11. We're Waiting For You

453 34 27
                                    

*Siapkan cemilan, ini chapter paling panjang yang pernah aku tulis soalnya 🥺🤩(⁠*⁠˘⁠︶⁠˘⁠*⁠)⁠.⁠。⁠*⁠♡

-
//
-

Amarah bercampur sesal seketika bergejolak dalam jiwa. Tangannya meremas kuat lembar kertas itu, merasa tak terima dengan apa yang baru saja dibacanya.

Wen Junhui bodoh kalau sampai berpikir Jeon Wonwoo akan berhenti mengejarnya.

Persetan dengan sifatnya yang egois dan manipulatif! Wonwoo hanya ingin menjadikan Junhui sebagai miliknya lagi. Miliknya.

Wen Junhui harus kembali menjadi miliknya.

Wonwoo melampiaskan kemarahan atas kepergian sang kekasih pada Paman dan Bibi Park. Ia begitu murka, terlebih lagi setelah mengetahui Paman Park yang sudah mengantarkan Junhui ke stasiun terdekat karena Junhui mengatakan apartemennya kemalingan sehingga harus pulang ke Seoul secepatnya.

Junhui juga meyakinkan pria paruh baya itu bahwa dirinya sudah dijemput orang kepercayaan Wonwoo di stasiun, sehingga Paman Park tidak perlu mengkhawatirkannya.

Paman Park juga mengungkapkan ciri-ciri orang yang menjemput Junhui; pria, lebih tinggi.

Kim Mingyu?

Tidak, tidak. Tidak mungkin Mingyu. Wonwoo tahu sendiri bagaimana Mingyu begitu segan terhadapnya. Walau demikian, ia lekas mencari akun socmed Mingyu lalu menunjukkan fotonya pada Paman Park untuk memastikan.

"Bukan dia, Tuan."

Benar dugaannya. Lantas siapa yang sudah menjemput Junhui?

Tidak mungkin Jiho juga karena Jiho dan Junhui tingginya hampir sama. Tak ingin membuang waktu terlalu lama, Wonwoo memilih kembali ke Seoul secepatnya.

Selasa, pukul satu dini hari.

Wonwoo tiba di depan unit apartemen Junhui. Namun pintu tak kunjung dibuka. Menelepon tak ada gunanya; bukan nomor Wonwoo yang diblokir, Junhui yang sudah mengganti nomor ponsel. Akun socmed Junhui juga lenyap semua, seolah memberi kesan Wen Junhui telah menghilang tanpa meninggalkan satu pun jejak.

Wonwoo mengirim DM pada akun socmed Mingyu untuk meminta nomor teleponnya. Dan Mingyu baru membalas beberapa jam kemudian, lebih tepatnya saat pagi hari.

Ketika Wonwoo menelepon untuk menanyakan di mana keberadaan Junhui, ironisnya Mingyu begitu terkejut Wonwoo bertanya padanya, sebab kemarin sore Junhui justru pamitan dengan berkata akan menenangkan diri dulu di rumah yang berlokasi di perbukitan milik Wonwoo.

Kemurkaan Wonwoo semakin membara mengetahui Junhui membohongi semua pihak supaya keberadaannya tidak diketahui orang-orang terdekatnya.

Sekali lagi, Wen Junhui bodoh kalau sampai berpikir Jeon Wonwoo akan berhenti mengejarnya.

"Hyung ... apa dia bilang padamu sedang mengandung?"

"Begitulah."

"Kemarin Jiyeon Noona sudah membawanya ke dokter kandungan dan ternyata Moon Jun tidak hamil. Dia sering mual itu karena sering telat makan. Dia juga tak enak badan karena kelelahan, stres dan kurang tidur. Jiyeon Noona juga bilang begitu kecil kemungkinan Moon Jun bisa hamil anak si brengsek, soalnya si brengsek pola hidupnya tidak sehat, suka mengonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang."

Wonwoo tanpa sadar menghembuskan napas lega; terus terang ia cukup bahagia mendengar kabar Junhui faktanya tidak sedang mengandung bayi dari mantan kekasihnya.

/
-
/

Rabu, pukul sepuluh pagi.

Dalam perjalanan pulang kerja, Wonwoo menerima notifikasi dari m-banking miliknya bahwa ia baru saja menerima transfer sejumlah uang dari dua rekening bank berbeda atas nama yang sama: Moon Junhui.

Lean On Me [WONHUI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang