Napas Petra tercekat ketika Levi mendudukkannya ke kursi. Kemudian, pria itu berjalan memasuki sebuah ruangan, sebelum kembali dengan membawa sekotak kecil P3K.
"Ulurkan kaki mu." ucap Levi.
Bukannya menuruti ucapan Levi, Petra malah menarik kakinya ke bawah kursi.
"Ini bau. Aku masih kotor." ucap Petra.
"Apa kamu akan mengatakan hal yang sama jika aku adalah Dokter?"
"Tapi, kamu bukan Dokter."
"Aku tahu. Aku hanya pria pendek yang pekerjaannya tidak jelas."
"Bu-bukan begitu!"
Levi terkekeh, "bercanda. Sebelumnya, maaf." lalu dengan sopan Levi menarik kaki Petra yang terluka. Menyingkap celana yang gadis itu kenakan hingga batas lutut tanpa ada maksud lain. Walau demikian, sang empunya kaki kini terlihat sangat tegang.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa pulang sangat larut, Nona Rall?" tanya Levi.
"Ya?"
"Kenapa bisa terluka?"
Petra melempar pandang ke arah lain ketika Levi meniup lukanya. Pria itu sangat telaten dan hati-hati dalam membersihkan luka di kaki Petra, sehingga bukannya perih gadis itu malah lebih merasa berdebar dan malu.
"Aku mengambil kelas malam. Karena tidak sengaja tertidur di bus, aku melewati halte pemberhentian ku dan terpaksa berjalan pulang." jelas Petra, ia meringis saat Levi menekan lukanya dengan kapas yang sudah diberi alkohol.
"Maaf. Lalu, bagaimana bisa kamu terluka?" tanya Levi.
"Eum ... Tau pembelokan di samping Toko Tas?"
"Ah, iya."
"Ada sebuah motor yang melintas dan tiba-tiba saja tasku di tarik kuat. Aku berusaha menahannya, tapi, karena takut aku membiarkan pria itu menarik tasku tanpa tahu tarikannya cukup kuat dan membuatku terjatuh di aspal."
Levi membalut luka Petra dengan perban. Kemudian, ia mendongak untuk menatap gadis itu.
"Di sana memang rawan penjambretan. Sebaiknya jangan lewat sana kalau sudah malam." ucap Levi sambil merapihkan peralatan P3Knya, "walau jaraknya lebih dekat, sebaiknya lewat jalan besar di dekat SMP Mitras." sambung Levi.
"Iya ... "
Levi mengulas senyum. Ia kemudian merogoh saku apronnya, mengeluarkan sebungkus permen dan menyodorkannya kepada Petra.
"Seorang pelanggan kecil sore ini memberiku permen. Untuk mu saja." ucap Levi.
Petra terkekeh, masih dengan pipi merona ia menerima permen tersebut dari Levi. "Terima kasih."
"Kembali kasih."
Levi kembali meletakkan kotak P3K pada tempatnya, lalu memilih untuk membuat dua cangkir teh camomile untuknya juga Petra.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHRYSANTHEMUM [LeviHan Fanfiction]
FanficKisah ini adalah sebuah cerita biasa. Kisah sederhana dari sepasang anak Adam dan Hawa. Tentang dua takdir yang terikat benang merah. Sejauh apapun jarak membentang, seberapa pun kusutnya, benang merah tersebut akan teruntai dan kembali menjadi sat...