[11] Kau Kenapa?

84.4K 6.9K 314
                                    

Aku melirik berkali-kali Chanyeol yang sangat serius dengan berkas-berkasnya itu. Tempat duduk kami tidak terlalu jauh, Chanyeol memberikan sebuah kursi dan meja di dalam ruangannya untukku.

Meja dan kursiku ada di pinggir--dekat dinding. Jadi, aku bisa leluasa melihat dia tanpa Chanyeol mengetahui. Apa dia selalu seperti ini? Maksudku, dia seorang artis bukankah seharusnya dia bekerja di atas stage terus bernyanyi memuaskan hati para fans-nya?

"Apakah wajahku terlalu tampan untuk terus kau lihat seperti itu?" Chanyeol bersuara tiba-tiba tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas-kertas yang ada di depannya.

"Hah! Kau bilang apa? Kata siapa aku memandangimu?" Dustaku yang langsung berpura-pura sibuk dengan kertas yang ada di depanku. Aku bahkan tak tau itu kertas apa. Aku benar-benar tak melakukan apapun di sini. Yang aku lakukan hanya memandang sekeliling dan membolak-balikkan majalah yang ada di meja.

Cukup bosan sebenarnya bekerja seperti ini. Karena tak ada hal yang kukerjakan.

"Apakah kerjaanku hanya duduk di sini?" Tanyaku pada Chanyeol. Karena aku sudah mulai bosan.

Chanyeol menghentikkan aktifitasnya dan menatapku. "Ambilkan aku segelas air minum." Titahnya.

"Apa aku pembantumu?"

"Kau asistenku." Sahutnya.

"Apakah itu pekerjaan seorang asisten?" Tanyaku lagi dan Chanyeol mengangguk.

Sial! Benar seperti dugaanku kalau aku akan menjadi pembantunya. Aku benar-benar tak habis pikir menjadi seorang asosten Chanyeol itu seperti menjadi seorang pembantu seseorang.

Aku membangkitkan badanku dan berjalan keluar dari ruangan Chanyeol. Jujur, aku tak tau dimana letak pantry.

"Um... Park Chang Wook, apa kau tau dimana letak pantry?" Tanyaku pada Chang Wook yang sedang sibuk bermain ponsel. Dia seorang sekretaris dan kerjaannya hanya bermain ponsel?

"Oh! Nunna!" Dia meletakkan ponselnya dan menatapku. "Apa kau ingin ke pantry? Aku akan mengantarkanmu!" Serunya bersemangat.

"T-tidak perlu." Aku mengangkat kedua tanganku. "Kau hanya perlu memberitahunya dan aku akan kesana sendiri." Aku mencoba menolak halus tawarannya. Karena dia pasti sibuk, kan? Dan aku tak mau merepotkannya.

"Tidak apa, nunna! Aku akan mengantarkanmu. Ayo!" Chang Wook menarikku berjalan. Kami perlu menaiki lift untuk sampai ke pantry yang ada di lantai dua.

Aku heran dengan gedung SM ini, mereka memiliki banyak tingkat tapi kenapa pantry mereka harus di letakkan di lantai dua? Bukankah tempat itu sangat tidak strategis?

"Dan itu pantry-nya." Chang Wook menunjukkan sebuah ruangan kecil yang ada di pojok koridor.

"Gomawo, sudah mengantarkanku." Kataku cepat.

"Sama-sama, nunna!"

Aku berjalan menuju pantry yang terletak di ujung koridor itu untuk mengambil minuman.

Tak ada satu orangpun di pantry ini, mungkin para pekerjanya sedang sibuk dengan pekerjaan mereka.

"Apakah tidak ada gelas?" Aku bertanya pada diriku sendiri. Karena mataku sudah menyusuri setiap sudut ruangan ini, tapi aku sama sekali tidak menemukan sebuah gelas.

Terlalu banyak rak di sini. Apakah aku harus membukanya satu-satu? Well, sepertinya aku harus. Aku membuka setiap rak yang ada dan untungnya menemukan setumpuk cangkir.

Setelah mengisi cangkir itu dengan air putih, aku segera berjalan menuju ruangan Chanyeol.

"Nih." Aku memberikan minuman yang telah kuambil dari pantry itu ke Chanyeol. Aku sekarang sudah berada di ruangan Chanyeol dan Chanyeol masih sangat sibuk dengan pekerjaannya.

Pacar Sewaan (Park Chanyeol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang