Aku masih menunggu kedatangan Chanyeol dengan sangat setia. Sudah pukul 2 dini hari dan Chanyeol belum juga terlihat. Apakah dia tidur di apartemennya? Tapi tidak mungkin Chanyeol tidur di apartemennya. Karena Chanyeol jarang sekali tidur di apartemennya. Chanyeol akan selalu tidur di kamar rahasianya.
Menunggu tanpa tau kepastian itu sangat melelahkan. Aku sudah berkali-kali menelpon ponsel Chanyeol, aku sangat menghkhawatirkannya saat ini. Aku hanya ingin tau bagaimana kabarnya dan apa yang sedang ia lakukan sekarang ini. Mataku berkali-kali terpejam secara tidak sadar, kurasa rasa kantukku benar-benar tak bisa tertahan lagi.
Mulutku menguap untuk kesekian kalinya dan terik sinar matahari sukses menembus kelopak mataku. Aku mengeliyat sebelum akhirnya aku tersadar dengan penuh kalau sekarang aku sedang tidak berada di rumah melainkan diruangan Chanyeol. Maksudku, di kamar rahasia Chanyeol. Bukankah semalam aku tidur di sofa ruangan kerja Chanyeol dan bagaimana bisa aku sudah tertidur di atas ranjang Chanyeol?
"Chanyeol?" Gumamku ketika tiba-tiba saja teringat akan seseorang yang sejak semalam aku tunggu dan tak datang-datang.
Aku segera mendirikan badanku dan berlari menuju ruangan kerja Chanyeol. Namun, ruangan kerja itu kosong. Tidak ada seorang pun disini. Lalu siapa yang memindahkanku semalam? Aku duduk di sofa ruangan kerja Chanyeol dan menundukkan kepalaku. Sungguh, aku sangat mengkhawatirkan Chanyeol. Dia tidak ada kabar sejak semalam dan sekarangpun dia tidak ada di kantornya. Sebenarnya dimana dia? Apa yang sedang dia lakukan? Kenapa dia tidak mengabariku?
Tak terasa air mata mulai menetes dan membasahi kedua pipiku. Luapan emosi karena rasa rinduku pada Chanyeol tak bisa terbendung lagi, ditambah rasa cemasku padanya. Aku takut dia kenapa-napa.
"Baiklah, beritahu aku jika hal itu terjadi. Terima kasih."
Tiba-tiba suara pria terdengar di ruangan ini dan aku tau betul siapa pemilik suara itu. Kepalaku terangkat dan menatap sesosok pria yang sedang berada tak jauh dari pintu. Dengan cepat aku mendirikan diriku dan menghambur dalam pelukan Chanyeol.
"Wow... wow... wow.... Ada apa ini? Kenapa kau tiba-tiba seperti ini? Hm?" Chanyeol memelukku erat sambil mencium pucuk kepalaku.
Aku melepaskan pelukannya dan memukul dada bidangnya, "apa kau tau! Aku sangat mencemaskanmu. Kau kemana saja semalam? Huh? Aku sudah berkali-kali mencoba untuk menghubungimu tapi selalu dialihkan. Aku bahkan menelpon semua teman-temanmu dan mereka bilang, mereka tidak bersamamu.
Apa kau tau semalaman aku menunggumu disini karena berita tentangmu dan Hyo Jin. Kenapa kau tidak memberitahuku tentang permasalahanmu dengan Hyo Jin? Apakah kau tidak menganggap kehadiranku disini? Apa kau masih menganggapku sebagai pacar sewaanmu saja? Aku ini apa dimatamu? Hah?"
Tangisanku memecah ketika mengucapkan kata-kata yang seharusnya kupendam saja didalam hatiku. Entahlah, aku hanya sudah tidak kuat menahan semua luapan emosi yang sudah lama kupendam ini.
"Yoo Jin-a, maafkan aku. Semalam ponselku mati dan aku sedang berada diluar kota," dusta Chanyeol, "Aku bukannya tidak menganggap kehadiranmu. Aku hanya tak ingin kau khawatir, mengertilah keadaanku, hm?" Chanyeol memelukku lagi dan mengusap rambutku perlahan.
"Aku mencintaimu dan sangat amat mencintaimu. Karena itu, aku tak mau membicarakan masalah ini dan lalu membuatmu khawatir. Aku hanya ingin kah diam dan--"
"Apa kau pikir dengan kau tidak memberitahuku tentang ini, aku akan tidak khawatir padamu? Tentu saja rasa khawatirku itu makin bertambah, bodoh!" Suara isakan tangisku tak bisa tertahan. Pria bodoh yang sedang memelukku saat ini memang benar-benar bodoh. Apa dia pikir aku akan diam saja melihat berita yang melibatkan dirinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Sewaan (Park Chanyeol)
Fanfiction[SUDAH DITERBITKAN] Menjadi pacar sewaan seorang artis papan atas yang sedang naik daun? Bagaimana rasanya? Kejadian itu harus dialami oleh Kim Hye Ri, karena kebutuhan ekonomi yang mendesak Hye Ri harus menerima tawaran itu, tawaran untuk menjadi...