14. Hari Pertama Sekolah

746 120 1
                                    

- KINGDOM FAMILY -

Hari pertama di sekolah Jennie dibawa keliling sekolah dalam masa perkenalan lingkungan sekolah. Disini tidak hanya diajarkan membaca, menulis dan berhitung tapi juga berkebun.

"Jen" Jennie spontan menoleh pada orang yang memanggil namanya.

"Wae?"

"Sepertinya kita harus ganti nama agar penyamaran kita berhasil"

"Nama kamu Jero aku Liam"

"Idih gak mau! Namaku Jean"

"Up to you"

"Sok Inggris Lo kutil biawak" sewot Jennie menyentil jidat lebar Lim.

"Kamu bisa kalem dikit gak sih" Limario tertekan oleh sikap istrinya yang setiap hari seperti kayak anak kecil dan mengajaknya berantem.

"Hey kamu anak baru silahkan maju ke depan" tiba-tiba Jennie diminta maju ke depan kelas oleh guru membuatnya gelagapan. Sebagai seorang suami yang baik Limario merapikan sedikit penampilan Jennie.

"Kumisnya rapihin" ucap Limario setengah berbisik menggunakan gerakan tangan.

"Kerjakan soal ini" satu bibir Jennie terangkat keatas. Soalan mudah itu mah kecil. Gak cukup semenit dia udah selesai jawab.

"Udah pak" suaranya dibuat berat layaknya laki-laki. Jennie harus pandai bermain peran supaya selamat.

Selesai belajar di dalam ruangan mereka beralih mengerjakan tugas lainnya yaitu mencari kayu bakar, berkebun dan membuat batu bata.

Hidup sebagai laki-laki ternyata tidak semudah yang ia bayangkan. Jennie terpaksa harus melakukan pekerjaan berat dan kotor.

"Lim ah capek banget kamu aja yang ngangkat" Jennie udah selonjoran di tanah dengan tubuh dibanjiri peluh. Bisa-bisanya seorang ratu dan putri mahkota disuruh ngangkat kayu.

"Punyaku juga berat" Lim menolak padahal di dalam hati menahan tawa sebab kelakuan istrinya itu yang kayak bocah.

"Ck, pelit amat sama istri sendiri. Yang ku suruh bawa kan kayunya bukan aku" tanpa beban dan dosanya Jennie melimpahkan kayu bawaannya di punggung Limario membuat pria itu melongo.

"Semangat suamiku" kata Jennie mencubit pelan pipi Limario. Dia jalan duluan meninggalkan Limario dibelakang bersama penderitaannya.

Sembari membawa kayu di punggung, Limario tersenyum malu disepanjang jalan.

"Hei, kalian yang baru datang tolong bantu mereka menangkap belut" baru sampai di halaman sekolah. Jenlim disuruh menangkap belut. Ngadi-ngadi memang bapak berkumis melintang itu, dia belum tau kalau yang dia suruh itu adalah raja dan ratu Korea.

"Bentar pak, capek banget baru pulang dari hutan" kata Jennie meminta waktu untuk mengistirahatkan kaki mungilnya.

"Kamu pikir cuma kamu aja yang capek kita semua juga belum istirahat sejak tadi" mendengar suara pria tua itu meninggi Limario mengepalkan tangannya.

"Ya gak usah ngegas juga kali" cicit Jennie sangat pelan.

"Kajja Liam" ajak Jennie menggandeng tangan Lim.

"Ini kita nyari belutnya dimana Lim, kotoran semua disini" kata Jennie.

"Ini lumpur bukan kotoran Jean"

Lim mendekati Jennie dan mengajari wanita bangsawan itu bagaimana caranya menangkap belut. Karena selama ini selalu terkurung dalam istana yang penuh kemewahan.

"Kau lihat lubang-lubang kecil ini" Jennie mengangguk dengan mata memperhatikan telunjuk Lim.

"Itu artinya ada belut di dalamnya dan cara kita menangkapnya adalah seperti ini" Limario mempraktekkannya. Ia menggali lubang belut itu sampai belutnya muncul dan kemudian menangkapnya.

"Yeay dapat satu" seru Jennie bertepuk tangan dan melompat kecil.

"Lagi-lagi" pintanya antusias.

"Sekarang giliranmu" mata Jennie memindai sekitar pematangan sawah. Dan tak jauh dari tempatnya berdiri, dia menemukan sebuah liang belut.

Jennie mencontoh yang Limario contohkan tadi. Awalnya ia kesusahan menangkap si belut karena tubuhnya sangat licin tapi semakin sering melakukannya ia semakin hebat.

"Daebak banyak juga hasil tangkapan kita" kata Jennie melihat ember plastik bawaannya.

"Cuma 3 ekor aja bangga, kita satu ember" sahut orang lain membuat Jennie menoleh.

"Gak nanya!"

Usai dari sawah mereka semua mandi dan sebagian orang lagi memasak makan malam.

Kamar mandinya penuh. Lim jadi bingung mau masuk duluan atau bersama Jennie.

"Kau ayo mandi bersamaku" seorang pria datang-datang merangkul bahu Jennie yang sedang mengipas wajahnya.

"Anni kau saja dulu" ucap Jennie sedikit tidak nyaman. Kentara sekali dari ekspresi wajahnya.

Limario yang melihat itu tentu tidak tinggal diam. Dia tidak bodoh membiarkan istrinya mandi bersama pria lain. Dia saja yang sudah dua tahun menjadi suaminya belum pernah melihat tubuh seksi Jennie.

"Ayo masuk" Limario menarik tangan Jennie ke dalam sebuah kamar mandi.

"Apa-apaan aku tidak mau mandi bersamamu" kata Jennie ingin keluar.

"Mandi bersamaku atau pria itu" ancam Limario membuat pergerakan Jennie terhenti.

"Tunggu apalagi mandilah"

Walau malu dan ragu Jennie melepas wig dan kumisnya dulu baru baju.

"Jangan diliatin"

"Kenapa harus malu, kita sudah sah menjadi suami istri"

Memanfaatkan keadaan, Limario mendekati Jennie sampai keduanya berjarak beberapa senti. Limario membantu membuka pakaian Jennie.

"Lim jangan disini nanti hmpph,-" ucapan Jennie terhenti karena Limario mengecup bibir ranumnya dan perlahan melumatnya lembut.

Sementara tangan lainnya melepas bra dan dalaman Jennie mereka mandi bersama dan menghidupkan kran air agar tidak ketahuan.

"Bibirnya sangat manis. Pulang dari sini akan ku robek keperawanan mu itu" batin Limario penuh nafsu. Untuk saat ini dia hanya bisa meraba tubuh istrinya.

"Kau sangat cantik" ucap Limario memeluk Jennie. Kulit mereka saling bersentuhan dibawah sinar mentari.

"Pulang dari sini berikan milikku hum" Jennie cuma diam menikmati pelukan hangat Limario. Dia masih shock dengan aksi panas Limario yang tiba-tiba tadi.

Limario mengurai pelukan ketika sadar mereka terlalu lama di kamar mandi sementara masih banyak yang ngantri diluar.

"Sini ku gosok punggungmu" Limario menyabuni tubuh Jennie sambil mengigit kuat bibir bawahnya. Rasanya tidak tahan lagi menuntaskan hasratnya tapi Limario masih punya malu dan otak.

"Sekarang giliranmu" ujar Limario meminta Jennie menggosok punggungnya. Saat kepalanya menunduk, Jennie segera menutup matanya.

"Kau malu" kekeh Limario saat Jennie tak sengaja melihat kemaluannya.

Setengah jam di kamar mandi mereka keluar dan makan malam. usai makan malam, mereka tidur beralaskan tikar bambu dan bantal dilantai dingin.

Limario menjadikan lengan berototnya sebagai bantalan buat Jennie. Saat memastikan semua orang tidur, Limario merapatkan tubuhnya ke Jennie dan memeluknya.






Tbc

Kingdom Family ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang