29

754 57 14
                                    

———

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


———


Lengkap seminggu sudah setelah hari tersebut, hari dimana Duri dilarikan kerumah sakit dengan beberapa luka lebam di tubuhnya, hari dimana Taufan memukul Solar, hari dimana Solar marah kepada Blaze. Seminggu setelah hari tersebut, tepatnya hari ini, hanya Gempa, Ice, dan Duri yang tidak terlibat pertengkaran manapun. Masalahnya pertengkaran yang ada pada saudara tersebut belum tuntas hingga saat ini.

Duri diperbolehkan untuk pulang dari pihak rumah sakit setelah seminggu ia mendekam di sana. Kejadian itu membuat Duri harus berhenti sekolah untuk yang kedua kalinya hingga ia benar-benar pulih, bahkan Gempa telah menyetujui permintaan Taufan dan Blaze untuk membiarkan Duri dirumah bersama Blaze dan ketika otak milik Duri sudah bisa berfungsi seperti sebelumnya, Duri hanya akan bersekolah di rumah. Pada malam ini, Gempa yang akan menemani Duri untuk tidur dan Solar yang akan tidur di kamarnya.

Disinilah anak ketiga dari tujuh bersaudara itu berada, dia duduk termenung di tengah kegelapan kamar adiknya. Pikirannya sungguh berantakan, memikirkan kesehatan adiknya dan cara agar saudaranya bisa damai seperti sedia kala. Gempa tidak tahu harus mulai darimana, haruskah ia meminta tolong kepada ayahnya? Pikiran-pikiran yang menghantuinya itu membuat ia tak sempat memikirkan tugas kuliahnya.

Gempa menghela nafas panjang, setelah memikirkan beberapa hal akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi sang ayah. Hanya itu satu-satunya cara yang dapat ia pikirkan untuk mengembalikan saudara-saudaranya seperti sedia kala. Dirinya tidak tahan melihat tempat tinggalnya sepi seperti tak berpenghuni.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Pagi hari ini suasananya terasa dingin, sudah beberapa hari berlalu mereka tidak menunaikan sholat subuh dengan Halilintar sebagai imam, entah dimana si sulung itu berada. Tidak lelucon yang dibuat oleh Taufan, dirinya kini hanya bisa diam sembari bergantian dengan Gempa untuk menjaga adik mereka. Ada Gempa yang ingin terlihat seperti biasanya, namun suasana lingkungan rumah tidak mendukung.

Blaze sendiri selalu keluar rumah setelah sholat subuh, alasannya adalah untuk berolahraga pagi agar kakinya tidak terlalu kaku padahal dibalik alasan tersebut, Blaze sengaja menghindari suasana yang gelap gulita. Si tukang tidur seperti Ice yang tidak peduli dengan keadaan disekitarnya tampak seperti sebelumnya, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Namun jauh di dalam pikirannya, ia selalu memikirkan cara agar mereka dapat kembali seperti sebelumnya. Duri masih sama, hanya diam mengikuti alur kehidupan karena dirinya benar-benar tidak tahu harus bagaimana. Si bungsu Solar kini kerap mengunci dirinya di kamar, dia selalu menghindari Blaze. Bagaimanapun, entah itu salah kakaknya atau dirinya, Solar belum bisa memaafkan sepak bola.

Our Life [SlowUp] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang