05

21.3K 2.3K 98
                                    

Kali merasakan kehadiran seseorang di belakangnya dan saat ia menoleh, terlihat Jaegas yang berdiri menjulang di belakangnya. Hal itu sontak membuat Kali terkejut dan hampir saja menyentuh wajan panas jika Jaegas tidak meraih tangan dan pinggang rampingnya dengan sigap.

Jaegas menghela nafas kala ia sempat menarik Kali agar tidak menyentuh wajan tersebut. Hampir saja ia melihat tangan pujaan hatinya terluka.

Kali yang tersadar dari keterkejutannya pun meninju pelan dada Jaegas dan menatap nyalang ke arah Jaegas yang sedang merengkuhnya. Hey ia hampir terkena luka bakar.

"Maaf"

Kali yang mendengarnya pun menajamkan pendengarannya, apa yang barusan ia dengar. Jaegas meminta maaf? Untuk apa dan bukannya protagonis pria dideskripsikan tidak mudah tunduk seperti ini.

"Karna?"

"Bikin lo kaget"

"Gue maafin. Duduk sana, jangan ganggu gue masak" Kali mengatakan hal itu sembari menunjuk ke arah meja makan dengan dagunya.

Jaegas yang sedang mode penurut pun mengikuti perkataan Kali, ia melepas rengkuhannya walaupun dengan tidak rela lalu berjalan menuju kursi meja makan. Jaegas juga heran, mengapa ia bisa dengan mudah menuruti perkataan pemuda itu.

•••

Disisi lain terdapat 6 pemuda yang sedang berkumpul di sebuah rumah yang dijadikan sebagai markas berkumpul mereka. 6 pemuda tersebut ialah anggota inti Phantagos yang sedang berusaha menahan rasa penasaran mereka.

"Gue bisa mati penasaran kalo gini"

"Duain"

Raden, Revan, Azka dan Rey dengan posisi membentuk lingkaran dan memasang ekspresi serius seperti sedang melaksanakan sidang penting. Sabiru dan David hanya menatap mereka sembari menggelengkan kepala.

"Telpon aja coba"

"Lo mau kena amuk paketu? Gue sih gak"

Sabiru yang tak tahan melihat mereka pun segera mengangkat suara "Kalo ketemu aja tanya langsung"

Sabiru yakin jika mereka menelpon Jaegas sekarang maka akan mengganggu Jaegas tentunya dan Sabiru yakin mereka akan terkena amukan dari bosnya itu.

Revan yang sedari tadi diam pun menatap teman - temannya satu persatu membuat teman - temannya merasa aneh padanya.

"Kenapa lo?"

"Kek kenal gak si"

"Apanya?"

"Cowok yang difoto pak bos"

Mereka yang mendengar perkataan Revan pun kembali merenung, mencoba membongkar memori untuk mencari pemuda yang difoto Jaegas.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐁𝐄𝐂𝐎𝐌𝐄 𝐒𝐔𝐁𝐌𝐈𝐒𝐒𝐈𝐕𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang