06

19.3K 1.9K 35
                                    

Saat ini Jaegas dan Kali berada di ruang tv menonton siaran bergenre action dengan posisi Kali yang duduk di sofa sambil memakan makanan ringan dan Jaegas yang duduk di karpet bawah sofa sembari menyandarkan kepalanya di samping kaki Kali.

"Pulang sana"

"Gak mau pulang" Jaegas mendongak menatap Kali sembari sedikit mengerucutkan bibirnya. Sejak kapan tingkahnya menjadi seperti ini. Jaegas saja heran mengapa ia bersikap begini.

"Lah terus? Mau tinggal disini lo?"

Jaegas yang mendengar pertanyaan tersebut pun seketika menatap Kali dengan tatapan berbinar dan tersenyum senang "Boleh?"

"Gak"

Tak sempat untuk Jaegas menjawab, ponsel yang berada di sofa sudah lebih dulu mencuri atensi mereka berdua. Ponsel milik Jaegas berdering yang membuat Jaegas menatap malas ponsel tersebut dan sedang memaki siapa yang menelponnya disaat seperti ini.

Jaegas hanya menatap ponsel tersebut tak berniat untuk mengangkatnya tanpa tau siapa yang menelpon. Kali yang melihat itu pun melihat ponsel Jaegas 'Bunda'. Kali menyodorkan ponsel tersebut ke pemiliknya yang sedang bergelayut di kaki kanannya.

"Bunda lo"

Jaegas yang tau jika bundanya lah yang menelpon langsung mengambil ponselnya, ah ia lupa mengabari bundanya. Dengan segera ia mengangkat panggilan dari bundanya dan menempelkan ponsel ke telinganya.

"Halo bunda"

" . . . "

Sudah ia duga. Sang bunda langsung menyambarnya dengan beberapa pertanyaan di sebrang sana. Jaegas menghela nafasnya, bundanya jika sudah khawatir pasti seperti orang yang sedang menginterogasi. Bahkan bundanya dapat memberikan beberapa pertanyaan dalam sekali tarikan nafas, tetapi ia senang dengan perhatian bundanya seperti ini.

"Jaegas gapapa bun. Jaegas lupa ngabarin bunda kalo semalam nginap di rumah Kali karna ngerjain tugas"

" . . . "

Jaegas dapat mendengar nada kebingungan dari bundanya di sebrang. Jaegas mengerti mengapa bundanya bingung, karena ia tak pernah memiliki seorang teman bernama Kali dan juga sejak kapan ia suka menginap dan melakukan tugas di rumah orang lain. Jaegas terkekeh pelan saat menyadari jawabannya untuk sang bunda. Ia tak sepenuhnya berbohong karena memang benar adanya jika dirinya menginap di rumah Kali, hanya alasan mengerjakan tugas itulah yang berbohong.

"Jaegas gak bohong bun. Mau ngomong sama Kali biar bunda percaya?"

Setelah mengatakan itu, Jaegas menyodorkan ponselnya ke Kali. Kali yang sedari tadi diam memperhatikan pun menatap Jaegas bingung dan tanpa sadar sedikit memiringkan kepalanya. Kali dapat melihat gerakan bibir Jaegas yang memintanya untuk mengambil ponsel tersebut.

Kali dengan sedikit ragu mengambil ponsel Jaegas. Ia sedikit menghela nafas dan berdehem pelan lalu menempelkan ponsel ke telinganya, mengapa ia jadi gugup begini.

"Halo, selamat siang tante"

" . . . "

"Iya tante, saya Kali . . -"

Sebelum Kali menyambung perkataannya, ia menoleh untuk melihat Jaegas sebentar lalu beralih fokus kembali pada panggilan yang sedang ia terima.

". . Jaegas bener nginap di rumah saya semalam, karena gak sengaja ketiduran waktu ngerjain tugas dan saya minta maaf sebagai pemilik rumah, karena Jaegas nginap disini tanpa ngabarin tante lebih dulu"

𝐁𝐄𝐂𝐎𝐌𝐄 𝐒𝐔𝐁𝐌𝐈𝐒𝐒𝐈𝐕𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang