian duduk disisi Putri.

Tak lama menunggu terdengar suara langkah berbondong menuju ruang rapat, ya siapa lagi kalau bukan dua ekskul tersebut.

Tidak terdengar keributan tapi perang dingin jelas terasa dari dua kubu tersebut, Jojo memijat pangkal hidungnya menyadari betapa bodohnya dia menyatukan air dan api.

"Baiklah silahkan duduk, rapat akan dimulai, sepenuhnya akan saya serahkan kepada Putri" jelas Jojo dengan posisi berdiri kemudian duduk kembali.

.

.

.

Rapat berjalan dengan lancar, yah– tidak bisa dikatakan sepenuhnya lancar, ada beberapa konflik kecil yang terjadi namun secara garis besar lancar.

"Jadi.. minggu depan rapat lagi?" Putri merapikan kertas yang berserakan di mejanya.

"Ya mau gimana lagi, kita ngga bisa sepenuhnya kasih mereka wewenang nyiapin ini, tetep harus dipantau hasilnya tiap minggu" jelas Jojo dengan dua tangan bertumpu di meja.

Helaan nafas panjang terdengar dari bibir Putri "lain kali kita pake salah satu ekskul aja deh" kini ia bersandar di kursi busa.

"Kan elo yang bilang lebih banyak panitia lebih enak"

"Kalo mereka akur sih enak, kalo dikit-dikit pro kontra gini pusing gue" Jojo hanya terkekeh mendengarnya.

Suasana ruang rapat terasa sepi tak ada orang lain selain mereka berdua, tidak seperti yang lain yang takut pulang terlalu malam,mereka sudah biasa pulang malam bahkan bermalam di sekolah.

Tok tok tokk

Suara ketukan pintu terdengar meski pintu tidak ditutup, keduanya menoleh milihat siapa yang mengetuk pintu.

Seorang dengan tubuh tinggi berada diambang pintu menatap mereka, Jojo memutar bola matanya kesal.

"Okaay! time to make babies!" Seru Jojo sambil meraih tasnya, dibalas tatapan mata bulat Putri yang seperti hampir lepas dari kepalanya.

Jojo terkekeh, selalu seperti itu. Putri tidak akan berani terlalu banyak bertingkah, bukan tidak berani tapi mungkin ia malu ketika kekasihnya itu berada disekitarnya.

Putri yang awalnya keras seperti batu, menjadi lembek seperti kotoran sapi baru keluar dari liangnya. Lembek seperti jelly terlalu bagus untuknya.

"Come on, Jo! Kenapa lu nentang hubungan kita dah?" Kini lelaki itu buka suara dengan suara khasnya yang jarang didengar, dia termasuk pendiam diantara orang gila di SMA ini.

Lelaki itu berjalan masuk merangkul pundak Putri mendekat hingga tak ada jarak antara mereka berdua.

"Gue ngga nentang nath, kalo gue nentang lo ngga bakal gue bolehin masuk kesini pegang-pegang sekretaris gue disekolah ini"

"Kan udah pulang Jo" kata Nathan sambil memainkan pipi Putri seakan ia sengaja melakukannya.

"Aturan dipakai berdasarkan tempat, bukan waktu nath"

About You (BL 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang