Pelajaran sedang berlangsung di setiap kelas. Ada yang memperhatikan, mencatat, diam - diam tertidur dan bermain game. Kali sedikit memperhatikan materi yang sedang dijelaskan guru di kelasnya, tentu sudah ia kuasai. Kali merasa pengap di kelas, ingin rasanya ia keluar.
Kali mendorong kursinya ke belakang dengan pelan kemudian bangkit dari duduknya. Arga menoleh ke arahnya karena merasa ada pergerakan dan menampilkan ekspresi seolah bertanya.
"Keluar. Disini pengap"
Setelah mengatakan itu, Kali berjalan menuju guru yang berada di depan kelasnya lalu meminta izin untuk pergi ke toilet. Sebenarnya bisa saja ia meminta izin dari tempat duduknya tetapi Kali tidak suka jika harus berteriak begitu.
Kali berjalan keluar kelas setelah mendapatkan izin. Kali berjalan memasuki toilet dan berjalan menuju wastafel lalu membasuh wajahnya disana. Di depan dirinya terdapat cermin yang lebar, dapat ia lihat wajahnya disana. Ia masih belum terbiasa dengan wajahnya yang sekarang.
Tak ingin berlama - lama di toilet, Kali segera keluar setelah selesai dengan kegiatan membasuhnya. Niat Kali memang membolos tetapi ia bingung ingin bolos kemana. Kali berjalan menyusuri area sekolah dan melihat sekeliling untuk menghilangkan kejenuhannya. Kali melewati beberapa kelas dan dilihatnya ada juga kelas yang mendapatkan jam kosong.
Kali berjalan mengikuti instingnya dan sampailah ia di depan pintu gudang sekolah. Kali tersadar, mengapa ia berjalan sampai sini. Saat Kali ingin berlalu dari sana, terdengar lenguhan yang membuatnya merinding.
"Kak – AHH"
Kali melihat ke arah pintu gudang, sepertinya ada yang sedang berbuat mesum di dalam. Yah ia juga tidak peduli, bukan urusannya. Tetapi sepertinya nasib buruk sedang terjadi padanya. Saat ia ingin berjalan, tak sengaja lengannya menyenggol beberapa sapu yang berada di depan gudang tersebut dan menimbulkan suara jatuhan sapu yang lumayan keras. Ah sial.
Sialnya lagi, seorang pria tampan bertubuh jangkung sudah bersandar di depan pintu gudang dan sedang menatapnya sembari bersedekap dada. Rambut yang sedikit teracak, baju yang tak dikancing dengan dalaman kaos hitam ditambah satu luka gores di tepi bawah mata kanannya yang menambah kadar ketampanannya. Sepertinya Kali akan mendapat gangguan tambahan setelah ini.
Kali menatap pemuda tersebut lalu beralih menatap ke dalam gudang sebentar. Terlihat seorang gadis yang sepertinya satu tingkatan di bawahnya. Kali berjongkok mengambil sapu yang ia buat jatuh dan kembali disusunnya seperti semula, Kali itu bertanggung jawab.
Setelah dirasa pas, Kali ingin beranjak dari sana karena ia sudah merasa sangat risih dengan tatapan seorang pemuda yang tertuju padanya.
"Awas lepas mata lo"
Kali berlalu setelah mengatakan itu karena ia sudah sangat jengah dengan tatapan dari pemuda itu yang membuatnya sangat terganggu. Pemuda yang mendapat ketusan seperti itu hanya tersenyum tipis menatap punggung Kali yang menjauh.
"Kucing"
•••
Bel sudah berbunyi 5 menit lalu dan Kali berada di kantin bersama Arga saat ini. Seperti saat pertama, Arga memesan dan Kali mencari tempat duduk. Saat ini Kali sedang menunggu Arga di kursinya sembari memainkan ponsel.
drek –
Kali mengira seseorang yang menarik kursi di sebelah kanannya adalah Arga tetapi saat ia menoleh, ternyata ada Jaegas yang menatapnya sembari bersedekap dada. Kali melihat sekeliling, masih ada meja kosong lalu mengapa harus duduk di sebelahnya.
Suara tarikan kursi kembali terdengar dari sebelah kirinya. Kali menoleh dan seketika bingung, pemuda yang terciduk sedang melakukan hal tak senonoh di gudang tadi sedang duduk di sebelahnya. Apa maunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐄𝐂𝐎𝐌𝐄 𝐒𝐔𝐁𝐌𝐈𝐒𝐒𝐈𝐕𝐄
Teen FictionSeharusnya ia pergi ke acara sahabat kecilnya, tetapi mengapa berujung nyasar ke dunia lain?! Dunia novel pula. "𝗦𝗲𝗹𝗮𝗺𝗮𝘁 𝗱𝗮𝘁𝗮𝗻𝗴 𝘁𝘂𝗮𝗻, 𝘀𝗮𝘆𝗮 𝘀𝗶𝘀𝘁𝗲𝗺 𝗖18 𝘀𝗶𝗮𝗽 𝗺𝗲𝗻𝗲𝗺𝗮𝗻𝗶 𝗽𝗲𝗿𝗷𝗮𝗹𝗮𝗻𝗮𝗻 𝗮𝗻𝗱𝗮" "Hah?" "𝗔𝗻𝗱...