'Tit' 'Tit'
"Emh ... "
Seorang gadis membuka matanya perlahan demi perlahan. Masih dengan piyama serta rambut acak-acakan khas bangun tidur. Terdiam sejenak sebelum beranjak.
Taufan mendudukkan dirinya di atas kasur. "Wellcome Selasa," gumamnya. Ia merentangkan kedua tangannya ke atas.
"Hoamm ...."
Gadis itu menyibak selimutnya, memakai sendal rumahannya lalu segera melangkah menuju pintu.
"Na na na~"
'Clek'
"BUM!"
"AAAAA! BLAZE!"
Taufan terperanjat melihat Blaze yang berdiri didepan pintu kamarnya. Tangannya mengusap dadanya yang naik-turun akibat terkejut.
"Dah rapi lo?"
"Hu'um." Blaze menjawab seraya melangkah menuju ruang santai diikuti oleh Taufan.
"Btw kok pintu lo gak dikunci?"
Taufan menaikkan satu alisnya ketika mendengar penuturan dari Blaze. "Maksudnya? Perasaan udah gw kunci deh," jawabnya.
Blaze mendudukkan dirinya di sofa seraya membuka televisi milik sang sahabat. "Gak, tadi gw buka gak di kunci," balasnya.
Taufan mencoba mengingat-ingat semalam. "Ah, kemaren setelah gw beli mie instan gw lupa ngunci pintu," kekehnya. Blaze mendelik, mendengar jawaban Taufan.
"Lo makan mie apa? Awas aja pedas."
Taufan meneguk ludahnya, melihat tatapan Blaze yang begitu tajam. "E-enggak pedas kok, bener." Taufan mengacungkan jarinya membentuk tanda peace.
Blaze beranjak, menuju kearah dapur. Ia menatap tong sampah yang berada di samping kiri kompor, bermaksud mencari bungkus plastik bekas mie yang Taufan makan. Helaan nafas lega keluar dari mulutnya.
"Awas aja lo sampe makan makanan pedas," peringatnya.
"Enggak, gw gak makan pedas kok walau pengen," jawab Taufan.
Blaze mengangguk, percaya dengan sahabatnya. "Mandi gih, ntar telat kesekolahnya."
"Oke! Tunggu ya!" Taufan segera beranjak menuju kamarnya, mengambil handuk dan pakaian ganti lalu segera menuju kamar mandi yang tak jauh dari sana.
•••
Pelajaran Fisika sedari tadi telah di mulai. Para siswa-siswi kelas unggulan 2 kini tengah menyimak penjelasan dari guru mereka.
"Paham semua?"
"Paham bu!" Serempak siswa-siswi di kelas itu menjawab.
Sang guru menutup buku paketnya. Menatap jam tangannya, waktu pelajarannya tersisa 5 menit. "Baiklah anak-anak, saya ingin mengecek pemahaman kalian untuk pelajaran saya." Sejenak terdiam. "Saya akan membagikan kelompok, pelajari materi pada bab ini, minggu depan kelompok yang saya suruh maju akan mempresentasikan hasil kerja mereka," jelas sang guru.
Bu Devi -Guru Fisika mereka segera menuliskan nama-nama kelompok di papan tulis secara acak. Semua siswa-siswi memperhatikannya, berharap mereka satu kelompok dengan anak-anak yang pintar pada pelajaran ini.
"Semoga kita satu kelompok ya," harap Blaze.
Taufan melirik lalu kembali menatap papan tulis, ia tak terlalu berharap, toh ujungnya ia akan satu kelompok dengan Blaze.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love, but... [HALITAU]
Fiksi RemajaHalilintar x fem!Taufan ----------------------------------------------------- Hanya kisah romantis anak SMA dengan sedikit bumbu drama. Note: ✓Karakter milik MONSTA, saya hanya meminjamnya. ✓Budayakan vote dan komen. ✓No Plagiat. ✓Cerita di buat han...