10

16.8K 1.6K 67
                                    

Terlihat seorang pria paruh baya yang sedang mengamati berkas - berkas di ruang kerjanya dengan secangkir kopi di tangannya. Terdengar suara wanita yang membuatnya mengalihkan atensinya dari berkas - berkas lalu melihat sang istri yang masuk ke dalam ruang kerjanya. Terlihat ekspresi kesal yang terpatri di wajah sang istri.

Pria itu meletakkan berkas - berkasnya lalu menghampiri sang istri yang sudah duduk di sofa. Pria itu duduk di sebelah sang istri sembari menatap wajah istrinya.

"Ada apa?"

"Anak kamu itu"

"Jaegas?"

"Iya lah. Anak bungsu kamu itu"

"Kenapa?"

"Pacaran terus tapi gak ngajak ke rumah, gimana sih!"

Liam tertawa mendengar perkataan istrinya, Luna. Dikiranya karena apa, ternyata itu. Sebelum Liam sempat menjawab, ponsel Luna berbunyi. Dapat mereka lihat panggilan yang masuk tersebut 'Anak bunda'. Ternyata panggilan dari Jaegas.

Luna menggeser ikon berbentuk ponsel berwarna hijau untuk mengangkat panggilan tersebut lalu mengklik speaker agar suaminya dapat mendengar juga.

"Bun, Jae lagi di rumah Kali"

"Sekarang alasannya apa? Tugas lagi?"

Terdengar suara kekehan dari Jaegas di sebrang sana yang membuat sepasang suami istri itu tersenyum.

"Kalinya mana?"

"Ada itu, lagi nonton. SAYANG— bruk!" Terdengar suara lemparan dari arah ponsel. Sepasang suami istri itu sedikit tercengang mendengarkan panggilan dari anaknya untuk pemuda yang bernama Kali ditambah suara lemparan yang baru saja terjadi.

"Lo kesambet hantu sayang apa gimana sih! Sayang sayang, gila"

"Iya saya— bruk!"

"Gue lakban mulut lo"

"Bunda, Kali galak"

Jaegas mengadu ke bundanya dengan suara memelas yang dibuat buat. Sang bunda yang mendengarnya pun tertawa karena mendengar perdebatan Kali dengan anaknya.

"Udah ah bunda matiin. Mau bucin juga sama suami bunda"

Luna mematikan panggilannya sepihak tanpa menunggu jawaban sang anak. Luna terkekeh geli jika membayangkan tingkah laku anak bungsunya itu. Liam yang melihat istrinya pun merasa lucu lalu dengan segera memeluk pinggang Luna dan menenggelamkan wajahnya di bahu Luna.

"Gak mau nambah adik buat Jua?"

Plak

"Aduh, sakit sayang"

•••

Terlihat dua insan yang berbeda jenis kelamin di satu meja. Membicarakan rencana yang akan mereka lakukan.

"Dua bulan lagi, acara kelulusan. Tunggu dua bulan lagi, Kali jadi milik lo dan Jaegas jadi milik gue"

Gadis itu berbicara sembari menatap ke arah pemuda yang berada di hadapannya. Pemuda itu hanya menatapnya tak minat.

Pemuda itu hanya berdehem singkat sebagai jawaban. Semoga ia sanggup menunggu acara kelulusan dilaksanakan.

•••

"JAEGAS GOBLOK TURUNIN GUE!"

"Sialan gue pus– ANJING KEMANA TANGAN LO?!"

𝐁𝐄𝐂𝐎𝐌𝐄 𝐒𝐔𝐁𝐌𝐈𝐒𝐒𝐈𝐕𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang