10

588 99 37
                                    

Seminggu kemudian......

Hanbin merengek pada Sungchan dan juga ibu Zhang Hao untuk pulang lebih cepat, karena sudah tak tahan dengan bau obat-obatan di rumah sakit.

"Ma, ayolah aku mau pulang, aku bener-bener udah gak kerasan disini." Setelah merengek pada Sungchan yang tak membuahkan hasil apapun, Hanbin ganti merengek pada Minghao.

"Gak bisa sayang, kamu masih sakit dan masih harus dirawat disini." Minghao juga sama, dan Hanbin terlihat pasrah, hingga akhirnya ia melirik ke arah Yujin yang sekarang bak tertangkap basah saat bertemu tatap dengan Hanbin.

Yujin langsung melihat ke arah lain, karena ia yakin Hanbin akan balik meminta bantuan padanya setelah gagal merayu Sungchan dan juga ibunya.

Hanbin tersenyum penuh makna. "Yujinie, bantuin kakak ya? Yujin kan anak baik," rengek Hanbin seakan lupa umur, gemes sih, tapi Yujin langsung bergidik ngeri saat mendengarnya.

Yujin pura-pura tak mendengarkan dan memilih mengabaikan yang lebih tua, hingga pada akhirnya Hanbin malah menyebut nama seseorang. "Kakak bilangan mama nih ya, kalau Yujin lagi deket sama Gyuvin di sekolah, atau mungkin kalian udah pacaran?"

Kedua netra Yujin membelalak kaget.

Sungchan menghela napas jengah, Sung Hanbin memang pintar memanfaatkan situasi.

Minghao melirik Yujin yang kini salah tingkah dan nyengir kaku. "Yujin, kamu belum boleh pacaran, mama aduin ke papa ya kalau kamu ketahuan udah punya pacar," tegas Minghao pada si bungsu Zhang.

"Nggak, Ma. Kak Hanbin bohong, orang aku cuma temenan sama Kak Gyuvin." Yujin berusaha mengelak.

Hanbin tertawa senang melihatnya, senang sekali dirinya menggoda Yujin dengan cara seperti ini.

Minghao menghela napas dan menggeleng tak percaya. "Mama gak percaya sama kamu."

"Ihh, Kak Hanbin mah gitu, orang aku gak pacaran sama Kak Gyuvin." Yujin melirik Hanbin kesal, apalagi saat melihat yang lebih tua malah menertawainya.

"Bohong, orang kakak pernah ngeliat kalian pegangan tangan." Hanbin malah makin membuat panas suasana.

Minghao menatap sang anak bungsu penuh tanda tanya. "Bener Yujin kayak gitu di sekolah? Kalo gitu motor baru nya gak jadi di beliin, nanti mama aduin ke papa ya."

Minghao langsung keluar dari ruang rawat Hanbin di ikuti Yujin yang mengekori ibunya bak anak ayam.

Hanbin terkekeh gemas melihatnya.

Sungchan berdecih kecil. "Pinter banget manfaatin situasi, emang segitu pengin nya lo pulang di saat keadaan lo masih belum pulih total, kenapa sih? Kok bebal banget di bilangin, ini juga demi kebaikan lo sendiri."

Hanbin langsung menyahut tanpa ragu. "Kelamaan seminggu di rumah sakit, gue udah bosen banget, mana cuma tiduran plus di infus doang, sampek muak banget gue disini, lagian gue juga kangen rumah dan suasana sekolah."

Sungchan berdecih mendengar alasan klise Hanbin. "Alibi lo, bilang aja lo kangen sama si brengsek ketua Dks."

Hanbin langsung protes saat nama sang pujaan hati malah diganti dengan embel-embel jelek nan buruk oleh Sungchan.

"Kok si brengsek sih, dia kan punya nama. Namanya Zhang Hao, inget ya dia punya nama." Hanbin menekankan kalimat di akhir ucapannya.

Sungchan memutar bola matanya malas. "Dasar bucin, Zhang Hao mulu yang ada di pikiran lo, udah gue bilang mending sama Ricky aja, lebih baik Ricky kemana-mana juga."

Hanbin mendengus. "Udah di bilangin cinta gak bisa di paksakan, lo tuh-"

"Terus apa bedanya sama lo? Lo udah lama suka sama Zhang Hao dan cinta mati banget sama dia, tapi sekarang kenyataannya yang dapet tetep si Seowon, dan sekarang lo malah ngeyel pas gue bilangin, lo tetap milih suka sama orang yang bahkan nggak pernah ngeliat ke arah lo sama sekali, lalu perkataan lo tadi secara gak langsung nyindir diri lo sendiri? Katanya cinta gak bisa di paksakan, tapi lo tetap ngejar-ngejar orang yang bahkan selalu bikin lo sakit hati tiap hari."

LAST HOPE (HAOBIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang