Hidupku semula baik-baik saja, tapi karena orang itu hidupku menjadi menderita bukan hanya menderita melainkan lebih menderita dari sebelumnya.
"Kembalinya 5 won, terima kasih. Selamat berbelanja kembali." Aku membungkuk kepada pembeli itu.
Aku Kim Hye Ri, seorang wanita biasa yang hanya memikirkan bagaimana caranya untuk mendapatkan uang agar besok aku dan adikku bisa makan. Aku mencari uang seperti ini bukan hanya karena untuk makan saja tapi juga untuk pengobatan adikku, dia memiliki penyakit parah yang mau tak mau setiap hari harus meminum obat dan biaya obat yang harus dikeluarkan benar-benar besar.
Aku melepas jaket karyawanku dan menaruhnya dekat meja kasir karena jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, waktunya aku untuk pulang.
Aku keluar dari toko swalayan dan berencana untuk menutup tokonya, karena aku memang yang selalu menutup toko ini kalau malam dan ketika pagi aku harus memberikan kuncinya pada bosku.
"T-tunggu! Jangan ditutup dulu pintunya!" Teriak seseorang yang membuatku menoleh kearahnya. Aku memandanginya dari bawah hingga atas. Seorang pria berpakaian serba hitam memakai topi, kacamata hitam di malam yang gelap ini dan memakai masker dimulutnya.
Apa dia seorang perampok?!
Pria itu langsung masuk kedalam toko dan mengambil beberapa makanan.
"T-tuan, tokonya sudah tutup," ucapku terbata sambil memperhatikan dia dari ambang pintu. Jujur saja, aku benar-benar takut kalau orang itu adalah seorang perampok. Bukannya aku ingin menuduhnya, tapi kalau dilihat dari penampilannya ia benar-benar seperti seorang perampok. Aku sudah bersiap-siap untuk berteriak kalau dia memang benar-benar seorang perampok, sungguh.
"Berapa semuanya?" Pria itu langsung menaruh belanjaannya diatas meja kasir, menyuruhku untuk menghitungnya.
Aku segera menghitung semua belanjaannya. "12.300 won." Ucapku, lalu pria itu mengeluarkan sebuah kartu.
"Aku membayarnya menggunakan kartu itu. Cepatlah gesek," titah pria itu, "Cepat! Sudah tak ada waktu lagi!"
"I-iya ....," aku segera menggesek kartu tersebut dimesin EDC (mesin gesek untuk kartu). Namun, transaksi tidak bisa dilakukan karena kartunya di block. "T-tidak bisa tuan, kartunya sepertinya di block," ucapku memberitahu.
"Coba sekali lagi! Cepat!" Pria itu melirik kekiri dan kekanan dengan tatapan cemas, ia benar-benar terlihat seperti buronan yang sedang dicari oleh polisi.
"B-baik." Aku mencoba menggesek kartu itu lagi di mesin EDC, tapi tetap saja tidak berfungsi.
"Tidak bisa tuan."
"Aish! Pasti dia sudah mem-block kartunya!" Gerutunya kesal. Pembeli itu kini membuka dompetnya untuk mengambil uang cash, namun sepertinya dompetnya kosong.
"Ya! Kau, jangan lari lagi!" Teriak seorang pria gendut dari sebrang toko, ia sepertinya sedang mengejar pembeli yang ada didepanku sekarang. Aku menoleh ke arah pria itu, pria itu gendut dan terlihat sedikit menyeramkan. Apa pembeli ini benar-benar seorang buronan yang sedang dicari?
"Aish! Kenapa dia bisa menemukanku disini!" Gumamnya pelan, namun aku bisa mendengarnya. Pembeli itu mengeluarkan secarik kartu nama dan memberikannya padaku. "Kau datanglah kesini, aku akan membayarmu ketika kau datang. Ok? Aku harus pergi!" Pria itu segera keluar dari toko.
Apa-apaan dia? Kabur begitu saja?
"Tuan! Bayar!" Teriakku, tapi dia sudah terlalu jauh untuk mendengarkan suara teriakkanku.
Aish! Dasar pembeli itu! Kenapa dia kabur begitu saja?! Dengan dia kabur kan berarti aku harus menalangi uangnya! Apa dia tidak tau kalau aku sedang mengumpulkan uang untuk membiayai pengobatan adikku?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Sewaan (Park Chanyeol)
Fanfiction[SUDAH DITERBITKAN] Menjadi pacar sewaan seorang artis papan atas yang sedang naik daun? Bagaimana rasanya? Kejadian itu harus dialami oleh Kim Hye Ri, karena kebutuhan ekonomi yang mendesak Hye Ri harus menerima tawaran itu, tawaran untuk menjadi...