Thirteen : Langkah pertamanya

963 162 34
                                    

Hari ini mungkin cuma bisa up satu chapter, maafin ya.
Dan mau sedikit tebak-tebakan, ada yg bisa nebak gk pemeran utamanya siapa? Clue nya : Bukan Hasbi.

•••

Yang menyenangkan dari hari-hari barunya adalah ketika Sora bisa nganter anak-anak kesekolah. Kebetulan hari ini ada rapat orang tua karena lusa nanti anak-anak kelas tiga akan berangkat camp. Termasuk Sadam dan Sadik yang akhirnya di izinkan Sora buat berangkat.
Sora dateng ke sekolah pake mobil milik Hasbi, dengan penampilan yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya berkat Nicha. Jujur, Sora gugup karena ini pertama kalinya Sora mengendarai mobil lagi setelah bertahun-tahun. Jonan juga ikut kali ini, gak tau kenapa tiba-tiba anak ini ngotot pengen ikut ke sekolah.

"Kak Sadam, mochinya ketinggalan nih," Kata Sora sambil ngambil kotak isi mochi punya Sadam. Sikembar semangat mau olahraga jadi buru-buru keluar dari mobil.

"Oh iya," Sadam balik lagi dan ngambil kotak mochi itu. "Bahaya kalo ketinggalan, soalnya mau Sadam makan bareng Irgi,"

Sora senyum, ngambil tas nya, pake kacamata hitamnya dan nutup pintu mobilnya dengan pelan. Tangannya gandeng Sadik di kiri dan Jonan di kanan, sementara Sadam jalan sendirian di depan. Sora merasa dia harus melakukan yang terbaik karena ini kali pertamanya menghadiri rapat orang tua.

"Sadik gak mau main bola soalnya gak ada Jonan, Sadik gak mau," Sadik dari pagi tuh bibirnya udah maju, dia gak mood karena gak mau main bola. Kelas tiga sama kelas satu kan olahraganya bareng sekarang, biasanya ada Jonan tapi sekarang gak ada. "Kenapa Jonan sekolahnya pindah? Jonan bosen ya liat Kak Sadik?"

"Bawel banget," Sahut Jonan. "Nanti aku ikut main, sambil nungguin Mami selesai rapat,"

"Beneran?" Mata Sadik berbinar dan makin happy ketika Jonan beralih menggandeng tangannya. Pokonya Sadik seneng deh kalo main apa-apa sama Jonan, soalnya Sadik gak pernah salah dimata Jonan.

"Sadiikk. Eh- Jonan, " Pekik Yasa dari  gerbang sekolah, raut wajah Yasa berubah ketika dia liat sosok Jonan di sana. "Jonaaan," Tapi langkah kakinya berhenti karena Bunda kembali narik Yasa.

"Inget kan kata Bunda? Jangan deket sama anak-anak itu," Bisik Bunda yang bikin wajah Yasa jadi murung banget. Padahal Yasa udah lama pengen ketemu sama Jonan.

"Kalo Bunda nonton film dari tengah, Bunda gak akan ngerti apa-apa kan? Jonan juga gitu, Bunda liatnya dari tengah, Yasa kan liat dari awal,"

"Tuh lihat, temenan sama mereka malah bikin kamu jadi berani ngelawan Bunda, udah diem!"

Sora terdiam, melihat semua pandangan para orang tua di sana yang begitu gak ramah ke anak-anaknya. Bahkan ada yang terang-terangan ngelempar bekas minumah gelasan ke arah Sadam. Ternyata buta bikin Sora telat menyadari, kalo tekanan anak-anaknya disekolah separah ini, pantes aja Sadik gak mau sekolah.
Tapi dengan baiknya Sadam mungut sampah itu dan dia buang ke tempat sampah dengan senyum merekahnya, seakan Sora gak pernah liat wajah yang gak lagi senyum.

"Masuk duluan ya, Jonan juga tunggu mami di dalam," Titahnya, anak-anak pun nurut dan pergi masuk ke sekolah duluan. Yasa juga lepasin cengkraman bundanya dan memilih buat ngikutin sikembar dan Jonan.

Sora buka kacamatanya dan masang senyum termanisnya dihadapan ibu-ibu di sana. Tangannya terulur buat menjabat tangan Bundanya Yasa. "Selamat pagi, Bu Ami kan? Ketua grup orang tua siswa kelas tiga, Bundanya Yasa. Saya Sora, Maminya Sadam, Sadik dan Jonan,"

"S-sora?"

Sora ngangguk. "Iya, kita pernah ketemu kalo gak salah, waktu Ibu menghakimi Jonan dan memprovokasi orang lain buat mengeluarkan Jonan, Sadam dan Sadik dari sekolah," Sora ngasih kotak kecil yang dia ambil dari dalam tas nya, aksesoris branded yang dia siapin buat ketua kelompok orang tua kelas tiga. "Terimakasih banyak atas kerjanya, saya menghargai ibu sebagai orang yang bertanggung jawab atas perwalian kelas tiga. Saya permisi. Meskipun Sadam dan Sadik gak pernah ibu perhatikan,"

Fly Trough The CloudsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang