Aku membuka perlahan pintu kamar dimana adikku dirawat. Sebenarnya kamar ini bukan hanya kamar yang berisi adikku saja, ada beberapa orang yang ada dikamar ini. Bisa dibilang kalau ini kamar kelas 3 atau kelas economy. Karena aku tak sanggup membayar uang untuk ruangan VIP.
Kakiku berjalan mendekati adikku yang masih terbaring di ranjang serba putih itu. Tangannya masih diinfus, membuat tangannya tak bisa bergerak bebas. Aku mengelus rambut adikku yang masih tertidur sangat pulas itu. Aku tak tau apa yang sedang dirasakan adikku sekarang. Apakah dia juga menahan sakitnya ketika ia tertidur? Atau, apakah dia tidak merasakan sakit ketika tertidur? Aku hanya berharap ketika ia tertidur, tak ada lagi rasa sakit yang ia derita. Sakit yang mungkin sangat sakit untuk anak seusianya, sakit yang mungkin tak bisa ia tahan lagi sehingga ia merasa ingin cepat-cepat menyudahi rasa sakitnya.
"Unni..." suara lembut yang keluar dari mulut adikku itu membuat lamunanku buyar. Aku menatapnya lalu mengelus rambutnya pelan.
Aku berdehem. "Hmm? Apa kepalamu masih sakit?" Tanyaku.
Eun So menggeleng, "Tidak. Unni, tidak bisakah kita pulang sekarang?"
"Tidak. Kau tidak bisa pulang sekarang, Eun So-ya. Kau akan dirawat disini sampai kau sembuh."
"Tapi unni, keuangan kita. Maksudku, biaya dirumah sakit ini sangat besar. Kita pulang saja, hm? Aku akan memakan obatku dengan rutin agar aku cepat sembuh."
Aku menggeleng pelan, "Jangan memikirkan tentang biaya. Unni, sudah dapat uangnya. Sekarang kau hanya perlu sembuh, itu saja." Kataku meyakinkannya. Aku tau kekhawatiran dia. Aku tau dia sangat mengkhawatirkan bagaimana caranya aku bisa membayar biaya rumah sakit ini, ditambah lagi aku harus membayar uang rentenir yang kupijam dan juga hutang ayahku yang juga belum lunas terbayar. Untuk anak seusia Eun So sudah memikirkan hal seperti ini, menurutku dia sudah dewasa. Dewasa sebelum waktunya. Mungkin, dia mendewasakan diri karena keadaan. Anak-anak seusia dia adalah anak-anak yang hanya memiliki dunia bermain, mereka tak akan memikirkan hal yang orang dewasa pikirkan.
"Tapi unni..." Eun So mencoba memohon padaku agar aku mengeluarkan dirinya dari rumah sakit. Tapi, aku tak bisa. Penyakit yang diderita Eun So bukanlah penyakit ringan yang jika diinfus dan dikasih obat akan sembuh. Penyakit dia adalah penyakit yang bisa membuatnya meninggal.
"Sudahlah, jangan memikirkan itu. Oke? Sekarang kau tidur. Unni, akan disini menemanimu." Aku menaikkan selimut Eun So sampai ke pundaknya dan mengambil kursi untukku duduk disamping Eun So.
Kulihat Eun So mulai menutup matanya untuk kembali tertidur. Entahlah dia akan tidur atau hanya berpura-pura menutup matanya. Aku mengambil kertas dari tas selempanganku dan mulai membaca kertas kontrak tadi. Karena tadi aku tak sempat membacanya sangking terburu-buru. Surat ini benar-benar seperti surat perjanjian pada umumnya tak ada yang berbeda dengan surat perjanjian ini dengan surat lainnya, yang membedakannya adalah ini merupakan surat perjanjian berjudul 'Pacar Sewaan'. Aku membuka lembar kedua dari surat perjanjian itu, ada beberapa syarat yang ditulis di halaman kedua salah satunya adalah...
3. Jangan bertanya tentang masalah pribadi pihak A.
Oh baiklah, kalau masalah itu sih aku juga tak mau. Aku juga ingin privacy ku tetap terjaga. Yang dimaksud dengan 'Pihak A' disurat perjanjian itu adalah Chanyeol, ia menyebut dirinya dengan sebutan 'Pihak A' dan aku 'Pihak B'. Ya, memang seperti itu kan umumnya. Pihak yang membuat perjanjian disebut dengan 'Pihak A' sedangkan pihak yang mengikuti dan menyetujui sebuah perjanjian disebut dengan 'Pihak B'.
Tak banyak sih peraturan yang tertulis dihalaman kedua ini, mungkin hanya 20 peraturan yang berisi peraturan biasa. Seperti, harus selalu ada ketika pihak A membutuhkan atau akan selalu ikut keacara-acara tertentu kalau memang pihak B diperlukan. Ya, hanya seperti itu. Mungkin nanti setelah Chanyeol menghubungiku lagi untuk membicarakan masalah ini, akan ada banyak peraturan yang bertambah. Entahlah, aku hanya akan mengikutinya saja. Lagian disini aku hanya berperan sebagai seorang "Pacar Sewaan" dari seorang Chanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Sewaan (Park Chanyeol)
Fanfiction[SUDAH DITERBITKAN] Menjadi pacar sewaan seorang artis papan atas yang sedang naik daun? Bagaimana rasanya? Kejadian itu harus dialami oleh Kim Hye Ri, karena kebutuhan ekonomi yang mendesak Hye Ri harus menerima tawaran itu, tawaran untuk menjadi...