2. The Truth

343 53 13
                                    

Tiga belas tahun kemudian ...

Batal menikah.

Rasanya luar biasa menyakitkan. Terlebih hanya tersisa 30 hari menjelang tanggal pernikahan. Semua hal pun sudah rampung dipersiapkan.

Masih terukir jelas di dalam ingatan kala Wonwoo mendapati 'calon istrinya' tengah berkencan dengan pria lain, padahal satu jam sebelumnya wanita itu berkata tengah sakit sehingga memilih istirahat daripada bertemu Wonwoo.

Amarah yang membara tidak Wonwoo lampiaskan begitu saja. Ia hanya menghampiri wanita pengkhianat itu lalu melepas cincin tunangan di hadapannya.

"Pernikahan kita dibatalkan." Ucap Wonwoo sebelum melenggang pergi meninggalkan restoran yang tadinya ia kunjungi bersama teman-teman.

Wanita itu mengejar Wonwoo, tentu saja. Dan Wonwoo baru bersedia menghentikan langkah ketika mereka berdua sudah berada di luar restoran.

Pertengkaran tak dapat dihindarkan karena wanita itu memohon minta diberi kesempatan kedua. Hingga akhirnya Wonwoo kembali meninggalkan wanita itu begitu saja.

"Salahmu aku selingkuh! Kau tak pernah memberikan perhatian padaku! Jadi bukan salahku bila aku mencari perhatian dari pria lain yang memang bersedia memberikannya untukku!"

Teriakan wanita itu menghentikan pergerakan tangan Wonwoo yang baru saja membuka pintu mobil.

Oh.

Memang semenjak putus dengan Junhui, Wonwoo tidak pernah memberikan perhatian penuh lagi pada siapapun yang menjadi pasangannya. Alasannya hanya satu; ia takut menyesal bila orang yang ia beri perhatian berlebih nantinya ternyata mengecewakan seperti Junhui.

Namun yang menjadi masalahnya, mengapa wanita itu bersedia dilamar Wonwoo bila ia mengetahui akan menikah dengan pria yang tidak perhatian kepadanya?

Bukankah itu berarti sejak awal wanita itu sudah berniat akan mengkhianati Wonwoo seterusnya? Wanita rendahan.

"Pathetic." Tukas Wonwoo sembari menyeringai sebelum masuk ke dalam mobil.

Itu adalah momen pahit yang mungkin akan terus menerus menghantui. Dikhianati. Siapa yang tidak sakit hati?

Namun di balik itu ada rasa syukur yang terselip, mengingat beberapa hari sebelumnya, orang tua Wonwoo tiba-tiba meminta sang putra untuk mempertimbangkan kembali pilihannya sebab memiliki firasat buruk mengenai kehidupan rumah tangga yang akan segera dijalani Wonwoo.

Ah ... orang tua memang memiliki firasat yang kuat terkait buah hati mereka.

"Kau itu harusnya sedih, kenapa kau malah tampak baik-baik saja?" Demikian pertanyaan yang sering Wonwoo dapatkan dari orang-orang sekitarnya semenjak pembatalan rencana pernikahannya diberitahukan.

Ya, Wonwoo memang tampak baik-baik saja. Namun mereka tak mungkin mengerti bila aslinya setiap malam Wonwoo sering melamun, didera ketakutan akan kembali mendapat pengkhianatan.

Tapi biarlah.

Wonwoo yakin trauma yang kini ia rasakan kelak akan bisa dilenyapkan oleh seseorang yang memang ditakdirkan untuk menjadi pendamping hidupnya.

/
-
/

Dua bulan kemudian ...

Setelah sibuk beraktivitas sepanjang hari, Wonwoo menyempatkan diri membuka socmed sebelum tidur.

Sesekali ia terkekeh pelan ketika menemukan postingan teman-temannya yang menghibur. 15 menit kemudian, ia menghela napas lelah karena waktu untuk scrolling socmed sudah berakhir dan ia harus segera tidur supaya besok tidak mengantuk saat bekerja.

Lean On Me [WONHUI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang