20. Dua Limario

978 153 16
                                    

- KINGDOM FAMILY -

Presensi gagah perkasa Limario memasuki halaman istana bersama kuda hitam tunggangannya. Meloncat dari kuda kemudian lanjut melewati aula kerajaan.

"Jen" sang empu yang punya nama menoleh. Bibirnya mengatup mendadak pucat.

"J-jangan Lim, aku mohon jangan bunuh bayiku" langkah Jennie menyeret mundur. Karena tak memperhatikan jalan dirinya tersandung kaki sendiri.

"Jennie-ya" panik Limario mengikis jarak guna membantu istrinya berdiri.

"Hiks jangan. Aku mohon jangan lakukan itu dia tidak salah"

Dahi Lim berkerut tipis, dilihatnya tubuh mungil Jennie bergetar hebat serta ekspresi penuh ketakutan.

"Kau boleh memukulku tapi jangan bunuh bayiku" gumaman lirih Jennie berdengung menghantar pendengaran. Limario dibuat bingung setengah mati mengapa istrinya memberikan reaksi seperti itu.

Tak berselang lama, tubuh mungil itu ambruk ke samping membuat Limario terhenyak.

"Jennie!" Bergegas ia selipkan tangan di lutut dan ketiak Jennie kemudian ia bawa ke kamar.

"Gimana tabib, apa istriku baik-baik saja?"

"Ratu terlalu stress yang mulia. hal itu membuat peredaran darahnya tidak lancar ke otak sehingga pingsan"

"Lalu apa yang harus aku lakukan?"

"Jangan buat dia tertekan. Ibu hamil biasanya sangat sensitif"

Selepas kepergian tabib tadi kini menyisakan Jennie dan Limario di kamar berdua. Sejauh mata memandang, ini kali pertamanya Limario melihat Jennie selemah ini. Muka chubby yang biasanya kemerah-merahan itu berubah pucat serta badannya yang kurusan.

"Engh" Jennie perlahan membuka mata. Langit-langit kamar tampak familiar di memorinya. Ini adalah kamarnya bukan kamar Yeonjun.

"Junie, Haru" bibir lemahnya mengabsen satu-satu nama putranya.

"Mereka tidak ada" sorot matanya turun ke sosok pria dibawah kakinya. Disana Limario duduk memijat kakinya lembut.

Spontan Jennie menarik kakinya dan mundur terpojok di kepala kasur. hendak kabur tetapi kakinya lemah.

"Pergi!" Sergah Jennie.

"Sayang kamu kenapa sih?"

"Akkhh" kedua tangannya memegang kepala yang terasa sakit dihantam benda berat.

"Waegure Jennie-ya" berniat menyentuh tapi ia tarik lagi tangannya. Teringat ucapan tabib bahwa ia tidak boleh membuatnya tertekan.

Merasa dirinya tidak aman jika terus disini, Jennie menyeret paksa kakinya menjauhi Limario.

Kaki-kaki mungil itu lari tanpa arah. Kemanapun asalkan jauh dari jangkauan Limario. Tak sadar bahwa ia lari terlalu jauh hingga sampai di ruang keluarga. Disana berkumpul istri Limario lain beserta ibu suri Minyoung. Mata Jennie menyipit, Limario ada ditengah-tengah lautan istrinya.

"Hey ratu Jennie, bergabunglah bersama kita" selir Tzuyu menyadari kehadiran Jennie.

Limario yang tadinya fokus mengobrol ikut teralih. Turun dari panggung kemudian mendekati Jennie.

"Ngapain berdiri sendiri disini, mau ku jemput dulu hah" bisik Limario menjilati telinga Jennie.

"Kau semakin nikmat saat hamil"

"Emmmhh" Jennie hampir kehabisan napas akibat ciuman panas Limario.

"Yak hentikan!" Tangan Jennie ditarik dan pindah posisi ke pelukan dada bidang lain.

"Berani-beraninya kau menyentuh istriku"

Dua Limario berdiri saling berhadapan di matanya. Jennie tidak percaya. Apa dia sedang mimpi.

"Sayang kau tidak apa-apa, apa yang dia lakukan padamu"

"Dia menciumku hiks mana suamiku yang sebenarnya" mata sembab itu terus berderai mendongak memindai dua wajah tampan itu.

"Aku sayang, dia adalah kembaran ku namanya Liam"

"Enak saja. Akulah Lim yang sebenarnya dan dia Liam" bantah Liam atau Lim membuat Jennie pusing.

"17 tahun kita berumah tangga kau pasti sangat mengenal diriku, Uri mandu"

"Lim" lirih Jennie membuat bibir tebal Limario melukis senyuman manis. Mandu, adalah panggilan kesayangan yang Lim buat untuk Jennie.

Lekas Jennie benamkan wajahnya di dada bidang Limario. Ada rasa hangat yang ia rasakan ketika memeluknya.

"Kau kemana saja selama ini, dia ingin membunuh bayi kita" Jennie memberi jeda kalimatnya, bibirnya mulai terisak bila mengenang kejadian beberapa bulan ini.

"Dia juga menyetubuhiku sampai milikku berdarah, memukulku jika melawan dan membuangku ke kandang babi. Aku disiksa Lim" Tangan Limario terkepal kuat. Amarahnya membuncah di ubun-ubun. Kilatan marah dimata hazelnya dapat membelah tubuh siapapun lewat tatapan saja.

"Dia mengandung bayi perempuan Lim! Dan bayi itu harus mati jika kau tidak mau anak itu menggulingkan kekuasaan mu" Jennie mengurai pelukan. Mendongak melihat wajah Lim. Takut, jika Lim akan marah jika mengetahui bayi yang dikandungnya perempuan.

"Jangan bunuh bayiku Lim, aku mohon" tubuh Jennie mundur takut-takut. Keduanya sama-sama menyeramkan bagi Jennie.

"Perempuan?" Ulang Lim sedangkan Liam tersenyum miring.

"Jangan hiks akkh"

"Sayang gwenchana" panik Limario memegang lengan Jennie. Perutnya sedikit kram sejak pagi.

"Jangan mendekat"

"Aku gak bakal nyakitin kamu maupun bayi kita sayang" bujuk Lim lembut. Jennie tetap menggeleng. Bisa saja saudara kembar ini bekerjasama menipunya.

"Kalian pasti bekerjasama ingin membunuhnya"

"Anniya. Aku menyukainya Jennie, aku tidak akan mungkin membunuh putri yang selama ini sangat ku dambakan" Jennie masih belum percaya. Ucapan Limario tidak bisa dia telan mentah-mentah.

Sorot mata Jennie mengikis luka. Lim terhenyak. Dadanya sakit melihat pemandangan pilu itu.

Dengan gerakan cepat, Jennie masuk dalam balutan tubuh kekar Limario.

"Jika kau tidak menerimanya. Biar aku pergi membawa anak-anakku. Aku janji gak bakal ganggu kamu lagi" gumam Jennie semakin menikam dalam jantungnya. Berusaha menahan rasa sakit yang menyiksa, bola mata Lim melelehkan cairan bening.

Tangan besarnya mengusap baby bump sang istri. Mengecup puncak kepalanya dan membelai rambut sepinggang Jennie.

"Justru aku berterimakasih karena kau memberiku anak perempuan. Aku tidak peduli soal kekuasaan yang penting anak dan istriku sehat. Jangan pernah berpikiran untuk pergi. Aku gak bisa hidup tanpamu"

"Tapi aku tidak setuju" Liam menyahut membuat Lim membalikkan badan.

"Sayang, kamu mundur dulu eoh cari tempat aman"



Bugh



Tbc

Bukan Limario asli gaes tapi kembarannya

Kingdom Family ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang