Chapter 8

2.8K 102 0
                                        

"Yukii! I'm home!" Jojo membuka pintu rumahnya mendapati anaknya tertidur diatas sofa segera terbangun, dan menghampiri Jojo dengan lunglai.

Menggemaskan seperti bayi yang baru bangun tidur dan berjalan untuk meminta gendong pada orang tuanya.

Jojo yang tak tahan dengan gemasnya segera menggendong tubuh Yuki yang semakin besar, seperti beberapa minggu lagi ia tak akan kuat menggendongnya.

"Utututu anak papa bangun tidur gemas sekali" ucapnya sambil menggesek kedua hidung mereka.

"Papi juga mau dicium papa" ucap Ilham yang dibelakang ikut menyahut.

Ya, mau tak mau Jojo meminta Ilham untuk mengantarnya karna motornya masih dipakai anak perlengkapan.

Menyebalkan, Surya menyebalkan! Awas saja jika motornya lecet sedikit saja, akan ia cincang jarinya untuk camilan Yuki.

"Yuki sudah makan?" Jojo memilih tidak menanggapi Ilham, ia berjalan menuju dapur dengan Yuki yang masih digendongnya.

"Papi juga mau makan"

Jojo hanya melirik sekilas dengan sudut matanya yang tajam, seakan memberi peringatan untuk Ilham.

Ilham hanya bisa menggaruk tengkuknya mendapat lirikan itu, terasa merinding mendapatkan lirikan Jojo itu.

Jojo menurunkan Yuki lalu mengambilkan makanannya, ia juga mengambil segelas susu untuk ia minum.

"Aku?" Ilham terduduk dimeja makan menunjuk dirinya sendiri.

"Ambil aja sendiri, kek baru berapa kali aja kesini"

Ya ini bukan pertama atau ke dua kalinya Ilham mengunjungi rumah Jojo semenjak hari itu, tenang mereka tak melakukan apa-apa.

Jojo tak mengisikannya masuk jika ia datang tanpa undangannya, yang benar saja ia datang kesini seperti orang ingin menagih hutang.

Tanpa memberi tahu tiba-tiba sudah ada didepan pintu, bisa-bisa Jojo mendapat serangan jantung diusia belia.

"Kamu yang bilang ya" ucap Ilham berjalan menuju kulkas dan membukanya.

"Hm.. nothing interesting here" Ilham menoleh ke arah Jojo, menatapnya dari bawah ke atas, kemudian menggigit bibirnya.

"Awas lo macem-macem!" Sadar apa yang dipikirkan Ilham, Jojo mengacungkan sendok dari gelasnya sebagai senjata.

"Ayolah dikit aja, sayang" kini Ilham sudah melingkar tangannya di pinggang Jojo, bedanya kini Jojo tak berontak, sepertinya ia mulai terbiasa dengan sikap menyebalkan Ilham.

"Engga" Jojo mengetuk dahi Ilham dengan sendok, membuat Ilham mengaduh sakit.

"Udah sana pulang, gue mau tidur besok masih banyak kerjaan" usir Jojo.

"Aku udah pamit nginep sekolahan"

"Yaudah sono balik ke sekolahan"

"Tapi aku pamit gitu karna ngira kamu juga nginep sekolahan"

"Jadi?"

"Mau sama kamu"

"Ngga ngga ada, sono"

Ilham hanya cemberut, mengeratkan dekapannya membuat Jojo sulit bergerak.

"Iya deh iya, terserah elo deh, awas gue mau tidur" Jojo melepas paksa ikatan tangan Ilham pada dirinya.

Menuju kamar mandi untuk bersih-bersih diri dan bersiap tidur, sampai dikamar ia sudah mendapati Ilham yang berbaring santai dengan telanjang dada, hanya terbalut celana training.

Dari yang Jojo lihat, sepertinya itu celana trainingnya. Kampret nih anak tadi disuruh ambil makan sendiri, sekarang malah ambil baju sendiri.

"Ngapain lo disitu?"

About You (BL 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang