aa

446 48 28
                                    

Sepasang insan yang sepakat menjalin cinta tentunya berharap mengakhiri dalam sebuah pernikahan. Apalagi, adakalanya cinta tidak membutuhkan logika meski harus melalui liku-liku perjuangan dan tetesan darah. Itulah misteri cinta. Dan jika berbicara tentang kekuatan misteri cinta, mungkin hanya Sang Pencipta yang mampu menjawabnya.

Namun, perempuan mapan berprofesi sebagai arsitek ini tidak juga mengakhiri masa lajangnya diusia yang cukup tua untuk menopang sebuah rumah tangga.

Perempuan bernama asli Emily Madison Anthony ini salah satu perempuan yang diincar oleh kaum Adam di luar sana. Tentunya lelaki berprofesi high.

Emily selalu menunda waktu hanya dengan memikirkan cara untuk menemukan pasangan hidup yang tidak akan menjadikannya seorang perempuan yang nakal lagi. Ya, Emily adalah wanita yang pergaulannya cukup bebas, namun tidak melampaui batas.

"Bunda mau kemana?" Tanya Emily ketika melihat wanita paruh baya berparas cantik seperti dirinya keluar kamar dengan pakaian formal.

"Bunda mau ke acara pernikahan anak temen bunda. Masa anak temen bunda yang lebih muda dari kamu sudah menikah. Kamunya kapan nyusul, sayang?" Pertanyaan yang selalu Makenna -bunda Emily- lontarkan. Kapan dan dimanapun itu.

"Ah, bunda mah ngomong itu-itu mulu. Emily bosen dengernya." Ucap Emily cemberut.

"Kalo kamu gak menemukan pasangan, bunda gak segan-segan memperkenalkan kamu dengan anak tante Sandra." Ancam Makenna.

"Aduh bunda, ini bukan zaman Siti Nurbaya lagi. Ini sudah 2015, lho." Sindir Emily.

"Bunda gak bilang kalo kamu mau dijodohin, lho. Oh, jadi kamu maunya dijodohin sama anak laki-laki tante Sandra yah? Hayo, ngaku kamu." Goda Makenna.

"Enak aja. Liat mukanya lagi enggak pernah. Tante Sandra aja nggak kenal. Yang namanya Sandra buanyak banget. Udah ah, bunda ke acara temen bunda aja. Nanti telat, lho."

"Bilang aja kamu kalah debat sama bunda." Sindir Makenna, lagi.

"Bundaaa. Emily ngaduh ke Ayah nih. Udah sana." Gerutu Emily.

"Ngaduh lewat mana kamu? Ayah lagi tugas ke luar kota. Wlek. Haha." Ucap Makenna.

"Bunda pergi dulu yah. Kalo keluar jangan pulang malam-malam. Anak dewasa kayak kamu gak baik pulang malem. Pakai pakaian tertutup. Jangan ngebut kalo mengendarai mobil. Ja-"

"Bunda bawel." Potong Emily.

***

Perkataan Makenna yang ingin memperkenalkan Emily dengan anak Sandra benar-benar dilakukannya. Buktinya, mereka berempat sekarang berada di salah satu restoran milik keluarga Anthony -ayah Emily-, restoran yang Emily desain dengan tangannya sendiri.

Sepertinya wajah tante Sandra agak familiar. Dia siapa, ya? Batin Emily.

"Bastian, ajak Emily ngobrol dong." Bisik Sandra.

Bastian menarik napas dalam-dalam dan menjulurkan tangannya ke depan Emily.

"Bastian Edgar Francisco."

"Nama lo keren juga. Francisco." Puji Emily setengah hati.

"Kalo Francisco, berarti yang keren itu namanya bokap gue. Bukan nama gue." Ucap Bastian.

Emily hanya menaikkan bahunya.

"Kayaknya sudah ada yang akrab lagi, nih." Sindir Sandra.

"Iya, San. Kayaknya dibicarain sekarang juga lebih bagus." Ucap Makenna.

"Akrab apaan, mah? Ceweknya ngebosenin." Bisik Bastian.

Sandra mencubit pinggang anaknya sampai terdengar rintihan dari Bastian.

[Don't] Let Me GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang