Dua hari yang lalu mereka kembali ke rumah. Yang berbeda hanya sikap Bastian yang kembali acuh.
Kemarin malam Bastian tidak tidur di rumah, dia lebih memilih untuk pulang ke apartment-nya.
Merasa bosan, Emily menelpon bundanya dan memberi kabar kalau ia akan pulang. Dan itu membuat Makenna merasa senang.
"Aku pulang, bunda."
"Kamu sendiri?" Makenna memperhatikan ke belakang Emily namun tidak melihat sosok yang ia cari.
"Iya, bun. Bastian lagi ada kerja, jadi gak bisa ikut."
"Yah, padahal mau minta janji sama Ka Bastian." Ellie tiba-tiba keluar dari kamarnya.
"Janji apaan?"
"Mau tau aja."
Emily hanya memutar bola matanya dan meminta izin untuk ke kamar.
"Gue ngasih kabar gak, ya kalo gue disini?"
"Ah, palingan lagi seneng-seneng, bodo amat."
Emily mulai memejamkan matanya. Namun pada saat ia betul-betul ingin tidur, Ellie tiba-tiba merusuh di kamarnya.
"Kak, jangan tidur dulu."
"Apa, sih. Ganggu banget."
"Aku mau cerita-cerita sama kakak."
"Tumben banget. Aku lagi gak ada duit, nih."
"Ye, aku gak mau minta apa-apa. Cukup dengerin aku dan jawab jika ada pertanyaan."
"Iya, bawel." Emily bangun dari tidurnya dan duduk di sebelah Ellie.
"Ka Bastian itu baik banget, sumpah. Dia sering traktir aku di tempat mahal. Bukan aku yang minta, lho. Dia suka jemput aku kalau sopir gak dateng. Bela-belain, padahal rumah kakak ke sekolahku itu lumayan jauh." Jelas Ellie panjang lebar.
Emily menaikkan sebelah alisnya, "Penting banget sampe cerita ke aku?"
"Iyalah. Dia juga sering ceritain kakak, lho." Ellie tersenyum menampakkan lesum pipitnya.
"Yang bener?"
Ellie mengangguk semangat.
Emily mendekatkan dirinya ke Ellie, "Dia cerita apa aja?"
"Haha. Penasaran, kan?"
Emily memanyunkan bibirnya dan menggelitik pinggang Ellie.
"Iya, iya. Aku ceritain."
"Katanya, kakak itu bawel, gak bisa diam kalo lagi marah. Makannya banyak banget. Suka mukulin Ka Bastian, tapi.." Ellie menggantung ceritanya membuat Emily kesal.
"Dia bilang, Ka Emily manis kalau lagi ketawa." Ellie tertawa.
"Ngibul kamu, ah." Emily menunduk menahan malu.
"Eh? Gak percaya, yaudah."
Emily tersenyum kecil.
"Cie, senyum sendiri."
"Ah, nggak. Udah, kamu keluar, gih."
"Ok, kak. Awas, baper." Ellie segera lari keluar kamar Emily.
Benar saja, Emily masih kepikiran dengan cerita Ellie. Emily tahu, Ellie jarang berbohong padanya.
Kadang Emily tidak mengerti dengan isi kepala Bastian. Sebentar romantis, sebentar lagi ngeselin.
Emily beralih ke ponselnya yang bergetar karena ada pesan.
Bastian : dmn
Emily melototkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Don't] Let Me Go
Teen Fiction"Jadi lo harus milih, jadi janda muda atau disakitin terus-terusan."