17

613 105 66
                                    

Warning!!!
Warning for you all (readernim)
Takut gak ngefeel nih chapter nya, jadi mohon dibaca dengan baik dan tenang
Silahkan tersenyum setelah membaca sampai akhir cerita di chapter sedikit spesial ini.
Full uwuwu 🥰🥰🥰
Trust me, readernim 🥰👍
























































































Keesokan harinya, seluruh murid sudah berbaris rapi di tengah halaman sekolah, karena mereka akan melaksanakan rutinitas upacara yang dilaksanakan tiap hari senin.

Setelah melakukan camping selama 3 hari mereka tak mendapatkan libur satu hari pun, hal inilah yang menyebabkan beberapa murid sibuk menggerutu bahkan mendumel dalam hati.

"Gue pengin nge hujat boleh gak sih? Bisa-bisanya setelah camping kemarin, besok paginya langsung masuk sekolah mana langsung upacara lagi, nih sekolah dari dulu gak pernah berubah, nyebelin banget anjir, kalo bukan karena ortu ngebet pengin gue sekolah disini, gue udah pindah sejak setahun yang lalu," gerutu Gyuvin dengan ekspresi kesal tak terbendung.

Ricky yang berdiri tepat di samping Gyuvin hanya bisa menyunggingkan senyum tipis mendengar Gyuvin yang sibuk mengomel, bahkan Gyuvin tak sadar jika salah satu anggota DKS kini sibuk berpatroli di belakang tubuhnya.

Ricky dan Gyuvin memang berada di barisan paling belakang, karena tadi mereka hampir terlambat mengikuti upacara dan hampir semua murid juga sudah berbaris di halaman luas sekolah, jadi mereka mendapatkan barisan di paling belakang bersama murid-murid yang lainnya juga.

"Lo ngeluh ini itu, tapi lo tetap nggak pindah-pindah sekolah," sahut Ricky pelan namun Gyuvin masih mendengarnya dengan cukup baik.

Gyuvin mendelik sinis. "Lo diem aja deh, gak usah banyak bacot, jangan menguji kesabaran gue dibawah teriknya panas sinar matahari yang sangat tidak berprikemanusiaan ini."

"Emang sekolah sialan! Gue marah pokoknya," celoteh Gyuvin lagi sambil misuh-misuh.

Ctazz

"Aish, shit! Siapa yang berani-beraninya mukul betis orang kaya 7 turunan huh, sialan, mau-" Gyuvin langsung mingkem saat sadar siapa seseorang yang dengan tidak berprikemanusiaan nya memecut betis belakang nya menggunakan rotan.

Ricky menahan tawa dan mencoba terlihat tak tahu apa-apa.

Gyuvin nyengir canggung. "Ha-halo kakak ipar," sapanya dengan begitu kaku, siapa coba yang tidak canggung dan kaku kala bertemu tatap dengan netra kelam sang ketua Dks yang terlihat begitu menyeramkan saat netra itu kini terlihat begitu dingin dan tak bersahabat sama sekali.

"Gak guna kaya raya, tapi minus akhlak, habis upacara temuin gue di ruang DKS," peringat Zhang Hao dengan tegas, setelahnya ia langsung berlalu pergi dan sempat memberikan peringatan lagi.

"Kalo lagi upacara jangan bicara sendiri, fokus ke depan dan hormati pidato petinggi sekolah, serta ikuti semua rentetan upacara sampai selesai tanpa berbuat gaduh."

Gyuvin mengangguk kikuk dan menghela napas lega saat Zhang Hao sudah pergi menjauh.

"Untung calon kakak ipar," gumam Gyuvin agak nelangsa.

*****

Siang harinya, kelas Hanbin kini sedang jamkos dan beberapa murid nampak sibuk dengan kegiatan masing-masing, Hanbin sendiri memilih menidurkan kepala di atas meja, ia lelah dan lesu bahkan di saat ia seharusnya bersemangat.

LAST HOPE (HAOBIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang