Kilas balik
"Jangan tidur sayang, jangan tidur!"
Kepanikan melanda di sebuah mansion. Seorang pria yang senantiasa menggenggam tangan istri tercintanya sembari mengelus dahi sang istri, berharap dapat mengurangi rasa sakit yang dirasakan pujaan hatinya.
"DIMANA DOKTERNYA?!"
"Mereka sudah datang tuan"
Terlihat beberapa orang dengan setelah putih dan satu wanita yang memakai jas putih. Mereka mempersiapkan segala yang diperlukan untuk menjalani persalinan sang nyonya rumah. Dokter mengecek keadaan wanita yang terbaring lalu mengernyit.
"Selamatkan anakku. Apapun yang terjadi, selamatkan anakku"
Wanita itu paham, bahkan sangat. Dari awal, kehamilannya sangat rentan dan dapat mempengaruhi kesehatannya tetapi ia tetap mempertahankan anugerah yang diberikan Tuhan untuknya. Wanita itu sangat mencintai anak yang berada di kandungannya, berharap anaknya tumbuh dengan sehat dan menjadi pemuda yang tampan.
"Tapi nyo–"
"Selamatkan anakku! Kumohon"
Wanita itu meraih tangan tangan dokter yang sedang memeriksanya tanpa sepengetahuan sanga suami yang berada di luar ruangan. Ia tahu, ini juga kesalahannya karena tidak menberitahu suaminya akan kesehatannya ketika mengandung sang anak, tetapi jika ia beritahu maka suaminya akan melarang untuk mempertahankan anaknya. Dokter itu pun memejamkan matanya lalu menghela nafas.
Sudah lewat 8 jam, pria yang berada di luar ruangan pun berjalan kesana kemari sedari tadi. Ia sangat takut ketika melihat istrinya kesakitan, sangat takut akan ditinggalkan. Pria itu berhenti kala mendengarkan suara pintu terbuka dan menampilkan seorang dokter. Pria itu langsung menerobos masuk dan membeku di tempat ketika melihat sang istri yang memejamkan matanya dengan wajahnya yang pucat.
"Apa yang terjadi"
Suara yang menggema di ruangan tersebut, membuat setiap orang yang mendengarnya merasa takut.
"Hanya salah satu yang dapat diselamatkan. Nyonya memohon pada saya agar menyelamatkan bayinya"
"KAU SEORANG DOKTER! MENGAPA TAK BISA MENYELAMATKAN ISTRIKU JUGA"
Oek oek!
Terdengar suara bayi menangis yang mengalihkan atensi pria itu lalu menatap ke arah seorang pelayan yang menggendong bayi kecil. Pria itu menggeram ketika melihat bayi yang digendong.
"Bawa anak itu keluar. Aku tak sudi melihatnya"
7 tahun mendatang
Terlihat seorang pemuda kecil yang sedang memakai seragam sekolahnya di depan cermin. Ia tersenyum kecil ketika melihat dirinya di pantulan cermin dengan seragam lalu berlari kecil menuju ranjang dan mengambil tasnya yang berada disana. Pemuda kecil itu berlalu keluar dari kamar menuju meja makan.
Ketika hampir sampai, ia mendapati keberadaan seorang pria yang sedang menatap sebuah tab. Ia tersenyum cerah melihat sang ayah dan ingin mengucapkan selamat pagi, tetapi sang ayah lebih dulu pergi dari sana ketika melihat dirinya. Pemuda kecil itu seketika menunduk dan merenung, apa salahnya.
"Tuan muda, sarapan anda"
"Ah iya"
Pemuda kecil itu berlari kecil menuju meja makan lalu membawa tubuhnya untuk menduduki salah satu kursi. Pemuda kecil itu menyantap sarapan yang dibuatkan pelayan untuknya. Tak berselang berapa lama ia menyelesaikan makanannya lalu turun dari kursi dan ingin berlari menuju depan rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐄𝐂𝐎𝐌𝐄 𝐒𝐔𝐁𝐌𝐈𝐒𝐒𝐈𝐕𝐄
Teen FictionSeharusnya ia pergi ke acara sahabat kecilnya, tetapi mengapa berujung nyasar ke dunia lain?! Dunia novel pula. "𝗦𝗲𝗹𝗮𝗺𝗮𝘁 𝗱𝗮𝘁𝗮𝗻𝗴 𝘁𝘂𝗮𝗻, 𝘀𝗮𝘆𝗮 𝘀𝗶𝘀𝘁𝗲𝗺 𝗖18 𝘀𝗶𝗮𝗽 𝗺𝗲𝗻𝗲𝗺𝗮𝗻𝗶 𝗽𝗲𝗿𝗷𝗮𝗹𝗮𝗻𝗮𝗻 𝗮𝗻𝗱𝗮" "Hah?" "𝗔𝗻𝗱...