"Jika cinta tidak akan membuatmu bingung lantas mengapa aku termenung?" -Vanessa-
Bagiku, dia adalah orang ketiga dihubungan kita.
Tapi untuknya, yang memilikimu lebih dulu, akulah pelakunya, akulah yang telah merebutmu darinya.
Tapi, bukankah seh...
Vanessa mendongak ke atas, mencoba menahan agar air matanya tidak turun lagi, "Eca gapapa."
"Gue bukan orang lain, gue sodaranya si Prisha. Gak akan gue bocorin rahasia lo, siapa tau gue berguna," kata Febby.
"Eca gapapa," timpalnya, tapi air matanya berlinang.
Febby mendekat lalu memeluk Vanessa, menepuk-nepuk pundaknya, "Ah, lu gapapa gapapa tapi nangis lu!!"
"Biii jangan gitu ah!"
Febby dan Prisha duduk di tepian kasur sementara Vanessa duduk di kursi belajarnya di hadapan mereka berdua.
"Lo yang bebas aja ngomongnya, anggap aja ini girls talk. Biar lo lega, keluarin semua," kata Febby.
"Sekarang Kak Prisha nanya, Eca putus sama pacar?" tanya Prisha.
"Udah lama, dia juga udah deket lagi sama mantannya."
"Itu yang bikin Eca sedih?"
"Sebenernya Eca udah gapapa, Eca gak ngarepin dia buat balik juga. Cuman Eca ngerasa sendiri, kenapa mereka harus kayak gini ke Eca gitu. Kayaknya gak ada yang berhasil, gak ada yang mihak Eca, gak ada yang dengerin Eca. Semua orang sama aja, mereka bilang biarin dia sama mantannya. Terus Eca gimana..."