gg

118 22 0
                                    

Tara : Bas, can u send me account social media Emily?

"Tara masih ingat aja sama janjinya."

Bastian : id line nya emilymdsn

Tara : tq x.

"Mau kemana, bu malam-malam?"

"Mau tau aja."

"Pakaiannya lebih tertutup dikit, bisa?"

"Lo suruh gue pake daster untuk dinner?"

Dinner, batin Bastian.

"Boleh juga, tuh."

"Udalah, gue cabut dulu."

Emily segera keluar rumah dan mengendarai mobilnya.

Bastian dengan gerakan cepat mengganti pakaiannya sebelum jejak Emily menghilang.

"Where are you going, Emily?"

Bastian sengaja memperlambat mobilnya agar tidak terlihat oleh Emily.

Emily tampak memasiku sebuah restaurant ternama di Jakarta.

"Gimana bisa gue gak terlihat?"

Bastian masih menunggu Emily mencari seseorang yang sudah lebih awal tiba.

Perempuan itu nampak duduk di hadapan seorang lelaki yang memakai jas hitam.

"Gabriel, sialan."

Bastian masih tetap di dalam mobil memperhatikan gerak-gerik dua orang tersebut.

Tiba-tiba Gabriel menarik tangan Emily untuk berdiri. Sebuah lantunan musik mulai terdengar.

Gabriel menuntun tangan kanan Emily untuk memegang pundaknya dan tangan kirinya bertautan dengan tangan kanan Gabriel. Sementara tangan kiri Gabriel menggantung indah di pinggang Emily.

Seperti pasangan yang romantis, mereka mulai berdansa di tengah-tengah tamu yang hadir malam itu. Acara makan malam keluarga Gabriel.

Bastian geram melihat kejadian itu, ia langsung keluar mobil dan masuk ke dalam restaurant.

Ia berjalan ke arah Gabriel dan sekali hantaman, Gabriel terjatuh.

Semua orang terkejut, tak lebih Emily yang ada di hadapannya.

"Bastian!"

"Pulang sama gue." Bastian menarik tangan Emily namun ditahan oleh Gabriel.

Bugh.

Satu hantaman di pipi kanan Bastian.

Bastian tidak tinggal diam, dia menarik kera baju Gabriel dan sesaat kemudian mereka baku hantam kembali.

Untung saja papa Gabriel segera turun tangan dan memberhentikan mereka.

"Gabriel apa-apaan ini?!"

"Maaf, pah." Gabriel memegang dagunya yang sedikit berdarah.

"Ya ampun. Dagu lo berdarah. Sini biar gue bersihin dulu."

Sementara bibir Bastian yang lebih banyak mengeluarkan darah tidak dihiraukan sama sekali oleh Emily.

Shit, gue dicuekin, batin Bastian.

"Maaf, om. Sekali lagi saya minta maaf atas kejadian ini."

"Iya, tidak apa-apa, nak Emily. Saya harap teman kamu ini bisa keluar sekarang juga dari sini."

Emily menyeret Bastian keluar dari tempat itu.

[Don't] Let Me GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang