dd

141 35 6
                                    

Singapore Changi Airport.

"Dingin banget."

"Baby, bawain kopernya."

"Aku juga bawa ransel, nih." Bastian berjalan meninggalkan Cindy yang kerepotan.

Cindy memanyunkan bibirnya dan segera memburu Bastian.

Bugh.

"I'm sorry, sir. I don't see you." Cindy kembali menarik kopernya namun ditahan oleh seseorang yang telah ia tabrak.

"Where are you from, sweety?"

"Indonesia."

"Oh, Indonesian."

"Yes, I've to go now."

"See you later."

Cindy kembali berlari karena Bastian sudah masuk dalam taksi.

"Ke apartemenku?"

Bastin hanya berdehem dan memejamkan matanya.

Cindy yang sadar kalau Bastian sudah tertidur pulas segera mengeluarkan hpnya.

Dia memposisikan kepala Bastian di bahunya dan segera mengambil gambar.

Dia segera meng-upload ke Instagram dengan caption, "my baby so tired❤"

Cindy tersenyum puas, "Ini belum seberapa, Emily."

***

"Tadi taksinya belok kemana, sih?" Gerutu Gabriel.

Sesaat setelah Gabriel ditabrak oleh Cindy ia segera mengikutinya dengan mobil yang sudah disiapkan oleh sepupunya.

"Oh, where are you, guys?"

Gabriel memelankan mobilnya mencari taksi yang ditumpangi Cindy dan Bastian di depan sebuah apartemen.

"I'm find you!"

Gabriel memarkirkan mobilnya dan keluar dengan mantel kebesaran, topi dan kacamata hitam.

"Night, babe. Can you tell me the apartment number the couple who had just come?"

"643."

"Give me the key after their apartment."

"This."

"Good, i love you."

Gabriel segera menuju kamar 653, tepat di depan kamar apartemen Cindy.

"Bersenang-senanglah, just for tonight because i'm so tired."

***

"Bas, kamu kok tidur di sofa, sih?"

"Ini baring-baring aja, kok." Bastian masih tetap memainkan ponselnya.

Sedetik kemudian, raut wajahnya berubah menjadi kesal.

"Cindy, lo hapus postingan lo yang di taksi, sekarang."

"Kamu kok jadi suka marah, sih?"

"Hapus ato gue pindah kamar?"

"Iya, aku hapus sekarang."

Cindy mengambil ponselnya dengan muka cemberut, tapi setelah melihat postingannya di-like sama Emily, dia kembali tersenyum menang.

"Tapi Emily udah liat, gimana dong?"

Bastian membulatkan matanya.

"Kamu takut dia bakal marah?"

Bastian menetralkan mimik wajahnya, "Enggaklah."

"Terus, kamu kenapa kayak menghindar dari aku?"

"Udahlah, aku mau tidur." Bastian segera tidur di sebelah Cindy namun membelakanginya.

"Huh."

***

"Emily, lo dimana?"

"Gue di rumah, kenapa?"

"Lo nginap sendirian?"

"Ada Aura sama Tesa. Omar gajadi nginap gara-gara lo gak ada."

"Oh, gitu. Lo gak pernah dihubungin sama Bastian?"

"Enggak. Untuk apa juga dia hubungin gue. Gak penting."

"Oiya, nene gue titip salam."

"Beneran? Gue mau bicara, deh."

"Eh, dia udah tidur barusan."

"Yaudah, gue juga mau bobo. Night."

"Juga, sweety."

Gabriel membuang dirinya ke atas kasur dan memejamkan matanya.

"Bastian brengsek. Kalo gak mau buat komitmen, ya gausah nikah. Tinggal bilang gak mau, kenapa susah banget."

"Untung gue belum punya calon."

"Kalo dulu Deby jadi istri gue, apa dia bisa bahagia?"

TBC--

[Don't] Let Me GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang