Malam ini Wonwoo tak berniat pulang; ia bahkan tak terpikirkan untuk pulang.
Hatinya lantang meneriakkan harus memeluk Junhui sepanjang malam, melindunginya dari kedinginan sekaligus menggugurkan kerinduan yang selama lima minggu telah terpendam.
Masih terasa bagai mimpi.
Dapat bertemu dan memeluk Junhui lagi rasanya seperti mimpi.
Malam itu Junhui menjelaskan apa saja yang telah dialaminya dalam lima minggu terakhir. Ia melakukannya di sofa, menghadap televisi, sembari menyamankan diri dalam dekapan sang calon suami.
Hari senin, Junhui melarikan diri, diantar oleh Paman Park ke stasiun. Di sana ia dijemput oleh orang kepercayaan Choi Seungcheol.
Seungcheol tidak bisa dikatakan sebagai mantan, tapi kurang tepat juga kalau disebut hanya sebatas teman. Maka dulu, sempat ada inside jokes bahwa Seungcheol adalah sugar daddy dari Junhui.
Dikarenakan Seungcheol memang sangat baik, Junhui jadi selalu mengandalkannya kalau sedang membutuhkan sesuatu.
Dan ya, tentu saja selain Seungkwan, Seungcheol merupakan pihak yang sering Junhui pinjam uangnya selama menjalin hubungan dengan Jiho.
Setibanya di apartemen, Junhui berencana membereskan kekacauan yang ia tinggalkan selama weekend. Tapi rupanya Jiyeon menelepon meminta bertemu. Junhui jadi menunda rencananya untuk beres-beres.
Junhui kira, ia disuruh untuk segera menghadap Jiyeon di kantor. Ternyata tidak. Sebelum sambungan telepon berakhir pun, wanita itu tiba-tiba menekan bel pintu apartemen sehingga Junhui tak dapat menyembunyikan kekacauan yang terjadi.
Begitu pintu dibuka, Jiyeon menerobos masuk lalu mengikuti jejak darah di lantai sampai ke kamar Junhui. Sesuai dugaan, wanita itu menjerit histeris menyaksikan betapa mengerikannya keadaan di dalam kamar.
Kemarahan Jiyeon sontak meluap, murka sekali pada Junhui yang sudah berani menutup-nutupi.
Dilanda kebingungan kenapa Jiyeon tiba-tiba datang dan memarahinya begini, Junhui hanya bisa menunduk dalam sembari memeluk dirinya sendiri.
Jiyeon lalu membawa Junhui ke rumah sakit, ke dokter Obgyn lebih tepatnya. Dokter menyatakan Junhui tidak hamil. Semua gejala yang menunjukkan penurunan kondisi tubuhnya disebabkan seringnya telat makan, stres, kelelahan dan kurang tidur; bukan karena adanya janin.
Setelah itu Jiyeon membawa Junhui ke kediaman keluarga Woo. Di sana Junhui diminta berkata sejujur-jujurnya mengenai apa saja yang Jiho pernah lakukan kepadanya.
Junhui tidak mau, ia masih berupaya melindungi Jiho.
Kesal Junhui tidak bersikap kooperatif, akhirnya Jiyeon membawa orang tuanya untuk datang ke apartemen Junhui demi menunjukkan bukti.
Junhui tak dapat mengelak lagi ....
Di luar dugaan, orang tua Jiho justru menilai bahwa kekacauan di dalam apartemen diakibatkan pertengkaran yang disulut oleh Junhui.
Ya, mereka tidak percaya bahwa Junhui 'sepenuhnya korban' dari masalah ini.
Hati Junhui begitu hancur dituduh yang tidak-tidak oleh orang tua mantan kekasihnya.
Lantas Tuan dan Nyonya Woo mengerahkan pencarian terhadap Jiho. Mereka ingin mendengar versi cerita dari sang putra bungsu.
Setelah melalui hari yang melelahkan, Junhui akhirnya menangis dalam pelukan Jiyeon. Ia juga memberanikan diri untuk bertanya, sebenarnya Jiyeon mengetahui semua ini dari siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lean On Me [WONHUI]
FanfictionWonwoo ingin menjadi tempat bersandar untuk Junhui, sang mantan kekasih yang tiga belas tahun lalu pernah ia sakiti. Sedangkan Junhui enggan bersandar pada Wonwoo sebab merasa khawatir kejadian di masa lalu mereka akan terulang kembali. Pada akhirny...
![Lean On Me [WONHUI]](https://img.wattpad.com/cover/343118393-64-k649089.jpg)