"Jonan come here!" Seseorang lari ke arah Jonan, ngejar Jonan yang gak peduliin siapapun dibelakang atau disampingnya. Dia adalah Tami, anak laki-laki seusia Jonan yang jadi classmatenya Jonan. "Tunggu dulu, aku mau nunjukin sesuatu. Recha dapet video ini gak tau dari mana, tapi ini kamu kan?"
Jonan gak peduliin Tami karena dia memang gak mau deket sama siapapun dikelasnya, gak minat dan gak bermanfaat kalo menurut Jonan. Jonan lebih suka sendirian karena lebih tenang dan lebih fokus kalo belajar.
"Kamu bunuh orang!" Pekik Tami, sukses bikin langkah Jonan berhenti. Kesempatan itu dimanfaatkan Tami buat nunjukin layar Hpnya ke Jonan, biasalah murid-murid disekolah internasional emang canggih. Jonan bahkan kaget sendiri, karena di SD sebelumnya murid-murid gak ada yang bawa Hp dan gak ada yang ngomong bahasa asing. Tapi di sini semua beda, 98% berbeda.
Jonan liatin video yang berputar cukup lama, sekitar 15 atau 20 detik. Yang memperlihatkan Juna dengan darah dibagian perutnya dan Jonan yang megang sebilah ranting penuh penuh darah sampe ke tangannya, juga suara teriakan panik orang lain yang jadi backsound nya.
Ternyata video itu di unggah seseorang di akun facebook dengan caption 'Perhatikan anak kita, jangan sampai jadi kriminal di usia muda, namanya Jonan, kelas satu SD', mungkin sampai ke orang tua siswa dan menyebar ke anak-anak makanya Tami bisa punya video itu. Apalagi Jonan diperkenalkan juga ke orang tua siswa sebagai murid baru dengan cukup detail, jadi pasti mereka mengenali Jonan.
"Are you killer?" Tanya Tami sambil mundur beberapa langkah. "Kata Mommy mungkin kamu pindah karena kamu bunuh orang lain. Tadinya mau temenan sama kamu soalnya kamu bisa ngerjain matematika, tapi sekarang aku gak mau jadi temen kamu,"
"Yaudah, siapa juga yang butuh temen," Kata Jonan santai dan kembali melanjutkan perjalanannya menuju kelasnya.
"Tapi kamu pembunuh, harusnya gak ada di sekolah ini kan," Kata Tami, yang jelas gak Jonan peduliin.
Sejak saat itu, dunia Jonan penuh dengan ledekan, makian, dan pandangan-pandangan menghakimi dari orang lain. Entah itu temen seusianya, orang dewasa yang merupakan orang tua siswa yang lain, ataupun guru-gurunya. Mereka bilang kalau bukan karena orang tua Jonan donatur disekolah ini, Jonan pasti gak akan diterima bersekolah di sini. Jonan kembali di tuntut buat keluar, mereka melakukan segala cara biar anak-anaknya jauh dari sosok Jonan. Jonan merasa kalo dirinya bener-bener seorang monster . Hari-harinya sama sekali gak menyenangkan.
Sayangnya, Hasbi ataupun Sora gak menyadari itu, mereka terlalu fokus sama keadaan Sadam dan terus menerus menunggu update tentang Sadam. Jonan yang jarang menceritakan apapun jelas gak bilang itu semua ke orang tuanya. Jonan biarin semuanya berjalan dan tetep survive buat sekolah dengan baik, gak mau ngecewain Mami dan Daddy.
••••
"Spinocerebellar Degeneration, itu lah penyakit yang dimiliki Sadam sekarang. Awalnya sulit buat kami team dokter mempercayai ini, tapi setelah dilakukan MRI secara berulang, hasilnya tetap sama. Otak kecil yang kami tandai dengan warna biru ini mengalami kerusakan yang menyebabkan Sadam kehilangan fungsi motoriknya, ini dinamakan Spinocerebellar Degeneration, penyakit yang langka menyerang manusia,"
Sadam dan Sora saling menggenggam tangan satu sama lain dengan perasaan sedih dan terpukul. Hari ini adalah dua minggu sejak pemeriksaan pertama Sadam setelah Sadam melakukan total empat kali MRI otak. Hari ini juga Hasbi diminta salah satu dokter buat datang karena diagnosa udah di anggap akurat. Rumah sakit bahkan membentuk team khusus ketika tau kalo Sadam menderita penyakit yang gak main-main. Meskipun Hasbi dan Sora belum sepenuhnya ngerti, tapi feeling mereka bilang kalo ini gak sederhana.
"Sadam akan mudah kehilangan keseimbangannya, sulit menelan, kehilangan fungsi motoriknya secara tiba-tiba, tidak bisa berjalan lurus, tidak bisa menulis, sulit berbicara dan sering terjatuh tanpa bisa menahan tubuhnya sendiri tapi Sadam tidak akan kehilangan kecerdasannya, dalam artian Sadam akan menyadari semuanya meskipun dimasa depan Sadam sudah tidak bisa melakukan pergerakan apapun,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fly Trough The Clouds
FanficTerpaut usia yang jauh, single parent tiga anak, dengan segala kekurangannya, siapa peduli? Hasbi tetap pada prinsipnya untuk mencintai dan mengubah hitam menjadi biru. memberikan pembuktian bahwa malam dan siang bukan hanya tentang hari, bahwa gu...