———Sekelompok remaja kini sedang duduk dibangku yang sudah disediakan oleh panitia. Mereka berbincang sembari menunggu pengumuman kelulusan untuk seleksi sepak bola tingkat daerah. Jantung mereka berdebar kencang, hati mereka tak berhenti untuk berharap agar seleksi yang mereka ikuti dapat memberikan kabar gembira untuk mereka semua.
Blaze adalah salah satu dari puluhan peserta yang ada, dirinya sudah bersungguh-sungguh mengikuti seleksi daerah yang diadakan. Dirinya benar-benar berharap agar dia bisa lolos ke seleksi regional dan membawa kabar gembira untuk seluruh keluarganya. Namun, dirinya hanya bisa berikhtiar kepada Allah untuk hasil yang terbaik.
Salah satu panitia sudah meminta kepada seluruh peserta untuk diam, pertanda bahwa pengumuman hasil seleksi akan dilakukan. Hal itu membuat jantung para peserta berpacu lebih kencang dari sebelumnya. Pembawa acara sudah menyampaikan salam dan rasa terima kasihnya kepada para peserta yang sudah mengikuti seleksi tahap awal dengan sangat baik, lalu ia memberitahukan bahwa ada beberapa nama yang akan muncul di layar belakangnya, tanda bahwa nama-nama tersebut bisa menuju ke seleksi regional.
Mata para peserta sontak melebar dan menatap tajam ke arah layar yang sudah memunculkan beberapa deretan nama yang ada di layar. Begitu pula dengan Aidan yang berharap namanya akan muncul di layar tersebut. Matanya sedari tadi mencari-cari namanya, hingga ia menemukan sebuah nama 'Blaze M Aidan' yang membuat dirinya bersorak gembira sebelum sujud syukur karena namanya ada di dalam layar, begitu pula dengan teman yang ada disampingnya karena telah berhasil menemukan namanya di layar tersebut. Pembawa acara pun kembali meminta mereka untuk tenang dan mengucapkan selamat kepada para peserta yang dinyatakan lulus, lalu menasehati para peserta yang belum lulus untuk tidak berkecil hati. Pengumuman tersebut telah selesai dan para peserta yang lulus diharapkan untuk singgah sebentar di dalam ruangan karena masih ada pengumuman.
Blaze keluar dari kamar yang ia tempati selama kurang lebih seminggu dengan senyuman khas miliknya. Dengan tas besar yang ia tenteng di tangannya, ia berjalan keluar dari gedung yang sempat ia tempati bersama teman-temannya yang lain. Teman-temannya pun mulai berhamburan ketika mereka sudah tiba di luar gedung, sedangkan mata Blaze masih mencari-cari keberadaan saudaranya yang berjanji akan menjemputnya. Mata Blaze berbinar ketika ia melihat dua kakaknya sedang bersandar di depan mobil yang dimiliki oleh keluarganya, ia kemudian berlari berniat untuk menghampiri mereka.
"Kak Hali, kak Upan!" sapa Blaze yang membuat kedua pemilik nama itu menoleh ke arah seseorang yang menyapa keduanya.
Blaze melempar tas yang berisikan perlengkapannya selama seminggu itu sebelum dirinya menerjang tubuh Taufan untuk memeluk kakaknya itu. Taufan yang tahu akan tabiat adik jahilnya itu sudah bersiap untuk menerima pelukan semangat dari Blaze. Sedangkan Halilintar hanya terkekeh ketika melihat kedua saudaranya itu saling berpelukan untuk melepas rasa rindu, lalu ia beralih untuk memasukan tas yang dilempar Blaze ke dalam bagasi mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life [SlowUp]
Fanfiction❗BoBoiBoy hanya milik MONSTA ❗Cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan cerita aslinya ❗OOC ❗Jangan lupa VOTE! karena vote kalian berharga ___ Ini hanya rentetan kehidupan tujuh saudara, yang nggak seluruhnya berwarna. "Kakak akan berusaha menja...