21 : Ikatan anak kembar

834 143 55
                                    

"Hael minta salah satu dari anak-anak ikut sama aku, Hael yang akan merawat salah satu dari anak kita,"

Sora dan Juna kembali melakukan obrolan empat mata di luar rumah, tepatnya di tempat biasa keluarga Irawan bersantai sambil minum kopi. Sore melemparkan senyum manisnya ke arah Juna dengan tatapan ramahnya. Kemudian Sora melemparkan pertanyaan lain. "Kenapa harus? Dan apa yang bisa membuat aku melepaskan salah satu anak aku buat kalian?"

"Kamu udah mulai seenaknya di sini padahal kamu bukan apa-apa, cuma karena kamu udah jadi istri tuan muda dikeluarga Irawan, kamu berlagak layaknya ratu yang gak bisa di bantah. Coba ingat-ingat Ra, ibaratkan barang, kamu barang bekas yang aku pake terus aku buang setelahnya. Hasbi yang mungut kamu gak seberapa terhormat dibanding aku kan?"

"Lantas, aku harus gimana? Memaafkan kamu ternyata percuma ya Jun, kamu gak akan pernah bisa berubah. Jangankan berubah, menyadari apa kesalahan kamu aja kamu gak bisa,"

"Etika macam apa yang kamu ajarkan ke anak-anak? Selain melukai ayah kandungnya sendiri, Jonan juga berani bentak aku dengan tegas dan mutlak. Aku tanya sekarang, Jonan mau jadi apa kedepannya kalo dia terus bersikap kaya gitu? Sadik juga tumbuh jadi anak yang nakal, bandel dan gak nurut, dia cuma bisa main dan berantakan. Lalu Sadam, dia sakit yang sakitnya gak akan bisa disembuhkan. Cara kamu membesarkan anak-anak itu salah Ra. Dalam artian, kamu gak becus,"

"Better , dari pada seseorang yang gak pernah membesarkan mereka tapi minta mereka buat jadi jaminan masa depannya. Kamu dan Hael gak bisa punya keturunan, siapa yang akan ngurusin kamu di masa tua? Dan liat," Sora natap Juna dari atas sampai bawah, sambil ketawa sinis. "Kamu bukan apa-apa, kamu juga gak punya apa-apa buat jaminan masa tua kamu. Salah satu dari anak aku, gak akan pernah mengeluarkan sepeserpun uang atau tenaga buat ngurusin hidup kamu, aku pastiin itu. Kenapa? Karena mereka tau ditangan siapa mereka tumbuh, dan ditangan siapa Maminya menderita,"

Satu tamparan mendarat di pipi putih Sora, tapi kali ini Sora mengeraskan tawanya. "Tangan kamu masih seringan dulu, Jun. Aku udah terbiasa sama tamparan dan pukulan kamu sampe aku gak bisa ngerasain apa-apa lagi. Tapi, bukannya selalu ada harga yang harus dibayar buat setiap perbuatan ya?"

"Biarin Sadik tinggal dan tumbuh sama Hael habis itu aku gak akan ikut campur urusan kamu lagi. Kita sama-sama ringan, kamu bisa fokus ke Sadam dan Jonan tanpa harus mikirin Sadik. Beban kamu berkurang satu,"

"Orang tua mana yang menganggap anaknya beban Jun? Cuma kamu yang kaya gitu, karena cuma kamu orang tua paling bajingan di dunia ini,"

Satu lagi tamparan yang di dapatkan Sora di pipi sebelahnya, kali ini disertai cengkraman erat di dagu Sora. Dulu Juna terbiasa ngasih hukuman kaya gini ke Sora ketika Sora membantah atau melawan, dan Juna merasa sekarang pun dirinya harus ngelakuin hal yang sama, berharap Sora jera dan mau nurutin keinginannya.

"Jangan sampe aku menghalalkan segala cara yang bisa merugikan kamu ya Ra!"

"Aku gak pernah ya protes ataupun ganggu kamu waktu kamu ngambil semua yang jadi hak aku. Tapi kalo itu  tentang anak-anak, selagi aku  masih hidup, gak akan pernah aku kasih ke kamu. Darah cuma darah Jun, bukan segalanya,"

Sora pun beranjak pergi ninggalin Juna, bahkan disaat semuanya udah dirasa selesai, Juna tetep jadi bagian yang paling ngeselin buat Sora. Kadang Sora mikir, dulu dirinya kenapa sampe mau dinikahi Juna? Sora pusing, butuh meditasi, mandi air hangat aroma terapi kayanya seru, dari pada harus meladeni Juna.

Juna sendiri kesel dan marah, gak terima sama apa yang Sora dapatkan sekarang. Terlebih, Sora gak ngasih kesempatan ke anak-anak buat mengenal dirinya secara mendalam.
Juna masuk ke dalam rumah, karena emang niatnya ke sini buat ngambil berkas fisik milik Papa yang ketinggalan, cuma kebetulan ada kesempatan jadi Juna menyempatkan diri buat ngobrol sama Sora. Kebetulan juga, Sadam dan Sadik libur karena acara internal sekolah jadi Juna pengen ketemu mereka karena kangen banget. Kalo Jonan sih sekolah, dianter Hasbi tadi pagi.

Fly Trough The CloudsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang