02

1K 68 7
                                    

———

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

———

Dua pasang kaki sedang melangkah menaiki anak tangga sekolah, di tangan keduanya terdapat kotak bekal yang isinya sudah dipindahkan ke perut masing-masing. Dua pasang kaki itu milik dari dua siswa dan siswi kelas 11. Yang pertama ada siswi dengan raut wajah yang ceria, sedangkan disampingnya ada siswa dengan raut wajah tanpa ekspresi. Mereka berdua adalah primadona kelas 11 sekaligus pengurus OSIS sekolah tersebut, jadi tak heran jika banyak pasang mata yang menatap keduanya.

Tapi kali ini ada yang berbeda dari  beberapa tatapan mata siswa-siswi, yang biasanya menatap keduanya dengan penuh kekaguman kini berubah menjadi tatapan penuh keheranan. Mereka bertanya-tanya, ada apa dengan siswa paling jenius di sekolah ini? Karena biasanya siswa tersebut akan menampakan senyumnya dan selalu membalas sapaan dari beberapa siswi yang ia lewati. Tetapi kali ini ada yang berbeda, ia hanya melewati beberapa siswi yang menyapanya dengan tatapan datar lurus kedepan. Hal itu membuat mereka berasumsi, bahwa siswa jenius yang satu itu sudah berada di tingkat sombong.

Keira, gadis yang berjalan disebelah siswa jenius itu juga menatapnya heran. Pasalnya, ia risih mengenai beberapa siswi yang berbisik menanyakan perubahan sifat orang disebelahnya itu. Tapi jika dipikir-pikir lagi, anak jenius itu sudah bermuka masam ketika ia sampai di pendopo, tempat mereka memakan bekal mereka sebelumnya.

"Lu napa sih? Asem banget mukanya?" tanya Keira yang sudah tidak tahan dengan wajah yang biasanya tersenyum penuh semangat menjadi wajah yang dingin.

"Cemburu kah, lihat kembaran lu punya temen baru? Sama-sama suka taman dan berbagai jenis tumbuhan lagi," lanjutnya yang membuat langkah kaki siswa yang ia tanyai berhenti.

"Oh, bener," gumam Keira melihat reaksi dari temannya itu.

Siswa yang terkenal jenius itu menunduk, melihat kedua sepatunya yang masih bersih, "Gue takut, Kei," gumamnya yang membuat Keira menatapnya bingung.

"Gue takut kejadian tahun lalu terulang lagi," lanjutnya yang membuat Keira sadar tentang arah topik pembicaraan temannya itu.

"Tenang aja, menurut gue Vano orangnya baik kok," jawab Keira dengan santainya.

Siswa yang tadinya menunduk itu langsung mendongak, menatap kearah gadis yang baru saja mengeluarkan satu kalimat yang membuat darahnya sedikit naik, "Tahu dari mana lu? Lu baru aja kenal dia, kita gak tau kedepannya bakal kayak gimana," ucapnya dengan nada yang cukup menyita perhatian banyak orang.

"Sssttt, jangan berisik! Iya, gue tahu kalau kita gak tahu kedepannya bakal gimana, tapi lu juga perlu tahu, kalau gak semua orang itu sama," jelas Keira yang lantas meninggalkan temannya yang masih diam berdiri di lorong sekolah.

***

"Makasih ya, udah diizinin buat moto semua catatan lu,"  ucap seorang gadis yang sedang berusaha menyamakan langkahnya dengan laki-laki yang berada di sampingnya.

Our Life [SlowUp] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang