11

562 95 58
                                    

Keesokan harinya, Hanbin yang baru keluar dari rumah sakit kemarin malah langsung masuk sekolah dengan begitu sumringahnya, padahal seminggu yang lalu ia hampir mati saat penyakitnya tiba-tiba kambuh, tapi hari ini ia malah bersikap seakan ia begitu baik-baik saja.

Terlihat ceria seperti biasanya diantara rasa sakit dan rasa lelah yang selalu ia tutupi dari banyak orang.

"Kak Hao!" Hanbin terlihat begitu antusias saat melihat siluet sang pujaan hati yang kini berdiri di dekat gazebo bersama dengan Kuan Jui.

Bukannya senang Hanbin sudah masuk sekolah, Zhang Hao malah terlihat jengah, berbeda dengan Kuan Jui yang terlihat begitu merindukan Hanbin.

Hanbin berlari-lari kecil ke arah Zhang Hao dan Kuan Jui, hingga ia tak sengaja tersandung kakinya sendiri dan membuat tubuhnya oleng ke belakang.

Grep

Beruntung lah seseorang dengan cepat menahan tubuh ringkih Hanbin yang semakin terlihat kecil dan kurus.

Hanbin terkejut dengan kedua netra mengerjap-ngerjap lucu.

"Lain kali jangan lari-larian kayak tadi, nanti lo bisa jatuh dan terluka." Ricky tersenyum dengan posisi setengah memeluk Hanbin dari sisi samping.

Zhang Hao dan Kuan Jui melihat posisi Hanbin dan Ricky dengan ekspresi berbeda.

"Eh, iya. Makasih ya udah bantuin," balas Hanbin dengan senyum canggung, ia segera menegakkan badan dan mencoba menghindari kecanggungan yang tiba-tiba melanda.

Ricky terkekeh kecil. "Gue kangen, kak. Lo lama banget perginya, lain kali jangan lama-lama ya." Hanbin terlihat kaku mendengar penuturan yang lebih muda, ia melirik ke arah Zhang Hao yang memandangi nya tanpa ekspresi.

Hingga Hanbin baru sadar jika ada yang aneh dari Zhang Hao dan Ricky.

"Eh, tunggu, wajah kalian kenapa bisa memar-memar?" Hanbin melihat ke arah Ricky dan Zhang Hao secara bergantian dengan raut muka polosnya.

Jangan-jangan...

"Kalian berantem!?" pekik Hanbin sedikit tak percaya dengan kesimpulannya hari ini, jangan-jangan kemaren Sungchan kaget bukan karena Heeseung sedang ada masalah, tapi karena Ricky dan Zhang Hao yang tengah baku hantam di sekolah.

Ricky semakin gemas melihat ekspresi yang lebih tua saat ini, dan ia hanya menanggapi keterkejutan Hanbin dengan senyum tipis.

"Beneran kalian berdua berantem, beneran, Ky?" tanya Hanbin masih ingin mendapatkan pernyataan secara resmi dan jujur dari yang lebih muda.

"Tanya aja ke dia," sahut Ricky sembari melirik datar ke arah Zhang Hao.

Hanbin langsung menghampiri Zhang Hao dengan netra seakan menunjukkan banyak tanya dan ingin yang lebih tua untuk segera memberitahunya tentang sebuah kebenaran. "Kak Hao, kakak beneran berantem sama Ricky?"

Zhang Hao menatap malas Hanbin yang ia anggap selalu sok polos di matanya. "Tanya aja ke kacung lo, jangan tanya gue!" balas Zhang Hao dengan nada ketus.

Seperti biasa Zhang Hao tak pernah berubah, selalu saja bersikap kasar dan ketus pada Hanbin.

Ricky menghampiri yang lebih tua dan menatapnya begitu sengit. "Lo bener-bener ya, dari kemarin nguji kesabaran gue, udah gue bilang jangan bawa-bawa Hanbin ke dalam masalah kita, ngerti nggak!?" sentak nya mulai habis kesabaran melihat tingkah menyebalkan Zhang Hao yang selalu membuatnya naik darah, apalagi jika itu berhubungan dengan Hanbin, seseorang yang kini dengan sangat nyaman tinggal di hatinya.

Zhang Hao menyeringai remeh, ia melepas kasar tangan Ricky yang kini masih mencengkram kerah seragamnya.

Ia melirik Hanbin sinis.

LAST HOPE (HAOBIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang