Hari ini pun tiba, hari dimana Sora akan melihat dunia setelah bertahun-tahun hidup dalam kegelapan. Tepat dihari minggu, dan sikembar juga libur, sementara Jonan belum masuk sekolah dan masih dalam tahap rehabilitasi anak. Hasbi rencananya akan masukin Jonan ke sekolah internasional, sedangkan sikembar tetep mau stay disekolah lama meskipun udah ditawarin juga buat pindah.
"Om, Sadam udah ganteng?" Sadam nunjukin penampilannya ke Hasbi, pake outfit kantoran mirip Papa Irawan yang gemes banget. Katanya mau jadi pengusaha kalo udah besar, bantuin kakek karena kakek udah baik bikin Maminya bisa melihat lagi.
"Sadam gemes dong," Jawab Hasbi sambil ngusak rambut hitam Sadam. Sementara Sadik pake kaos tayo dan celana pendek selutut, di kepalanya ada mahkota princess yang gemes banget.
"Princess Sadik mau pake jaket gak?"
Sadik gelengin kepalanya. "Gak mau, nanti Tayonya gak keliatan dong, Sadik gini juga udah lucu kok," Jawabnya.
Dirasa sikembar udah okay, Hasbi pun ngecek Jonan. Anak ini cuma pake celana training panjang dan kaos panjang hitam polos, rambutnya juga dibiarin aja, dengan poni panjangnya yang nutupin mata. Jonan emang sisimple itu, gak rusuh kaya kedua kakaknya.
"Gimana boss, udah siap berangkat? You mirip banget sama Om waktu kecil, poninya harus panjang nutupin mata,"
"I itu..." Jonan natap tajam Hasbi. "More handsome than you," lanjutnya.
Hasbi ketawa, sekarang Jonan jadi sering niru-niru gaya bicaranya, lebih parah malah. Suka gak mau kalah dari Hasbi, dalam hal apapun. "Okay kids, let's go kita ketemu Mami!" Teriak Hasbi, anak-anak happy dan besorak seneng.
Sora di rumah sakit ditemenin Mama dan Nicha, sedangkan Aril gak bisa dateng karena urusan pekerjaannya. Hasbi udah wanti-wanti, Aril gak perlu memaksakan semuanya karena sekarang Sora dan anak-anak udah ada yang handle. Hasbi bahkan menyarankan Aril buat cari jodoh aja dan fokus ke dirinya sendiri. Kasian, udah tua.
Mereka jalan keluar rumah dengan wajah bahagia. Sadam gandeng tangan Jonan, Sadik digendong Hasbi di punggung, mau terbang katanya.
"Jadi selama ini Mami gak tau wajah Sadik?" Tanya Sadik tiba-tiba, dia baru tau kalo Maminya gak tau wajahnya. Percuma dong selama ini Sadik dandan kalo mau kesekolah kalo gak bisa diliat Mami.
"Kemaren-kemaren gak bisa, tapi sekarang mah bisa dong," Jawab Sadam.
Juna ada di sana, mempersiapkan mobil buat mereka. Juna membungkuk sopan dan bukain pintu mobil buat Hasbi dan anak-anak. Miris sebenernya, Juna cuma bisa melihat mereka tanpa bisa berbuat apa-apa bahkan ngobrol sama anak-anaknya pun gak bisa.
Sadam masuk duluan dan udah pasang posisi enak dikursi belakang. Jonan nyempetin diri dulu buat melototin Juna sebelum nyusul Sadam dan duduk disamping kakak pertamanya. Tapi ada yang aneh sama Sadik, dia cuma berdiri diluar dengan wajah cemberut dan bibir maju.
"Why gak masuk? Mau ditinggal di sini sendirian?" Tanya Hasbi bingung.
"Sadik suka mual kalo naik mobil ini. Sadik mau mobil yang gak ada atapnya Om!"
Hasbi terkekeh dan gendong tubuh Sadik buat dia masukin kedalem. "Hari kamis nanti kalo kerjaan om udah beres semua, kita beli," Katanya, enteng banget. Padahal yang diminta Sadik itu mobil, bukan ikan cupang.
Tapi kemaren juga Jonan beli ikan cupang harganya hampir satu juta sih, dan tetep Hasbi beliin empat ekor. Anything, yang penting anak-anak happy.
Setelah semuanya masuk, Juna pun ikut masuk dan duduk di kursi kemudi. Iya, Juna yang jadi supirnya. Keliatan kejam memang, tapi Hasbi rasa ini wajar, toh di rumah ini Juna cuma kerja, bukan penguasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fly Trough The Clouds
Fiksi PenggemarTerpaut usia yang jauh, single parent tiga anak, dengan segala kekurangannya, siapa peduli? Hasbi tetap pada prinsipnya untuk mencintai dan mengubah hitam menjadi biru. memberikan pembuktian bahwa malam dan siang bukan hanya tentang hari, bahwa gu...