"Hasbi, kamu selalu bikin tiga bingkisan yang sama. Buat siapa?"
Kedua orang tuanya heran dengan sikap Hasbi akhir-akhir ini, beli barang yang sama, membaginya jadi tiga dan dibungkus dengan warna yang sama. "Tell me, ada apa? Nicha juga bilang, kamu keluar tiap kali jam break dan beli tiga porsi ayam goreng di kantin," Papa terus mendesak, saking penasarannya dengan tujuan Hasbi.
Padahal Hasbi baru dua bulan di indonesia, yang Papa pun yakin anaknya belum punya banyak temen di sini. Satu bulan pertama Papa dan Mama hampir gak pernah lihat Hasbi senyum karena terlalu berat ninggalin Brisbane dan sulit menyesuaikan diri dengan Jakarta. Tapi kemudian Hasbi berubah total di bulan kedua.
"For my friends, Pa," Jawab Hasbi. "Temen Hasbi ada tiga, that's why i kasih tiga hadiah yang sama,"
Mama menghela nafasnya, naruh sendoknya di piring dan natap Hasbi dengan serius. "Temen-temen kamu dikasih robot mainan? Dikasih buku cerita hewan-hewan dan tumbuhan? Dikasih boneka anak ayam? Dikasih stiker rusa-rusa kecil?"
Hasbi mengangguk. "Ya, Mama bener. I think, they're 8 or 7- ah, Sadam and Sadik 8 years old . Jonan 7 years old Mam,"
"Apa?" Mama dan Papa saling pandang, makin heran dengan jawaban Hasbi. "Are you serious?"
"Hasbi, di Brisbane kamu mabuk-mabukan, pergaulan kamu sama orang-orang yang Papa sendiri gak bisa ceritakan detailnya saking kesalnya. Beneran di sini kamu berteman sama anak-anak kecil?" Tanya Papa, mengingat gimana bebasnya Hasbi selama di Brisbane.
"Yeah, Pa setelah Hasbi ketemu sama mereka, Hasbi menyesal karena masa kecil Hasbi gak dijalani dengan baik. Sejak kecil Hasbi bersikap seenaknya, seolah semuanya bisa berjalan dengan baik tanpa belajar," Jelas Hasbi. "I think, i want to build something special, pertemanan Hasbi sama mereka bisa ngasih banyak waktu berharga. Dan entah kenapa, Hasbi pengen melihat mereka sukses di kemudian hari sambil bilang 'Om Hasbi is our bestfriend', gimana Pa, Ma? It's fun,"
"Anak Mama udah dewasa sekarang. Mama support sayang, apapun itu selagi posotif dan gak melukai kamu, Mama support,"
Sebagai orang tua, Mama dan Papa jelas seneng karena Hasbi udah mulai beradaptasi dilingkungan yang positif dan mulai lupa dengan kebiasaan-kebiasaannya yang kurang baik. Sisa kenakalan di Brisbane udah gak terlihat lagi sekarang, Hasbi banyak berubah.
•••
Toko bunga itu tutup di pukul lima sore, seorang karyawan pulang setelah berpamitan ke Sora, pekerjaannya udah selesai dan rumahnya juga gak terlalu jauh. Sisa Sora dan ketiga putranya sekarang, naik ke atas, sebuah ruangan tanpa kamar yang mereka jadikan tempat tinggal.
"Kak Sadam, Mami sering denger kalian ngobrol sama orang dewasa. Boleh kasih tau Mami gak kalian ngobrol sama siapa?" Tanya Sora ketika dirinya lagi nyiapin tempat tidur bareng Sadam disaat kedua adiknya udah ke kamar mandi duluan buat bersih-bersih.
Sadam bingung, bagaimana dia kasih tau Maminya sedangkan Hasbi udah titip pesan buat gk kasih tau Mami soal pertemanan mereka. Di sisi lain, Sadam inget pesan Bu Guru tentang bahayanya karma membohongi orang tua. "Om Hasbi Mami, Om Hasbi itu baik banget. Dia kasih Jonan alat gambar, kasih Sadik banyak buku dan ngajarin Sadam main gitar. Om Hasbi sering dateng bawa ayam dan bawa hadiah buat kita," Jelas Sadam.
Sora jelas kaget, gak nyangka kalo yang sering main sama anak-anak itu Hasbi, pelanggannya yang beli buket bunga tiga minggu lalu. "Kenapa Kakak gak kasih tau Mami hm?" Tanya Sora. Karena Sora gak bisa melihat, Sora jadi gak tau apa-apa. Tapi belakangan ini memang Sora bisa mendengar anak-anak main sama orang dewasa.
"Om Hasbi bilang jangan sampe Mami tau, nanti Mami marah,"
"Seberapa sering kalian main sama Om Hasbi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fly Trough The Clouds
FanfictionTerpaut usia yang jauh, single parent tiga anak, dengan segala kekurangannya, siapa peduli? Hasbi tetap pada prinsipnya untuk mencintai dan mengubah hitam menjadi biru. memberikan pembuktian bahwa malam dan siang bukan hanya tentang hari, bahwa gu...