Cuaca siang ini mendung, tapi anginnya enak banget, anginnya tenang dan bikin Sadam nyaman. Apalagi Sadam lagi duduk di atas pohon sambil minum es teh yang dia beli. Tangannya megang selembar foto yang dia tatap terus menerus.
Seminggu sejak kasus itu, Sadam liat Jonan makin jadi pendiam dan gak pernah lagi ikut main sama dirinya ataupun Sadik. Sampe Sadam nemu selembar foto di dalam tasnya Jonan. Foto yang bikin Sadam memahami situasi yang terjadi dan apa yang di alami Jonan selama ini.Sadam jadi sedih banget, dia sebagai Kakak tertua justru gak bisa ngerti masalahnya dan membiarkan Jonan nanggung semuanya sendirian. Membiarkan Jonan jagain dirinya dan juga Sadik, membiarkan Jonan mengerti sendirian sedangkan Sadam paham pasti ini berat banget. Maminya nyembunyiin semuanya dengan baik, tapi akan ada saatnya anak-anak mempertanyakan apa itu Ayah, siapa Ayah mereka dan kenapa keadaan bisa jadi kaya begini. Cuma mungkin, Jonan mengerti itu jauh lebih cepet sedangkan Sadam dan Sadik gak peduli apapun selain main, jajan, dan sekolah.
"Dor!"
Sadam hampir aja jatoh kalo aja keseimbangannya gak bagus. Irgi dateng, tiba-tiba ada dibelakang Sadam dan ngagetin Sadam yang lagi ngelamun. "Wajahnya merah dong, ngapain nangis di atas pohon?" Tanya Irgi, menempatkan dirinya duduk disamping Sadam dengan hati-hati.
"Sini liat Gi, ini Ayah aku," Sadam nunjuk foto itu ke Irgi, lumayan usang tapi keliatan lumayan jelas. "Kata kamu Ayah itu baik, tapi kata Jonan Ayah itu jahat. Aku bingung Gi, padahal gak ada Ayah juga gapapa. Aku seneng sama Mami, sama Sadik, sama Jonan,"
"Ayah itu aku,"
"Maksudnya?" Sadam natap Irgi, bingung banget.
"Ayah itu baik," Kata Irgi. "Nanti kalo udah gede aku jadi ayah, kamu jadi ibu. Aku buktiin kalo ayah itu baik,"
Sadam natap kembali foto itu . "Tapi kan-"
"Ayah kamu kan bukan yang ini, mungkin yang ini jahat tapi yang satu lagi kan baik, yang rambutnya warna biru,"
Sadam kembali optimis, mengingat mereka baik-baik aja selama ini tanpa Ayah. Mereka cuma keebetulan ketemu Ayah mereka di rumah Hasbi. Iya, Sadam gak perlu membahas Ayah.
"Ada Mami, ada Om Hasbi. Bener Gi, gak perlu ayah," Sadam menegakan tubuhnya, nyobek sedikit demi sedikit foto ditangannya dan dibiarkan diterbangkan angin. "Orang-orang itu beda ya, ada yang gk punya ayah, ada yang punya ayah baik, ada yang punya ayah jahat. Tuhan pasti punya alasan kenapa keadaannya kaya gini, tugas aku cuma jagain adik-adik. Iya kan Gi?"
"Iyaaa bener, kita gak bisa pilih mau lahir kaya gimana. Kalo bisa, ya mending aku lahir jadi ultramen mebius aja," Jawab Irgi yang gak pernah lepasin tatapannya dari sosok Sadam disampingnya. "Kata Ibu, manusia jadi jauh lebih kuat kalo sendirian,"
"Aku bisa jadi kuat gak ya? Kasian Mami harus kerja cari uang sendirian, kasian Jonan yang sedih sendirian,"
"Kamu kan emang kuat banget, aku gak nemu Sadam yang lemah. Liat kamu nangis aja gak pernah,"
Sadam gapapa kalo harus di salahkan orang-orang atas semuanya, dicaci para orang tua temen-temennya karena kasus Sadik dan Jonan kemarin, dibedain sama Bu Guru juga karena keluarganya udah di cap jelek. Sadam beneran gapapa, dia cuma butuh satu orang yang percaya sama dirinya, ya Irgi lah orang nya.
Karena setelah kejadian waktu itu, dunia seolah mandang dirinya dan juga Sadik kaya sampah. Gak jarang mereka berdua diledek dan dijauhin.
•••
Udah seminggu ini kondisi Jonan jauh dari kata baik, anak itu sempet demam tinggi banget. Sekarang demamnya udah turun meskipun belum sembuh total, Jonan juga jadi pendiem banget. Makan secukupnya, minum secukupnya, gak lagi megang pena dan kertas buat gambar, bicara juga gak pernah lagi terhitung udah enam hari menuju tujuh. Bahkan di hari ketiga kemarin, Jonan mengalami dehidrasi dan harus dapet satu labu infus. Untungnya gak sampe harus dirawat inap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fly Trough The Clouds
FanficTerpaut usia yang jauh, single parent tiga anak, dengan segala kekurangannya, siapa peduli? Hasbi tetap pada prinsipnya untuk mencintai dan mengubah hitam menjadi biru. memberikan pembuktian bahwa malam dan siang bukan hanya tentang hari, bahwa gu...