Setelah punggung Chanyeol benar-benar hilang dari penglihatananku, aku segera memasuki gedung tua namun pantas untuk dijadikan tempat tinggal bagi beberapa orang itu. Aku menuju kamar sepetakku dan mengambil beberapa baju untukku bawa ke rumah sakit. Dan tak lama setelah aku masuk kedalam rumahku, aku mendengar suara gedoran pintu dari luar.
Siapa itu? Apakah dia penagih hutang yang tadi? Jelas-jelas Chanyeol sudah membayarkannya untukku, lalu kenapa dia datang lagi kesini?
Suara ketukan pintu itu semakin menderu-deru dan dengan langkah cepat segera kuraih knop pintuku.
"Jae Min-a..." gumamku setelah melihat perempuam berambut pendek sebahu dengan muka cemasnya berdiri didepanku.
"Hye Ri-ya! Kenapa kau tak mengatakan kalau adikmu sakit?"
"Masuklah dulu." Aku menariknya masuk kedalam rumahku. "Mian. Aku tak sempat mengabarimu. Kemarin adikku tiba-tiba merasakan sakit dikepalanya dan aku segera membawanya kerumah sakit." Ungkapku.
Jae Min duduk di sofa dan mendongakkan kepalanya kearahku.
"Lalu, bagaimana kondisi adikmu sekarang? Apa dia baik-baik saja?" Tanya Jae Min cepat. Jae Min memang menganggap adikku seperti adiknya sendiri, jadi tak heran jika dia juga merasa cemas sama seperti ku.
"Dia akan di operasi." Jawabku yang segera masuk ke dalam kamar untuk mengambil beberapa pakaian.
"Operasi?" Teriak Jae Min yang mungkin teriakannya mencapai 8 oktaf. Aku memutar bola mataku yang tak bisa dilihat oleh Jae Min dan berjalan menuju ambang pintu.
"Ssttt! Jangan ribut! Kau akan membangunkan seluruh orang yang tinggal disini karena suaramu, tahu?!" Omelku yang lalu kembali membereskan pakaian. Tak banyak pakaian yang kubawa, hanya beberapa pasang baju saja.
"Mian!" Gumam Jae Min yang masih dapat terddngar di kupingku. Jae Min menghampiriku dan membantuku membereskan baju."Tapi, bagaimana kau bisa tau kalau adikku masuk rumah sakit?" Tanyaku heran, karena memang kan aku tak memberi tau dia mengenai adikku yang masuk rumah sakit.
"Aku mengetahuinya dari bos. Jadi, kau besok tidak masuk kerja lagi?" Jae Min memandangku seakan dia benar-benar berharap kalau aku tidak masuk karena kondisi adikku sekarang memang kondisi dimana aku harus menjaganya, bukan? Kalau soal kerjaan, aku memang termasuk orang yang keras kepala. Bukannya karena aku terlalu mencintai uang, tapi lihatlah keadaanku yang mengharuskanku terus bekerja.
"Masuk. Tapi mungkin aku akan mengambil cuti lagi untuk bekerja di swalayan dan mengantarkan susu."
Aku menaruh tas yang sudah berisi pakaian keatas kasur. Aku mendirikan badanku.
"Kau benar-benar akan masuk?" Kini Jae Min mendirikan badannya juga dan menatapku penuh arti.
Aku segera mengangguk dan mengambil tas yang berisi pakaian tadi diatas kasur.
"Kau mau kemana?" Tanya Jae Min yang melihatku pergi kearah pintu keluar.
"Rumah sakit." Jawabku singkat.
"Aku ikut!" Seru Jae Min.
"Kau harus kerja besok pagi. Sekarang sudah sangat larut. Sebaiknya kau pulang. Besok sepulang kerja kau bisa ikut denganku kerumah sakit. Ok?" Aku menawarkan. Karena sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam dan Jae Min pasti memiliki kerjaan di pagi hari. Aku tak mau dia tak kerja besok hanya karena dia menengok Eun So.
"Ah~ Hye Ri-ya~ Aku ikut yaaa..." Dia mengayun-ayunkan tanganku dengan manja berharap aku memperbolehkannya ikut dan tentu saja jawabanku...
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Sewaan (Park Chanyeol)
Fanfiction[SUDAH DITERBITKAN] Menjadi pacar sewaan seorang artis papan atas yang sedang naik daun? Bagaimana rasanya? Kejadian itu harus dialami oleh Kim Hye Ri, karena kebutuhan ekonomi yang mendesak Hye Ri harus menerima tawaran itu, tawaran untuk menjadi...