5. The Mess You Made

294 40 18
                                    

Sejak malam itu Wonwoo sering berkontemplasi mengenai keinginannya kembali memiliki Junhui.

Keinginan tersebut mustahil untuk diwujudkan, mengingat ia tidak tega bila Jiho kembali jadi korban pengkhianatan (yang mana Wonwoo tahu sendiri sakitnya seperti apa) dan betapa tingginya boundaries yang dibangun Junhui guna menunjukkan kesetiaannya terhadap Jiho.

Maka dari itu Wonwoo membulatkan tekad untuk 'mengamati dan menunggu', persis yang dilakukannya empat belas tahun lalu setelah mendapati kenyataan Junhui memutuskan setia terhadap kekasih virtualnya.

Ya, Wonwoo akan mengamati hubungan Jiho dan Junhui, sembari menunggu momen yang tepat untuk kembali memasuki kehidupan Junhui.

Intinya bila hubungan Jiho dan Junhui tengah goyah, Wonwoo akan menjadi pihak pertama yang memberikan bahunya sebagai tempat teraman untuk Junhui bersandar.

Namun bila hubungan mereka tidak goyah, maka Wonwoo takkan pernah mengambil langkah apapun untuk memisahkan keduanya.

/
-
/

Di akhir pekan berikutnya Wonwoo memutuskan datang pada malam hari supaya Jiho sudah berangkat kerja.

Tidak, Wonwoo tidak bermaksud merebut Junhui karena ia sudah memutuskan akan mengamati dan menunggu. Wonwoo hanya sengaja menemui Junhui tanpa sepengetahuan Jiho semata-mata demi mencegah timbulnya kecurigaan Jiho atas kedekatan mereka.

Wonwoo juga tidak memberitahukan perihal rencana kedatangannya pada sang mantan. Pasalnya ia bermaksud memberi kejutan dengan membawa perlengkapan alat merajut. Siapa tahu nanti Junhui akan membuatkan beanie lagi untuk Wonwoo?

"Dia pasti terkejut aku tiba-tiba datang," Gumam Wonwoo sembari menekan bel.

Begitu pintu terbuka, Wonwoo terbukti benar; Junhui begitu terkejut melihat kedatangannya.

Ironisnya, Wonwoo jauh lebih terkejut menyaksikan pemandangan indah di hadapannya, yaitu sang mantan mengenakan piyama kimono super pendek warna merah yang tentu mengekspos keindahan tubuhnya.

"Aaaaaa! Aku kira kau itu Jiho Hyung yang pulang lagi karena ada barang ketinggalan." Omel Junhui selagi satu tangan menutupi dada dan satunya lagi menarik-narik ujung pakaian supaya sedikit memanjang. Percuma. Wonwoo tetap bisa melihat banyak kissmark di leher, bahu dan paha dalamnya.

Belum sempat Wonwoo merespon omelannya, Junhui sudah berbalik badan lalu berlari kecil menuju kamar.

"Jun-ah!"

"Sebentar! Aku ganti baju dulu!"

Munafik kalau Wonwoo mengaku tidak kecewa, pasalnya ia lebih senang melihat Junhui berpenampilan terbuka. Namun sebagai seorang dominan, jujur dirinya takjub dengan sikap Junhui yang memilih berpenampilan tertutup di depan seseorang yang bukan merupakan pasangannya.

Itu tandanya Junhui hanya mengistimewakan pasangannya.

Tak lama kemudian Junhui keluar kamar, kali ini seperti biasa; tubuhnya dibalut oversized sweater warna pastel, memakai syal warna putih serta celana panjang warna senada.

"Kenapa tidak bilang mau ke sini?" Tanya sang pria manis sebelum mendudukkan diri di samping sang tamu --jarak dipastikan ada di antara sepasang mantan kekasih itu.

"Sengaja. Ini," Wonwoo menyerahkan kotak yang sedari tadi ia sembunyikan di balik badan. "Untukmu."

"Kado lagi?!" Junhui memekik nyaring, matanya membola melihat benda di tangan sang mantan.

Wonwoo mengangguk mengiyakan. "Mm."

"Terima kasih~" Junhui mendorong pelan kotak tersebut. "Tapi maaf aku merasa tak pantas menerima hadiah darimu terus."

Lean On Me [WONHUI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang