10. Percobaan Pembunuhan

856 135 4
                                    

- KINGDOM FAMILY -

Setelah mengganti baju dan mengobati luka bekas cambukan tadi Jennie mengajak Yeonjun main di taman. Hitung-hitung membayar janji yang dulu sempat ia ingkari.

Dari dulu Jennie tidak suka sama anak kecil dan itulah alasan mengapa dia menjadi anak tunggal. Tapi sekarang, 10 pangeran senantiasa menempel padanya terlebih si kecil Yeonjun, baby Mingyu dan baby Jisung.

Jennie POV

Dari kejauhan ku lihat Yeonjun berlari membawa setangkai bunga berwarna putih di genggaman kecilnya. Aku tidak tau pasti bunga apa itu tapi dia sangat cantik. Senyuman lebar di wajah mungilnya tak pernah luntur ketika kami bersama. terkadang ia membuatku lupa kalau dia bukanlah anak kandungku.

Penyebab kami dekat adalah saat ia dibully oleh saudara- saudara lainnya sebab dulu ia lambat bicara. Karena itulah ia selalu dikucilkan. Aku selalu melihat dia menyendiri dan menarik diri dari orang-orang.

Setelah lama ku perhatikan, aku memberanikan diri mendekatinya. Wajah terkejutnya masih terekam jelas di memoriku. Sangat imut dan menggemaskan.

"K-kau" kagetnya tergagap.

"Kenapa sendirian? Saudaramu sedang bermain petak umpet disana" ucapku membuat wajahnya semakin lesu.

"Mereka tidak menyukaiku"

"Kenapa begitu"

"Karena aku cacat" dahiku berkerut dengan alis menukik tajam. Anak ini sangat sempurna di mataku.

"Cacat bagaimana? Ku lihat kau sangat sempurna"

"Aku lambat bicara dan mereka mengatakan ku monster"

"Monster?" Pikiran anak-anak bau kencur itu memang sempit. Apa hubungannya lambat bicara dengan monster.

"Coba dekati dulu. Siapa tau mereka berubah pikiran dan mau mengajakmu bermain" nasehatku memberikan anak ini motivasi.

Dan dia menuruti saranku. Aku melihatnya berlari mendekati saudaranya dan saat aku berbalik pergi. Aku mendapati dirinya menjadi sasaran empuk bully saudaranya. Segera ku hampiri dan lerai. Semenjak itulah hubungan kami menjadi dekat.

Lamunanku ditarik ke alam nyata tatkala tangan Yeonjun menepuk pelan pipiku.

"Eomma gwenchana?" Aku mengangguk kecil dan mengulas senyum.

"Aku bawakan bunga khusus buat Eomma" ujarnya tersenyum lebar menghangatkan hati.

"Gomawo" aku menerimanya dan menghirup aroma bunga itu.

"Lihatlah ada si mandul dengan si cacat" pandangan kami spontan menoleh ke sumber suara.

Di depan pintu taman, 10 orang pangeran datang bersama wajah songongnya. Itu adalah anak dari para selir. Cuma mereka yang membenciku sementara putra mahkota sangat menghormatiku.

"Eomma" Yeonjun memelukku karena takut.

"Eoh pangeran" jawabku menyapanya.

"Daddy benar-benar bodoh menikahi wanita mandul sepertimu dan Mommy malah takut kalau wanita sepertimu melahirkan penerus Bolters"

"Jaga sopan santunmu pangeran. Aku juga ibumu" pangeran sombong itu malah tertawa sumbang mengejek ucapanku.

Mendadak mereka mengeluarkan pedangnya dan menyerang ku. Aku gelagapan dengan serangan tiba-tiba itu apalagi aku bertarung dengan tangan kosong.

"Coba lawan kami kalau kamu memang sangat hebat"

Yeonjun mundur dan pergi entah kemana. Tak lama kemudian ia datang membawa kakak-kakaknya.

"Dasar pengecut!" Aku menoleh ke belakang saat mendengar teriakan menggelegar Yoshi.

Ia datang bersama 6 pangeran lainnya untuk menolongku.

"Kalau berani lawan kami bukan Eomma"

"Gak usah bulshit! Kalian bersatu aja masih kalah"

"Eomma mundur biar kami yang lawan mereka" titah Jake dan aku pun mundur. Tetapi sebelum itu terjadi aku merasakan benda tajam menancap perutku.

Jennie POV End

Sebuah pedang menusuk perut Jennie. Wanita itu tumbang sembari memegang pedang tersebut.

"Eomma" ketujuh pangeran memekik histeris.

Pangeran Yoshi mendekati Jennie lebih dulu. Ingin mencabut pedang itu tetapi ditahan olehnya.

"J-jangan tinggal-kan s-sidik jari-mu" ucap Jennie sebelum menutup rapat matanya.

Tidak ada waktu menangis, mereka kompak membawa Jennie ke kamar dan memanggil tabib. Kini semua orang berkumpul di kamar Jennie menatap ia tengah ditangani.

"Bagaimana ini bisa terjadi" Limario menuntut penjelasan kepada putranya.

"Kami tidak tau pasti Daddy. Saat kami sampai di taman kami melihat Eomma di keroyok oleh Wonwoo, Sehun Vernon, dkk" jelas Hyunjin.

"Sebelumnya dia bersama siapa?"

"Yeonjun" kini pandangan semua orang berpusat kepadanya.

"Kami sedang bermain di taman lalu mereka datang mengatakan Eomma mandul dan aku cacat. Kita tidak menganggu mereka tapi mereka menyerang Eomma. Karena aku takut Eomma kenapa-napa aku memanggil Hyungnim untuk membantu dan hiks" Yeonjun terisak kecil. Dia menggantung ucapannya. Melihat itu Limario segera menyamakan tingginya dan mengangguk meyakinkan Yeonjun.

"Mereka membunuh Eomma" Limario lantas memeluk Yeonjun guna menenangkan putranya dan membisikkan beberapa kalimat penenang.

"Tenang eoh Eomma pasti akan selamat. Dia wanita yang kuat" mata bulatnya melirik Jennie dibalik punggung Yeonjun. Sejujurnya ia ragu dengan ucapannya tadi melihat banyaknya darah yang keluar.

Kini pandangan Limario beralih ke tersangka. Tatapannya satu itu menggelap dan tajam menghunus mata mereka.

"Persiapkan diri kalian sebelum ku beri hukuman berat" peringat Limario.

"Dan satu lagi. Jangan sekalipun mendekati istriku. Gelar putra mahkota kalian ku cabut. Pangeran sejati adalah pangeran yang melindungi rakyat dan keluarga" kata Limario panjang lebar.

"Yang mulia anda mendengarkan saya" sang tabib terlihat panik.

"Ada apa?"

"Pedangnya beracun raja" mata Limario membola. Lekas ia naiki ranjang Jennie.

Wajah Jennie membiru dan kejang-kejang. Limario menempatkan tangannya di perut Jennie untuk menahan laju darah.

"Jennie sadarlah! Buka matamu"

"Jennie Xaviera Bruschweiler!" Jeritan Limario menggema di ruangan berlapis emas tersebut.

Jennie berhenti kejang-kejang. Tangannya terkulai lemas.

"Yang mulai, ratu telah meninggalkan kita semua"




Tbc

Kingdom Family ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang